Setelah hura-hura inaugurasi dan drama duet di dalamnya selesai, kegiatan kampus kembali berjalan seperti seharusnya. Hari ini, Jessie memiliki kelas yang sama dengan Ashton. Mereka bahkan sudah saling berkirim pesan untuk janjian di kantin sebelum masuk.
"Jess, gimana perasaan loe setelah tahu kalo Luke itu beneran gay?" celetuk payah Ashton pagi ini hampir membuat Jessie tersedak milkshake-nya.
"Apaan sih loe, pagi-pagi begini udah ngomongin gay," Jessie memutar bola matanya dan kembali fokus pada milkshake-nya.
Ashton hanya tertawa melihat respon Jessie. Nampaknya menggoda Jessie akan menjadi hobi baru cowok berambut ikal itu.
"Ton, gue duluan ya! Mau ke perpus dulu," ucap Jessie seraya meninggalkan Ashton setelah menepuk pundaknya.
"Yah, katanya mau masuk bareng," rengek Ashton.
"Yaelah, masuk sendiri kenapa sih, nggak bakal ada yang nyulik loe kali," ucap Jessie sambil berlalu.
Niat awalnya adalah Jessie ingin ke perpustakaan. Tapi jika ditengah jalan ia berjumpa dengan sesuatu yang membuatnya penasaran, maka pergi ke perpustakaan akan menjadi pilihannya yang terakhir.
Cukup ramai para mahasiswa bergerombol mengelilingi sesuatu membentuk lingkaran besar. Sifat kepo Jessie terkadang muncul tanpa dapat dicegah.
"Permisi, numpang lewat. Maaf, permisi."
Jessie berusaha menerobos untuk melihat apa yang sebenarnya sedang menjadi tontonan mahasiswa-mahasiswa kurang kerjaan ini. Ya, walaupun Jessie mendapatkan umpatan karena dirinya memaksa untuk menyingkirkan beberapa mahasiswa demi melihat sesuatu yang telah mencuri perhatiannya.
Wow! Calum. Catherine. Berdua. Ngapain?
Calum terlihat berdiri pada lututnya di depan Catherine. Terdapat buket bunga yang berada dalam dekapan Catherine. Raut wajah mereka berdua terlihat bahagia? Canggung? Entahlah, Jessie tidak bisa mengartikannya. Yang dia heran adalah kenapa Calum berlutut di hadapan Catherine?
Calum tersenyum, senyuman yang selalu membuat Jessie ingin berteriak histeris. Tapi tidak untuk kali ini karena suasana yang tampak hening, walaupun ada banyak mahasiswa. Kemudian Calum terlihat berusaha mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Dan hal itu membuat Catherine menutup mulutnya karena terkejut, begitu pula dengan Jessie.
Cincin. Calum mengeluarkan cincin. Tapi untuk apa? Pikiran Jessie sudah merambah ke mana-mana.
"Caty, aku tahu aku nggak sempurna. Maka dari itu, aku ingin agar kamu melengkapiku agar kita berdua menjadi sempurna."
Manis sekali. Sayangnya Calum mengatakannya kepada Catherine, bukan Jessie. Untuk sementara, keheningan masih menyelimuti lingkaran ini. Dan hati Jessie malah berteriak gusar.
Dengan satu tarikan napas, Calum kembali berbicara, "will you marry me?"
Apa? Demi langit, bumi, dan seluruh isinya, kenapa Calum melamar Catherine? Jessie bahkan tidak tahu jika mereka berpacaran. Dan Calum melamar senior galak itu di depan matanya?
Hancur. Hancur sudah. Calum melamar Catherine. Sekali lagi, Calum melamar Catherine. Catherine dilamar Calum. Calum, orang yang selama beberapa hari ini menjadi moodbooster Jessie. Jessie sudah kehilangan kesempatan sebelum dia mencoba mendekati Calum.
Dengan hati yang berantakan, gadis itu mundur beberapa langkah sebelum akhirnya berlari entah kemana. Cukup bagi Jessie, ia tak mau mendengarkan jawaban apa yang akan dilontarkan Catherine untuk Calum. Cukup.
Entah mengapa begitu melihat kejadian tadi, kecepatan lari Jessie berubah menjadi sangat super. Ia bahkan tidak peduli telah menabrak berapa orang yang dilaluinya. Ia juga tidak berhenti berlari melewati lorong-lorong, menerobos kerumunan orang. Ia baru berhenti setelah menabrak seseorang dan seseorang itu menahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Days - Luke Hemmings
Fanfiction[Completed] 7 days is too long time. -Luke 7 days is too short time. -Jessie Tunjukkan karyamu❤