part 10

119K 7.4K 23
                                    


Pagi hari di kantor.

Ken ada di ruangannya. Senyum terlukis di wajahnya.

" Ciyee... yang senyam-senyum mulu... kayaknya bahagia banget nih..." goda Prana.

" Eh lu Prana... kok nggak ketuk pintu sih?"

" Ketuk pintu sudah kali... pakai salam lagi... tapi yang punya ruangan, kayaknya lagi asyik melamun nih,"goda Prana.

" Sorry Pran.... gue nggak nglamun, tapi gue lagi baca buku ini." Kata Ken menunjukkan majalah bisnis.

" Memang ada ya majalah bisnis bikin senyum-senyum gitu? Ngeles lu! bilang aja lagi mikirin calon istri."

" Calon Istri??"tanya seorang perempuan terkejut, yang ternyata sudah ada di ruangan Ken.

" Ini Ken laporan yang tadi lu minta." Kata Prana menyerahkan map ke Ken.

" Makasih Prana."

" Ya sudah gue balik ke ruangan. Jul gue duluan,"pamit Prana menghindari Julia.

" Calon istri! Memang siapa yang mau nikah?" Tanya Julia penasaran.

" Nikah? Siapa yang mau menikah?" Jawab Ken bohong.

" Bukannya tadi kalian ngomongin soal calon istri?"

" Oh tadi Prana... kita cuman bercanda soal siapa yang bakalan punya calon istri duluan."tambah Ken berbohong.

" Kamu yang menang lah Ken... Kan aku calon istrimu." Jawab Julia percaya diri.

" Sorry Jul, Gue kan dah bilang kita cuman berteman. Lagian kamu bukan tipe aku."

" Kok kamu ngomong gitu sih Ken, orang tua kita kan sudah jodohin kita."

" Itu orang tua lu! bukan orang tua gue. Lagian Opa nggak menyetujui semua itu." Jawab Ken tegas.

" Aku sayang kamu Ken, aku cinta kamu. Nggak ada laki-laki lain yang ada di hatiku. Cuman kamu Ken."
Kata Julia terisak.

" Sorry Julia... Gue cuman anggap lu temen nggak lebih, Kalau nggak ada urusan lagi silakan keluar dari ruanganku. Gue sibuk."

" Jahat Ken...lu jahat." Kata Julia langsung keluar dari ruangan Ken.

****

Jam makan siang di kantin.

" Lan... tumben pakai cincin?" Kata Naya yang ternyata dari tadi memperhatikan cincin di jari manis Maylan.

" Oh ini... iya lagi pengin makai aja." Jawab Maylan sekenanya.

" Tapi kalau gue lihat-lihat kayak cincin tunangan."

" Masa sih? malahan gue baru tahu."
Jawab Maylan pura-pura nggak tahu.

" Pulang kerja anterin gue ya Lan..."

" Lan bisa nggak?"tanya Naya dengan suara sedikit lebih keras, tapi Maylan masih sibuk dengan handphonenya.

" Eh sorry Nay, tadi ngomong apa?"tanya Maylan bingung sebenernya sih lebih tepat nggak dengerin.

" Hemmm.... smsan sama siapa sih, sampe nggak denger gue ngomong."

" Dari tunangan..." jawab Maylan yang langsung menutup mulutnya takut keceplosan.

" Tunangan? Lu dah tunangan? Sama siapa? Kapan? Ko lu nggak cerita."tanya Naya mirip wartawan.

" Bukan ko Nay, maksud gue tunangan sepupu gue ya sepupu gue" jawab Maylan bohong.

" Nggak usah bohong Lan, gue tahu lu. Lu tuh nggak biasa bohong. Jujur aja deh, gue nggak marah kok malahan gue seneng."

" Sorry ya Nay, gue belum cerita. Kemaren ada keluarga yang dateng melamarku." Jawab Maylan bersalah nggak cerita sama sahabatnya.

" Beruntung banget Lan, gue yang minta cowok gue buat lamar gue malah dia bilang belum siap. Tapi siapa cowok yang melamar lu itu?"tanya Naya penasaran.

" Ntar ya Nay, gue ceritanya. Ntar pas hari pernikahan gue kenalin."

" Lah kok gitu sih? Sekarang aja ya ceritanya."kata Naya memaksa ingin tahu.

" Ntar aja ya Naya sayang... biar surprise." Jawab Maylan membuat Naya cemberut.

" Maaf Nay, gue harus rahasiain ini dulu. Gue dah janji sama Ken." Gumam Maylan dalam hati.

UNTUKMU, IMAM RAHASIAKU (the Secret Husband) TERBIT!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang