Prolog - Day 1

199 22 14
                                    

Jessie hampir saja terlambat. Ia berjalan sangat terburu-buru dan segera bergabung dengan barisan murid lainnya.

"Halo semua!" sapa salah seorang kakak kelas berwajah oriental. Raut mukanya tegas namun terlihat bersahabat.

"Pertama, saya akan memperkenalkan diri terlebih dahulu. Nama saya.."

Bruukk!

Sebuah bahu seseorang terasa menabrak punggung Jessie. Gadis itu menoleh dan menemukan seorang lelaki yang juga tengah mengaduh sakit. Ia terlihat kerepotan membawa tasnya.

"Biar gue bantu," tawar Jessie.

Lelaki itu tampak membiarkan Jessie membantunya dengan tanpa menjawab. Setelah ia meletakkan tasnya dan ikut berbaris, lelaki itu pun menjawab Jessie.

"Makasih ya!"

Jessie hanya mengangguk. Ia tidak ingin meladeni lelaki ini. Karena lelaki ini lah, Jessie jadi kehilangan momen sesi perkenalan kakak kelas berwajah oriental itu. Gadis itu geram karena sang pembicara sudah berganti dengan orang lain. Dimana kakak kelas berwajah Asia itu? Jessie belum tahu namanya!

"Siapa nama loe?" tanya lelaki itu.

"Jessie."

"Nama yang bagus! Nama gue Ashton."

"Ya."

"Loe ngambil jurusan apa?"

"Seni musik."

"Oh, gue juga ngambil jurusan seni musik. Kita mungkin bisa satu kelas!"

"Kebetulan banget ya!" Jessie berusaha tertarik pada perkenalan pertamanya ini.

Hanya berjarak beberapa menit saja, lelaki itu kembali mengajak Jessie bicara.

"Loe jangan sampai deket sama kakak kelas yang satu itu, apalagi kenal sama dia," ucap Ashton dengan cara berbisik sambil menunjuk senior yang sedang berbicara.

"Emangnya kenapa?" kali ini diakui atau tidak, Jessie merasa tertarik untuk menjawab.

"Dia itu brengsek. Namanya Luke. Dia biasa ngajak kencan siapa aja, tapi nggak pernah memacari salah satunya. Kata orang-orang sih dia itu gay. Buat nutupin, dia ngajak kencan cewek tanpa memacarinya."

Jessie hanya nyengir dan bergidik. Ganteng-ganteng kok gay?

"Nah, kalau loe pingin deket sama senior, deketin aja cowok berwajah Asia itu!"

Jessie langsung mencari-cari orang yang dimaksud. Matanya menemukan cowok itu tengah berdiri dan berbincang dengan senior perempuan. Itu dia cowok yang membuat Jessie terpana pertama kali. Dia nampak bahagia dan senyumannya sangat manis.

"Siapa namanya?"

"Hey, kalian yang di belakang! Sini!" bentak salah seorang senior. Dada Jessie berdetak tak karuan ketika Luke ternyata menunjuk dirinya. Oh tidak! Kenapa dia harus berurusan dengan gay?

7 Days - Luke HemmingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang