"Bro, this game getting boring. I'm going to drunk myself." Ujar Mark. Meraih botol whisky nya dan membuka tutup nya, membuat suara letupan, mengeluarkan asap. Dia menenggak minumannya langsung dari botol nya. Diikuti oleh Jasmine. Whoa, dia mulai terbawa oleh pengaruh alkohol yg sudah ia minum. Well, total gelas alkohol yg dia minum sudah 5. Kami sudah bermain sekitar setengah jam. Sementara Adam yang flirty terhadap Kelsey membuatku memutar mataku. Paul sedang memasak sesuatu di dapur karena aku yang menyuruhnya, dengan terpaksa ia terima.
"Slow down, woman." Aku memperingatkan Jasmine, yang tentu saja dia abaikan. Aku menemukan Niall menjalarkan tangannya ke tanganku. Aku langsung menepis tangannya.
"Yo what the heck!"
"I can't help it!" Niall berteriak. Aku mengabaikannya karena aku teringat sesuatu.
Aku meraih ponselku dari saku celanaku dan membuat panggilan. Aku menjauhkan diriku sedikit dari mereka, lalu menempelkan ponselku di telinga. Panggilanku terjawab.
"Dave, aku mau uangnya Jaxon sekarang." Aku berbicara kepada salah satu anak buahku.
"Sekarang?"
"Apakah aku mengatakan tahun depan?"
"Tidak, boss."
"Aku mau uang itu sekarang! Ini sudah dua hari menjelang tiga. Jika dia belum membayar besok, bawa dia padaku."
"Bagaimana jika dia-" aku tidak mendengar kata-katanya lagi saat aku merasakan tangan melingkar di tubuhku dan meraba perutku di luar T-shirt ku. Aku menoleh kebelakang dan melihat Jasmine yang mencium bahuku dan menggigitnya.
"Your smell so good." Bisiknya, tangannya menjalar ke depan celanaku tepat di bagianku. Fuck.
"Dave, I'll talk to you later." Aku memutuskan sambungan dan me-lock ponselku lalu meletakkan nya di meja. Aku membalikkan tubuhku sehingga menghadap Jasmine.
"Jasmine, you're drunk." Aku memperingatkannya. Bukannya aku tidak mau dengannya, tetapi aku tidak mau jika dia menyesal ketika dia sadar nanti bahwa dia telah ditiduri olehku.
What happened to me? It's like you care so much to her.
"I know." Dia terkikik, lalu memajukan wajahnya ke dadaku dan menciumnya kearah atas sampai leherku. Membenamkan wajahnya di leherku dan menciumnya, menggigit kecil dan menghisapnya.
"Jasmine." Aku memperingatinya sekali lagi, tetapi di abaikan olehnya. Aku memejamkan mataku, mencoba menahan, but Fuck it.
Aku menempatkan tanganku di pinggangnya, membuat Jasmine mendongak kearahku. Aku langsung menubrukkan bibirku ke bibirnya. Menarik tubuhnya lebih dekat denganku dan menggendongnya. Tangannya berlari ke rambutku dan meremas nya. Dia mengejutkanku dari cara dia menciumku. Melahap seluruh bibirku. Menghisapnya, dan memainkan lidahnya dengan nafsu, memainkan piercingku sesaat. Mengeluarkan suara desahan yang tertahan dari mulutnya.
Aku melangkahkan kakiku, masih menggendongnya. Membawa kami berdua ke kamarku. Membuka pintunya dengan punggungku dan menutupnya dengan kakiku. Aku membawa Jasmine ke kasur dan merebahkan tubuhnya diatas kasurku. Membuka T-shirt ku dan mensejajarkan posisiku diatasnya, menyangga tubuhku dengan lutut dan tanganku. Salah satu tanganku mengusap pahanya sementara bibirku menemukan kulit lehernya, bermain disana. Jasmine mendongakkan kepalanya, memberikan ku akses lebih, tangannya mencengkram lemah lengan atasku. Salah satu tanganku merambat ke kaki jenjangnya, mengusap pahanya sampai ke paha bagian dalam lalu bertemu di bagian sensitive nya. Dia mengenakan mini skirt berwarna hitam, for your information. Jadi jariku langsung bertemu dengan underwearnya. Aku mengelusnya dengan jariku dari luar underwearnya, membuat Jasmine menggeliat dibawah sentuhanku dan melingkarkan kakinya di pinggangku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost
FanfictionJason McCann, laki-laki yang tidak pernah merasakan menjadi normal layaknya orang-orang pada umumnya. Dia punya segalanya, tetapi satu hal yang masih belum ditemukannya. Perasaan nya. Perasaan nya hilang. Bahkan belum pernah ditemukan. Warning : thi...