Jika hidup tentang cinta.
Aku ingin bertanya, mengapa riskan pada patah hati?
Tidak, ini bukan tentang cinta pada lawan jenis saja. Pada orang tua, guru, kerabat, dan teman. Kita berhubungan satu sama lain dengan ikatan yang beragam. Tapi, rasanya yang murni dan membahagiakan memang karena cinta. Bukan begitu, aku tidak sepaham itu dengan cinta dan rentetan perlakuannya. Tapi aku sedikit pernah patah berkali-kali.
Percayalah, cinta tidak otomatis hadir karena kamu orang yang cerdas dan berprestasi, cinta tidak otomatis hadir karena kamu cantik atau pun tampan, tidak. Juga cinta tidak otomatis hadir karena kamu baik hati dan berbudi.Aku pernah membaca buku sirah Muhammad SAW, di dalamnya ada penjelasan bahwa ada 100 ekor unta yang semuanya tentu saja bisa dipelihara, tapi sayang hakikatnya dari 100 unta hanya satu atau dua unta saja yang cocok denganmu dan bisa kamu pelihara.
Artinya, cinta itu sebuah kata yang tidak terdefinisi, kecocokan seseorang dengan orang lain tidak bisa diprediksi, baik dalam lingkup keluarga yang menyebabkan timbulnya pilih kasih. Dalam lingkup pendidikan yang menimbulan murid kesayangan dan juga pilih kasih. Dalam lingkup pertemanan yang menimbulkan kelompok-kelompok kecil atau biasa disebut "geng".
Cinta sendiri memang sangat aneh, tidak bisa ditebak. Orang bahagia dalam sekejap, saat itu juga bisa sedih mendalam karena cinta. Karena ibu atau ayahnya pilih kasih misalnya. Aneh memang, saat kita banyak melihat orang-orang depresi karena cinta. Jangan salah, bukan karena patah hati saja, banyak juga mereka yang depresi karena mereka butuh perhatian, kasih sayang, hangatnya pelukan dari orang-orang terdekat tapi kebutuhan mereka tak kunjung dipenuhi, ini fakta, jangan disepelekan bahwa peka terhadap perasaan orang lain juga sangat dibutuhkan.
Memangnya mengapa seorang dokter harus se-ramah itu?
Tidak lain, karena kejiwaan manusia se-sensitif itu.Jepang dengan angka bunuh diri tertinggi di dunia, dengan negara yang maju juga ternyata tidak menjamin bahwa kehangatan bisa didapat di dunia yang maju. Tetap saja hati manusia tidak bisa terkalahkan oleh canggihnya robot, tetap saja kesendirian manusia tidak bisa begitu saja sembuh dengan ramainya sosial media.
We care, We hug, we are sibling in humanity.
****
Jika setiap luka bisa kutunjukan, ku yakin, hari-harimu akan tertikam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reendo
PoetryAku tidak bisa mengatakannya kepada siapapun, makanya aku tulis di sini. Sajak dan prosa tentang perasaan. Disempilkan juga cerita pendek. #SudutPandangAsye Author by Windya Fajira