18 Juni 2017.
_______________Buka Bersama Alumni di SMA, posisiku baru naik ke kelas 12, tentu saja dia seorang mahasiswa Kedokteran semester 2.
Dalam satu tahun aku bertemu dengannya 2x kalau beruntung, kalau tidak? Ya satu kali cukup.
Begitulah sugesti yang aku doktrin ke pikiranku. Kalau tidak ketemu sama sekali juga sudah biasa.Tahun ini aku bertemu denganya 2 kali, pertama untuk menonton film dan makan bersama, kedua saat buka bersama alumni. Di nomor 2, namanya juga keberuntungan dan kita tipe orang yang jaga jarak sebelum waktunya, tentu saja kita hanya saling menyapa sekadarnya seolah hanya adik dan kakak kelas seperti biasa.
Tahun depan aku menjadi mahasiswa, dengan kesibukanku dan dirinya nanti, aku tidak tahu apakah pertemuan itu bisa ada atau seperti biasa hanya berbicara via pesan teks dan suara, atau video call.
Sehingga aku anggap ini pertemuan yang harus mengesankan, hari ini aku tampil beda, ingin sedikit tidak biasa. Tapi nyatanya aku memang terbiasa dengan kesederhanaan. Setelah pakai bedak malah dihapus lagi. Setelah pakai pakaian yang agak beda malah ganti pakai pakaian serba polos dengan kerudung segi empat corak.
Saat itu, temanku berkata "Asye, tadi pas kamu diam dia melihat kearahmu terus." Sesekali aku pun tak mau kehilangan kesempatan melihatnya, sampai pada titik mata kami saling menyapa, sudah saatnya kami pulang dan mengucapkan hati-hati.
______________Hal yang paling membenak dihati bukanlah keseharian yang harus berjauhan ratusan kilometer, tapi aku merasa sesak ketika bertemu dan harus kembali terpisah.
Tapi entah mengapa setelah hampir 3 tahun ini rasaku tidak pernah berubah, dia tetap membuat aku merasa nyaman, bahagia, dan semangat.
Sabarlah hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reendo
PoetryAku tidak bisa mengatakannya kepada siapapun, makanya aku tulis di sini. Sajak dan prosa tentang perasaan. Disempilkan juga cerita pendek. #SudutPandangAsye Author by Windya Fajira