Part 11: Giselle, Charlie, Raphael, Walter, Joe, and Alex

2.7K 156 2
                                    

~Author POV~

   Naomi berjalan dikoridor rumah sakit dilantai 4 menuju kmar 481. Dengan membawa bunga angrek dan boneka teddy bear kuning. Ini hari ketiga Niall, Liam, Louis, Harry, dan Zayn sakit. Dan demam mereka masih tinggi. Serta mereka masih belum sadarkan diri. Namun masih ada reaksi seperti mengigau. Karena besok tanggal merah, Naomi memutuskan untuk menginap disana menemani kelima sahabatnya itu. Dokter sendiri bilang, bahwa dia dan beberapa suster yang menangani ini sangat khawatir dengan kondisi mereka yang cederung biasa saja, malah agak memburuk. Saat hendak memasuki kamar kelima sahabatnya itu, Naomi melihat anak kecil perempuan, berlari sambil menangis. Gadis kecil itu duduk dibangku koridor. Lalu tangannya menutupi wajahnya. Dia memakai baju pasien rumah sakit ini.

    Naomi yang tadinya ingin masuk kedalam, tertahan karena memperhatikan gadis kecil itu. Naomi memutuskan untuk menghampirinya. "Hai cantik, sedang apa kau disini? Dan kenapa kau menangis?" tanya Naomi yang duduk disebelah gadis kecil itu. Gadis kecil itu menangis sesenggukan. Namun tak lama, dia mendongakkan wajahnya. "Aku tak mau disini. Aku mau pulang. Tapi mommy dan daddy tak mengizinkan aku pulang. Aku kesepian. Sahabat ku tak pernah datang." jawabnya masih sambil menangis. "Aww, jangan menangis lagi sayang. Aku yakin, sahabatmu pasti datang." hibur Naomi. "Bagaimana kau bisa tahu mereka akan datang? Mereka tak pernah datang kesini menjengukku." ujar gadis kecil itu.

"Sahabat pasti akan datang, disaat kita membutuhkannya. Menjadi bahu untuk kita menangis. Menjadi kakak yang disayangi. Menjadi seseorang yang membantu kita saat kita terjatuh." jawab Naomi.

"Kau bohong."

"Aku tidak bohong manis. Kau tahu alasan aku kesini malam ini?"

    Gadis kecil itu menggeleng. "Memangnya alasan mu apa?" tanya gadis kecil itu. "Sebelumnya, siapa namamu?" tanya Naomi. "Giselle. Giselle McArtie. Kau?" balas gadis itu. Naomi tersenyum. "Aku Naomi Jones. Panggil saja aku Naomi." ujar Naomi.

"Panggil aku Giselle. So, alasanmu apa?" balas Giselle.

"Sahabat ku sakit. Aku kesini ingin menemani mereka."

"Oh ya? Mereka sakit apa?"

"Tipes."

"Kau menyayangi mereka?"

"Sangat Giselle."

"Kenapa kau menyayangi mereka? Memangnya mereka menyayangi mu? Menjadi bahumu saat menangis? Menjadi kakak yang kau sayangi? Dan membantumu kalau kau terjatuh?"

"Iya. Bahkan mereka lebih dari itu. Mereka peduli padaku dan sayang padaku."

"Kau beruntung. Sahabat mu tak seperti Charlie, Raphael, Walter, Joe, dan Alex."

"Sahabat mu lekaki semua?"

"Iya. Kalau kau, bisa ku tebak, pasti sahabat mu perempuan. Benar tidak?"

"No, you're wrong."

"Hah? Kok begitu? Kau membawa boneka Naomi."

"Giselle, kau mau tahu? Sahabat ku adalah 5 lelaki. Sama seperti mu. Nama mereka Niall, Harry, Liam, Louis, dan Zayn. Mereka dirawat ruangan 481 ini."

"Tapi kenapa kau bawa boneka?"

"Ini adalah lambang persahabatan kami. Boneka teddy bear kuning ini mereka berikan di ulang tahun ku yang ke 8. Dan aku membawanya, supaya mereka tidak kesepian."

"Oh begitu. Aku ada. Boneka kelinci. Sahabat ku yang memberikannya. Kata Charlie, mereka menyatukan tabungan mereka untuk membelikan ku boneka ini."

"Kau beruntung sayang."

"Naomi."

"Apa?"

"Boleh aku menjenguk mereka? Aku ingin bertemu mereka."

Between Me and The BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang