Pagi itu, jam sudah menunjukkan pukul 09:00, namun, guru mata pelajaran belum juga datang mengisi kelas. Tiga puluh murid yang berada di kelas sebelas IPA lima itu kemudian membentuk kelompoknya masing-masing. Ada yang bersenandung ria meskipun suaranya jauh dari kata bagus, ada yang sibuk menggunjing anak kelas lain, ada yang sibuk menonton sesuatu dari laptop di pojokan kelas, dan ada juga yang sibuk bermain kartu.
Suasana yang semulanya ribut layaknya pasar tradisional langsung berubah sehening kuburan saat seorang guru lelaki bertubuh tegap melangkah masuk ke dalam kelas bersama dengan seorang gadis yang kontan membuat seisi kelas tersentak kaget.
"Lho?! Kok Gadis ada dua?!"
"Gadis punya kembaran?!"
"Bedanya Gadis bajunya nggak pernah rapi, yang di depan rapi banget."
Yang disebut namanya langsung mengangkat kepala, menatap lurus gadis yang memiliki paras mirip dengannya itu, saat mata mereka saling bertemu, si pemilik nama Gadis Faristya Haris itu menyungging senyum penuh kemenangannya.
Setelah berdehem singkat, guru bertubuh tegap yang merangkap sebagai wali kelas sebelas IPA lima itu langsung membuka suara, "Hari ini kelas kita kedatangan murid baru dari Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Dia adalah saudara kembar dari teman kalian, Gadis. Bapak harap kalian bisa bantu dia menyesuaikan diri di sini. Ayo perkenalkan diri kamu."
Perempuan berambut cokelat tua itu kemudian mengangguk paham.
"Assalamualaikum," ujarnya membuka pembicaraan.
"Waalaikumsalam," koor seisi kelas tanpa terkecuali.
"Perkenalkan, nama aku Teduh Saristya Haris. Kalian bisa panggil aku Teduh. Semoga kita bisa jadi teman baik kedepannya, dan aku minta bantuannya untuk menyesuaikan diri di sini. Wassalamualaikum."
Di akhir kalimatnya, pemilik nama Teduh itu menyungging senyum manisnya yang langsung membuat kaum pria kelas sebelas IPA lima terpesona dan kaum hawanya berdecak, antara kagum dan tak percaya.
🌜•🌛
Kini Gadis, dan Teduh duduk di kantin sambil masing-masing memusatkan titik fokus pada semangkuk Soto yang masih mengepul.
Soto yang disantap Gadis ditambah tiga sendok sambal super pedas tanpa sayur, sementara Soto yang disantap Teduh hanya bercampur kecap manis dengan ekstra sayur. Keduanya menikmati makan siangnya dalam keheningan, sampai tiba-tiba seorang gadis bertubuh tinggi datang menghampiri keduanya, dan mengambil tempat tepat di samping Gadis.
"Gue boleh gabung, 'kan?" tanyanya riang.
"Sekalipun gue nggak izinin lo duduk di sini, lo pasti tetep duduk di sini kan?" ketus Gadis tanpa mengalihkan pandangan dari Soto santapannya.
"Iya, emang. Kaya nggak tau gue aja. Eh, hai Teduh! Kita belum sempat kenalan pas di kelas tadi. Kenalin, gue Reviana Arsintia. Gue sohibnya Gadis," cerocos Revia sembari mengulurkan tangan kanannya pada Teduh yang duduk di seberangnya.
"Eh? Aku Teduh," balas Teduh sembari menyambut uluran tangan Revia dan menjabatnya erat.
"Dis, dia adik lo atau kakak lo?" tanya Revia pada Gadis yang kini tengah menenggak Es tehnya tanpa menggunakan sedotan.
"Gue kakak, dia adik," jawab Gadis cepat.
"Pantes dia kalem, nggak kaya lo, urakan," cibir Revia pada akhirnya.
"Sialan. Sahabat macam apa lo ini?" gerutu Gadis sembari memutar bola matanya malas.
"Gue nggak pernah ngebayangin kalo lo punya kembaran, Dis. Kapan-kapan kita hangout bertiga ya?" seloroh Revia yang baru saja menyelesaikan kunyahan Telur Lilit pesanannya.
"Ntar pulang sekolah ke Starbucks yuk," ajak Teduh.
"Ngapain jauh-jauh ke Starbucks sih, Duh? Di depan sekolah ada Cafe tempat nongkrong anak muda gitu, murah lagi," timpal Gadis cepat.
"Boleh deh, boleh." Teduh langsung mengangguk, menyetujui usulan kakak kembarnya.
"Gue diajak nggak?" tanya Revia ragu-ragu.
"Ya iyalah, kan tadi kamu yang ngajak hangout bertiga," jawab Teduh sambil mengulas senyum manisnya.
Hanya dalam sepersekian detik, wajah Revia langsung berubah sumringah mendengar jawaban yang diuntai Teduh. "Yeay!" soraknya kegirangan.
"Jangan le--"
"Gue gabung di sini ya? Nggak ada tempat lagi." Suara bass itu menginterupsi, membuat Gadis tak sempat menyelesaikan kata-katanya.
"Elang!" seru Revia kaget.
Tanpa menunggu persetujuan Gadis, pemuda yang dipanggil Elang oleh Revia tadi langsung mengambil tempat tepat di samping Teduh.
Elang memutar kepalanya ke samping, ke arah Teduh. Teduh yang merasa diperhatikan ikut menoleh, membalas tatapan Elang dengan tatapan bingung.
"Hai, Teduh," sapa Elang sambil melambaikan tangannya di depan Teduh. Pemuda itu memasang cengiran kuda, membuat Gadis yang duduk di seberang langsung mendengus kasar.
"Gue Elang. Kita sekelas kok, gue duduk di deretan belakang, jadi wajar kalo lo nggak begitu ngenalin gue," tambah Elang.
Tatapan Teduh jatuh pada name tag yang terbordir rapi di seragam putih bersih milik pemuda itu. Elang Alaric.
"Hati-hati sama dia, Duh. Playboy kelas kakap tuh," kata Revia sambil bergidik ngeri.
Seusai Revia berucap demikian, Elang langsung beralih menatap Revia dengan mata yang hampir melesat dari tempat semestinya.
Alih-alih merasa takut, Revia malah membalas delikan Elang dengan cekikikan.
"Jodoh lo tuh, Rev," seloroh Gadis yang baru saja menandaskan soto pesanannya.
"Ish," decak Revia sembari memukul pundak Gadis.
"Amit-amit, kaya nggak ada yang lebih bagus aja," timpal Elang pula.
Kata-kata Elang tadi kontan membuat emosi Revia tersulut begitu saja, dan hal itu tentu membuahkan perdebatan antara Elang dan Revia. Sementara Gadis bertugas untuk mengompori Revia dan Elang, agar perdebatan di antara keduanya tak selesai begitu saja.
Teduh yang memang sengaja memilih untuk membungkam pun mengedarkan pandangan ke sekeliling. Sehingga tiba-tiba saja pandangan Teduh tertambat pada sosok pemuda berkacamata yang sedang berbincang dengan teman semejanya. Wajah pemuda berkacamata itu tampak familiar di mata Teduh.
Teduh gelagapan sendiri saat pemuda yang ia tatap itu berpaling dan menatap lurus ke arahnya. Mau tak mau, Teduh langsung kembali memusatkan titik fokusnya pada Gadis, Revia dan Elang.
🌜•🌛
KAMU SEDANG MEMBACA
Rendezvous
Teen FictionBercerita tentang sekelompok remaja yang terjebak dalam labirin bernama friendzone. Beberapa dari mereka memilih untuk mencoba melarikan diri dari labirin, sementara beberapa lebih memilih untuk menyerah dan hanya menikmati plot labirin tersebut. ...
Wattpad Original
Ada 9 bab gratis lagi