Bab 11

3.5K 356 1
                                    


BAB 11

Luna masih betah di tempat tidur meski suara Adam Levine dari kamar Mbak Sita menembus mulus ke kamarnya yang masih tertutup rapat. Ia melirik jam di atas meja dan dengan sekali gerak ia sudah bangkit duduk di atas ranjangnya. Cewek itu menguap berkali-kali, mengucek matanya yang masih perih, dan dengan sempoyongan turun dari ranjangnya.

Setelah menghabiskan waktu hampir sepuluh menit di kamar mandi, Luna kembali ke ranjangnya dan merebahkan lagi tubuhnya. Baru beberapa menit ia kembali jatuh tertidur namun ia segera kembali membuka kelopak matanya saat ada gedoran di pintu kamarnya.

"Luna? Lo di dalam?"

Itu suara Tara. Butuh waktu beberapa detik bagi Luna untuk kembali mengumpulkan semua nyawanya lalu berjalan ke pintu.

Tara langsung menghambur masuk saat Luna baru saja membuka pintunya beberapa senti, cewek itu agak terjengkang ke belakang saat Tara berlalu di depannya.

"Lo ya...lo..." Tara mengacungkan jarinya di depan Luna. "Lo pengkhianat!" sambungnya lagi. Luna yang masih belum pulih kesadarannya butuh waktu beberapa detik untuk mencerna kata-kata Tara.

"Lo...dan Mas Kalan?" jerit Tara tertahan. Keningnya berlipat tanda bahwa ia masih tidak percaya dengan apa yang baru dikatakannya.

"Aku...ada apa sih Ra?" Luna mulai sadar apa yang terjadi. Ya, Tara tahu hubungannya dengan Kalan dan entah dari siapa tapi kalau memang Tara sudah ada di sini sekarang maka memang sudah saatnya Luna berterus terang.

"Jangan bohong lo ya. Lo dan Mas Kalan? Gue..gue..." Tara menyeka keningnya berkali-kali artinya dia masih belum percaya dengan apa yang sudah diketahuinya.

"Iya Ra, apapun yang kamu dengar tentang aku dan Mas Kalan punya hubungan. Itu semua..."

"Harusnya gue dengar dari lo sendiri!" potong Tara marah.

"Aku tahu. Aku minta maaf. Kamu tahu nggak? Butuh waktu lama buat aku mikir tentang hal ini. Untuk jujur sama kamu mengenai Mas Kalan..aku.."

"Dan gue tahu dari Mas Bintang!" jerit Tara. Matanya masih memandang marah ke arah Luna. "Dan semalaman Mas Bintang terus ngomongin lo. Luna beginilah. Luna begitulah. Seakan-akan dia cemburu sama hubungan lo."

Luna duduk di atas ranjangnya dengan perasaan bercampur aduk. Bingung, marah dan bersalah.

"Lo dan Mas Bintang..." Tara menelan ludahnya."jangan bilang kalian pernah punya hubungan." Tatapan menuduh Tara tak lepas menghujam Luna yang hanya bisa menunduk.

"Tara...plisss.." Luna berkata setengah berbisik.

"Jawab gue. Jujur sama gue!"

Luna menarik napas berat, beberapa detik berpikir, dan kalimat yang berat sekali ia ucapkan dan sudah lama ia tahan itu akhirnya terucap.

"Aku dulu suka sama Mas Bintang."

"Gue nggak percaya." Tara menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Dengerin aku dulu Tara."

"Gue nggak mau dengar. Selama ini lo terus bohong sama gue."

"Aku nggak pernah bohong sama kamu. Aku suka Mas Bintang tapi dia suka sama kamu dan kamu juga suka dia."

"Kenapa lo nggak pernah bilang tentang perasaan lo itu. Kita sahabat kan?"

"Karena kamu nggak pernah nanya. Dan karena itu nggak penting. Karena kalian saling suka jadi buat apa orang tahu perasaanku."

DEAR...   [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang