Pagi hari di kantor.Ken ada di ruangannya. Senyum terlukis di wajahnya.
" Ciyee... yang senyam-senyum mulu... kayaknya bahagia banget nih..." goda Prana.
" Eh lu Prana... kok nggak ketuk pintu sih?"
" Ketuk pintu sudah kali... pakai salam lagi... tapi yang punya ruangan, kayaknya lagi asyik melamun nih,"goda Prana.
" Sorry Pran.... gue nggak nglamun, tapi gue lagi baca buku ini." Kata Ken menunjukkan majalah bisnis.
" Memang ada ya majalah bisnis bikin senyum-senyum gitu? Ngeles lu! bilang aja lagi mikirin calon istri."
" Calon Istri??"tanya seorang perempuan terkejut, yang ternyata sudah ada di ruangan Ken.
" Ini Ken laporan yang tadi lu minta." Kata Prana menyerahkan map ke Ken.
" Makasih Prana."
" Ya sudah gue balik ke ruangan. Jul gue duluan,"pamit Prana menghindari Julia.
" Calon istri! Memang siapa yang mau nikah?" Tanya Julia penasaran.
" Nikah? Siapa yang mau menikah?" Jawab Ken bohong.
" Bukannya tadi kalian ngomongin soal calon istri?"
" Oh tadi Prana... kita cuman bercanda soal siapa yang bakalan punya calon istri duluan."tambah Ken berbohong.
" Kamu yang menang lah Ken... Kan aku calon istrimu." Jawab Julia percaya diri.
" Sorry Jul, Gue kan dah bilang kita cuman berteman. Lagian kamu bukan tipe aku."
" Kok kamu ngomong gitu sih Ken, orang tua kita kan sudah jodohin kita."
" Itu orang tua lu! bukan orang tua gue. Lagian Opa nggak menyetujui semua itu." Jawab Ken tegas.
" Aku sayang kamu Ken, aku cinta kamu. Nggak ada laki-laki lain yang ada di hatiku. Cuman kamu Ken."
Kata Julia terisak." Sorry Julia... Gue cuman anggap lu temen nggak lebih, Kalau nggak ada urusan lagi silakan keluar dari ruanganku. Gue sibuk."
" Jahat Ken...lu jahat." Kata Julia langsung keluar dari ruangan Ken.
****
Jam makan siang di kantin.
" Lan... tumben pakai cincin?" Kata Naya yang ternyata dari tadi memperhatikan cincin di jari manis Maylan.
" Oh ini... iya lagi pengin makai aja." Jawab Maylan sekenanya.
" Tapi kalau gue lihat-lihat kayak cincin tunangan."
" Masa sih? malahan gue baru tahu."
Jawab Maylan pura-pura nggak tahu." Pulang kerja anterin gue ya Lan..."
" Lan bisa nggak?"tanya Naya dengan suara sedikit lebih keras, tapi Maylan masih sibuk dengan handphonenya.
" Eh sorry Nay, tadi ngomong apa?"tanya Maylan bingung sebenernya sih lebih tepat nggak dengerin.
" Hemmm.... smsan sama siapa sih, sampe nggak denger gue ngomong."
" Dari tunangan..." jawab Maylan yang langsung menutup mulutnya takut keceplosan.
" Tunangan? Lu dah tunangan? Sama siapa? Kapan? Ko lu nggak cerita."tanya Naya mirip wartawan.
" Bukan ko Nay, maksud gue tunangan sepupu gue ya sepupu gue" jawab Maylan bohong.
" Nggak usah bohong Lan, gue tahu lu. Lu tuh nggak biasa bohong. Jujur aja deh, gue nggak marah kok malahan gue seneng."
" Sorry ya Nay, gue belum cerita. Kemaren ada keluarga yang dateng melamarku." Jawab Maylan bersalah nggak cerita sama sahabatnya.
" Beruntung banget Lan, gue yang minta cowok gue buat lamar gue malah dia bilang belum siap. Tapi siapa cowok yang melamar lu itu?"tanya Naya penasaran.
" Ntar ya Nay, gue ceritanya. Ntar pas hari pernikahan gue kenalin."
" Lah kok gitu sih? Sekarang aja ya ceritanya."kata Naya memaksa ingin tahu.
" Ntar aja ya Naya sayang... biar surprise." Jawab Maylan membuat Naya cemberut.
" Maaf Nay, gue harus rahasiain ini dulu. Gue dah janji sama Ken." Gumam Maylan dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTUKMU, IMAM RAHASIAKU (the Secret Husband) TERBIT!
EspiritualTERSEDIA DI GRAMEDIA. Dalam Hadist dari Zubair bin Awam Ra, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Umumkanlah nikah."(HR. Ahmad 16130, Ibnu Hibban 4066 dan di hasankan Syuaib Al-Arnauth) Tapi apa yang dilakukan Maylan berbeda, dia merahasiaka...