Semua orang tampak berlalu-lalang dan sibuk dengan urusan masing-masing sementara acara belum dimulai. Jessie tampak duduk di sebuah kursi dan memandang lurus ke panggung besar inaugurasi. Beberapa kali ia mengedarkan pandangannya untuk mencari seseorang. Namun semua orang tampak seperti siluet-siluet berjalan karena tertimpa sumber cahaya tunggal dari atas panggung.
"Ashton!" teriak Jessie pada seseorang. Sebenarnya ia tidak yakin jika orang itu adalah Ashton. Tapi apa salahnya mencoba.
Laki-laki itu terlihat berjalan mendekati Jessie. Semakin dekat, Jessie semakin yakin bahwa orang itu bukanlah Ashton. Ashton tidak setinggi itu!
"Hay, Jess?" sapa orang itu.
"Eh, hay Michael!"
Jessie merasa bahwa dua jam ke depan akan berakhir tidak mengenakan karena pertemuannya dengan Michael sebagai awalan.
Michael dengan rambut bercat warna langit itu tanpa disuruh telah menduduki kursi di samping Jessie.
"Kamu sendirian aja?" tanya Michael.
"Iya, lagi nunggu temen."
Michael mengangguk. Cowok gempal itu kembali fokus melihat ke arah panggung. Sementara Jessie berkali-kali memencet tombol call pada ponselnya, berharap Ashton akan mengangkat.
Karena keburu kesal, akhirnya Jessie menulis pesan singkat dengan terburu-buru.
Jessie : Gila! Anjir loe dimana coeg? Please please cepet ke depan panggung! Yaelah Ton! Gue takut diculik!! Daddy help me! Bangke lah&;;(_:
"Kamu kenapa?" tanya Michael tiba-tiba. Mungkin dia heran melihat gelagat Jessie yang seperti cacing kepanasan.
"Eh, hmm nggak pa-pa kok," Jessie tersenyum kecut.
Gadis itu kembali menatap layar ponselnya. Hatinya bersorak ketika melihat notifikasi bertuliskan nama Ashton.
Ashton : Bentar, gue lagi cebok. Lagian siapa sih yang mau nyulik loe? Palingan cuma Luke😁
Jessie hanya nyengir membaca balasan Ashton. Ia tidak tertarik untuk membalasnya lagi.
Jessie melirik Michael yang terlihat tengah melambai-lambaikan tangannya. Duh, udah kayak artis aja nih orang!
"Jess, aku duluan ya! Udah dipanggil sama temen."
"Oh iya iya."
Huh! Jessie mengelus dadanya karena lega.
Tiba-tiba saja terdengar suara terbahak-bahak yang seratus persen membuat Jessie terkejut. Ternyata Ashton sudah muncul dari belakang Jessie.
"Dari seorang gay, sekarang loe udah berpaling sama Goku?"
"Apaan sih loe," ucap Jessie seraya menoyor dahi Ashton.
"Btw, dia siapa? Gebetan baru?"
"Bukan, dia temen lama gue. Dia kuliah di sini juga."
"Oh, jadi, pilih dia atau Luke? Atau pilih gue?" ucap Ashton seraya menaik-turunkan alisnya.
"Apaan sih, loe!" Jessie kembali menoyor dahi Ashton.
"Hey, Jess."
Suara itu lagi. Suara yang tidak asing bagi telinga Jessie untuk beberapa hari ini.
Ashton dan Jessie spontan menoleh ke belakang, dimana sumber suara itu terdengar. Dan spontan saja Jessie terpaku begitu melihat sepasang mata biru yang berkilauan tertimpa cahaya panggung.
"Hey, Kak Luke!" sapa Ashton dengan suara yang sengaja dibuat seimut mungkin.
Luke hanya tersenyum pada Ashton dan dia kembali berpaling pada Jessie. Dia tidak terlihat seperti seorang gay, rasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Days - Luke Hemmings
Fanfiction[Completed] 7 days is too long time. -Luke 7 days is too short time. -Jessie Tunjukkan karyamu❤