Part 7: Who Is She?

2.3K 155 4
                                    

~Naomi POV~

   Aku sedang berada dikantin bersama kelima sahabatku. Kami sedang sarapan bersama. Mom dan dad ku masih di Paris. Besok baru pulang. Jadi, bagaimana bisa aku sarapan dirumah kalau Edward dan aku sendiri tak bisa memasak? Untung sahabat-sahabat ku ini memang berlangganan sarapan di kantin sekolah. "Kau memesan apa Harry?" tanyaku bingung. Pesanannya tak kunjung datang. "Aku pesan roti bakar. Tapi aku bingung, tak biasanya pesanan ku lama sekali?" balas Harry. "Harry tak dianggap." celetuk Louis. Harry melemparkan garpu kearah Louis. "Hei, kalau aku terluka bagaimana?" tanya Louis sok sedih. "Masa bodoh. Yang penting aku baik-baik saja." jawab Harry acuh. "Ini masih pagi. Bisakah kalian tidak bertengkar?" tegurku. "Sorry." jawab Louis. "Yang membuat salah sudah meminta maaf." ucap Harry. Aku hanya menggelengkan kepala.

    Aku menikmati pancake ku yang sesekali di comot Niall. "Berhenti merampok sarapanku!" seruku kesal. Niall hanya nyengir mempelihatkan gigi-giginya. "Lanjutkan makan kalian!" seru Liam. "Alright daddy." ucapku dan Niall berbarengan. Tiba-tiba suara seseorang memecah kehangatan sarapan bersama kami. "Apa salah satu dari kalian memesan roti bakar?" tanya suara itu yang ternyata seorang gadis. "Iya itu aku. Kenapa- Selena?" ucap Harry. Aku terlonjak kaget. Harry suaranya besar sekali? "Selena Gomez? Apa kabar kau?" tanya Louis. Gadis itu mengangguk. "Aku baik semuanya. Bagaimana kabar kalian?" balasnya. "Kami baik." jawab Zayn.

     Aku melihat sesuatu yang beda diantara mereka. Tatapan mereka lembut kepada gadis bernama Selena ini. Mereka menatapnya seperti menatapku. Maksudku, mereka akan menatap seseorang, seperti halnya teman sekelas wanita biasa saja. Namun, cara mereka menatap gadis ini berbeda. Mereka menatapnya seperti menatap ku, sahabat mereka. Namun aku merasakan lebih lembut. Selena itu sudah duduk saja. Dan aku didiamkan pada akhirnya. "Niall, Selena makin cantik bukan?" tanya Harry sambil menggoda Niall. Kuperhatikan, Niall tersenyum dan pipinya merah merona. Apa maksudnya itu?

    Ya, aku tidak suka Niall seperti itu. Kalau jujur, ya, aku cemburu. Aku cemburu. Niall bilang dia menyukaiku. Tapi kenapa perasaan ku bilang, Niall juga punya perasaan pada Selena ini. Ah, apa yang sebenarnya terjadi saat ini?

    Tak terasa, 15 menit sudah aku diangguri. Dan kini bel masuk berbunyi. Mereka beranjak bersama Selena itu. Aku? Ditinggal. Aduh, Selena itu siapa sih? Mengambil hati sahabat-sahabatku saja. Aku masih terduduk sekarang. Kesal dengan mereka. "Ayo! Nanti kau terlambat masuk kelas." ucap Liam. Suaranya lembut. Dia mengulurkan tangannya. Aku menyambutnya. Well, sebenarnya aku mengharapkan Niall. Tapi tak apa, Liam juga lelaki dan sahabat terbaikku. "Jangan cemberut gitu! Kami tak pernah melupakan mu Naomi." ucap Liam lagi. Dia selalu seperti bisa membaca pikiran dan merasakan perasaan ku. "Aku tidak apa. Aku ke kelas dulu ya? Bye daddy." ucapku sambil melambaikan tanganku. Yang kulihat terakhir kali, Liam tersenyum melihat tingkahku. Dia memang daddy ku. 

****************************************************************************

      Aku dan Emma mengobrol bersama hingga Miss Montgomery datang. Bersama gadis bernama Selena itu. Seketika mood ku berubah. Aku masih kesal dengannya. Gara-gara dia, sahabat-sahabatku menghiraukanku. "Students, kita kedatangan murid baru. Miss Gomez, you can introduce your self!" seru Miss Montgomery. "Hello guys, my name is Selena Gomez. I was living in Texas. Mungkin ada yang sudah kenal aku? Well, ku harap kita berteman dengan baik semuanya." ucap gadis itu. "Miss Gomez, kau bisa duduk dibelakang Miss Jones!" seru Miss Montgomery. Apa? Dibelakang ku? Yang benar saja?

     Dia celingak-celinguk mencari aku mungkin. "Yang mana Miss Jones?" tanyanya. Aku mengacungkan tanganku. Dia tersenyum. Aku membalasnya, terpaksa. Dia menuju kearah ku. Tepatnya tempat di belakangku. Emma memberikan sebuah kertas kepadaku disaat gadis itu baru mendarat ditempat duduknya. Aku membuka kertas itu.

Between Me and The BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang