SIANG itu menggetarkan hati, menyapu pipi menjadi merah, lemas. Namun siapa yang berdaya? Kesal, yang aku harapkan si sapaan bukan si lirikan.
Rindu pun aku simpan dengan rapinya di loker hatiku. Hingga setelah satu bulan lebih tak bertemu dengannya, hari ini aku bertemu, rasanya ingin sapanya. Namun apa daya?
Aku harap dia yg memulai. Menatap pun aku tak bisa, sungguh dengan kemudahan menatap aku tak sanggup. Sehingga, menunduk tetap dan selalu menjadi Pilihan terbaikku jika berjalan.
Mengapa tak pernah berani menyapaku? Apa kau memiliki rasa, asa, dan harapan juga pada Asye?
Kesallll sekali rasanya. Menikam dan rindu selama 30 hari namun ketika bertemu menatap saja tak sanggup. Sapa saja tak ada.
Untuk saat ini, dayaku hanya sebatas doa.
----
Remaja memang selalu unik dalam berekspresi, polos dan unik. Seperti Asye dan Hasyalft, 2 remaja beranjak dewasa yang unik, kompleks, namun sederhana. Mmmm gimana ya? Susah dijelaskan, makanya dibuang serpihan-serpihan sajak, cerpen, dan prosa. Semuanya amatir tapi bisa dibaca meski kadang agak geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reendo
PoetryAku tidak bisa mengatakannya kepada siapapun, makanya aku tulis di sini. Sajak dan prosa tentang perasaan. Disempilkan juga cerita pendek. #SudutPandangAsye Author by Windya Fajira