Part 10: Diet Competition?

2.2K 159 1
                                    

~Author  POV~

  Naomi bersiap berangkat sekolah. Padahal dia baru pulang jam 4 pagi tadi dari rumah sakit. Dia menunggu kelima sahabatnya. Sampai orang tua mereka masing-masing datang. Sampai tadi pagi, mereka belum sadarkan diri dari pingsan mereka. Kata dokter sih hanya demam. Hanya saja, karena demam mereka yang tinggi, mereka belum sadarkan diri. Seingat Naomi, mereka kehujanan. Tapi tak selama yang dikira dokter. Mom menjelaskan pada Naomi bahwa gerimis itu baru saja turun saat mom membangunkannya. Dan hujan deras waktu itu baru datang saat Naomi turun kebawah dan tepat berada di depan pintu. Tak mungkin itu langsung membuat mereka sakit. 

   Naomi juga baru menyadari, badan mereka agak kurus. Apa mereka jarang makan? Naomi memutuskan akan menanyakannya pada para mom nanti. Yang lebih penting sekarang adalah sekolah. Hari ini ada ulangan sejarah dan kimia. Segera Naomi memakan sarapannya dan meminum susunya. "Mau aku antar?" tanya Edward. Mungkin dia ingat, akhir-akhir ini Naomi berangkat lebih pagi sendirian dan karena saat ini kelima sahabatnya sedang sakit. "Sure." jawab Naomi. "Tapi aku mau kerumah Gemma dulu ya?" balas Edward. Naomi mengangguk. Setidaknya dia tidak perlu boros uang hari ini.

    Naomi menunggu Edward dimobilnya. Sampai saat dia datang dengan Gemma. Naomi duduk ditengah. Karena permintaan Edward. Gemma masuk dipintu depan berbarengan dengan Edward. "Hai Naomi. Terimakasih telah menunggu Harry hingga pagi." ucap Gemma. Naomi tersenyum. "Harry sahabat ku. Santai saja Gemma!" jawab Naomi. Gemma tersenyum. "Siap semuanya?" tanya Edward. "READY!!!" teriak Gemma dan Naomi serempak. 

    Saat di jalan, Gemma berbicara ditelepon. Naomi dan Edward tahu kalau itu dari Aunty Anne. Sesaat kemudian, dia mematikan sambungan. "Ada apa?" tanya Naomi yang bisa menebak apa yang tadi Gemma dan Aunty Anne bicarakan. "Harry dan yang lain terkena tipes." jawab Gemma. Naomi terkejut. "Tipes? Bagaimana bisa?" tanya Naomi tak percaya. "Entahlah. Tak heran. Mereka itu suka melakukan hal aneh. Asal kau tahu, mereka pernah berlomba-lomba bergelantung paling lama dirumah pohon saat kelas 1 SMP. Dan akhirnya mereka semua jatuh dan mengalami luka yang lumayan parah." jawab Gemma mengangkat bahu. "Wah, mereka gila sekarang." celetuk Edward. "Mereka memang gila. Yang tadinya kukira Liam tidak akan mengikuti mereka, ternyata aku salah besar. Maksudku, tipe Liam itu anak yang baik. Ternyata, disisi lain dia sama gilanya dengan yang lain." ucap Gemma. Naomi hanya terkekeh. Mereka memang seperti itu dari dulu. Selalu membuat khawatir. Seperti kemarin saja. Mereka nekat kehujanan demi permintaan maaf mereka diterima. Tapi jika yang sekarang, menurut Naomi sudah berlebihan. "Sudah sampai Naomi." ucap Edward. 

       Naomi tersadar dan sudah mendapati mobil Edward sudah berhenti didepan sekolahnya yang besar itu. "Jangan khawatirkan mereka! Mereka sudah terbiasa menyakiti diri mereka." ucap Gemma terkekeh yang sepertinya bisa membaca pikiran Naomi. Naomi tertawa. "Apa mereka masih belum sadar?" tanya Naomi. "Iya Naomi. Mereka masih belum sadar. Kata dokter juga, mereka terlalu lelah." jawab Gemma. "Oh, yasudah. Ed, sepulang sekolah aku mau kerumah sakit lagi ya?" izin Naomi. Edward mengangguk.  "Sure. Lagipula, sepulang kuliah kami juga akan kesana. Iya-kan Gemm?" ucap Edward. Gemma mengangguk. "Tapi mungkin agak malam. Karena kami memiliki jadwal tambahan." ucap Gemma. "Tak apa. Aku akan senang hati menunggu kalian disana." ujar Naomi. Naomi segera membuka pintu. Namun tak jadi karena Gemma memanggilnya. "Naomi, tunggu!" panggil Gemma. Naomi menoleh. "Apalagi Gemm?" tanya Naomi bingung. "Mereka sudah dipindahkan kekamar rawat. Mereka semua disatukan disatu ruangan. Kamar 481 lantai 4." lanjut Gemma. Naomi mengangguk mengerti. "Baiklah. Terimakasih infonya. Sampai bertemu nanti." ucap Naomi yang langsung keluar.

      Gemma membuka jendelanya. Edward dan Gemma tersenyum sambil melambaikan tangan. Kemudian Edward melajukan mobil mereka. Naomi melangkahkan kakinya agak lesu. Disamping masih mengantuk, hari Seninnya kali ini terasa sepi. Kelima sahabatnya kini terbaring belum sadarkan diri dengan demam yang tinggi. Hingga Naomi memasuki kelasnya. Lalu duduk ditempatnya. Dia hanya diam saja. Emma yang sudah datang terlebih dulu menyikut Naomi. Naomi hanya menoleh sambil tersenyum tipis. "Tumben kau datang jam segini? Tak biasanya?" tanya Emma. Naomi hanya mengangkat bahunya.  "And what is that? Panda eyes?" tanya Emma lagi. "Pinjam kaca mu!" seru Naomi. Emma memberikan kacanya. "Urgh, ini pasti gara-gara aku kurang tidur semalam." gerutu Naomi.

Between Me and The BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang