part 2

163K 8.8K 69
                                    

"Assalamualaikum..." sapa Maylan saat memasuki rumah.

Menghampiri Umi dan mencium punggung tangan Umi.
Tak lupa juga mencubit pipi bocah laki laki umur 2 tahunan yang langsung disambut teriakan bocah itu.

" Bunda.... Aunty nakal... cubitin pipi Alan... pipi Alan jadi ilang nih" kata Aran sambil mengelus pipinya.

" Nama kamu tuh Aranta... A R A N T A bukan Alan" kata Maylan mengeja nama keponakannya.

"Ihh... Aunty.... Alan tuh masih kecil lum bisa ngomong rrrrr....." kata Aran sambil mencoba ngomong R tp yg bunyi bukan R tapi L heee.

" Salahin ayah dan bundamu tuh. Dah tau anak kecil nggak bisa bilang R, malah kasih nama Aranta" kata Maylan yang sekarang sudah lari, ketika melihat kakak iparnya sudah mengacungkan sendok kuah, maklum mbak Ceisa kakak ipar Maylan memang lagi memasak sop.

Umi dan Aran ketawa, melihat Maylan yang sudah lari menghindar dari amukan kakak iparnya.

" Udah mandi, udah sholat, udah ngaji, udah cantik tinggal makan deh...." gumam Maylan sambil mengeja apa saja yang sudah dilakukannya di kamar.

" Abang belum pulang ya mi?" Tanya Maylan yang kini sedang membantu mbak Ceisa menyiapkan meja makan.

" Belum tadi katanya ada operasi darurat... kamu pulang sama siapa tadi?" Tanya umi balik.

" Sama Naya. Tadi abang sms bilang nggak bisa jemput. Umi.... maylan boleh bawa motor lagi ya..."

"Nggak boleh" kata bang Byan yang ternyata sudah ada di samping umi.

" Abang boleh ya.... nggak enak nebeng Naya mulu. Bang Byan kan juga jarang bisa antar jemput Lan," Jawab maylan memohon.

" Ntar abang cariin suami buat kamu." jawab bang Byan ketus.

" Ihhh.... abang, Maylan kan minta ijin naik motor lagi. Kenapa juga bawa bawa suami?"

" Biar ada yang antar jemput kamu. Itu buat abang lebih senang."

" umi....." kata Maylan yang beralih memohon ke Umi.

" Umi lebih setuju omongan abangmu."

Maylan hanya menunduk dan diam. Apalagi kalo umi dan abang sudah satu suara ditambah dukungan dari mbak Ceisa dan partai hore dari Aran.

Perdebatan pun berakhir dengan acara makan malam.

***

" Lan.... kamu sudah tidur?"
Suara bunda dari balik pintu kamar Maylan yang tertutup.

Maylan pun beranjak dari tempat tidurnya membuka pintu kamarnya.

" Udah jangan ngambek....Umi setuju sama abangmu. Umi masih trauma kecelakaanmu dua tahun lalu sayang..." kata Umi sambil membelai rambut putrinya.

Dua tahun lalu memang Maylan mengalami kecelakaan. Sepeda motornya di tabrak truk yang remnya blong. Kejadian itu membuat Maylan koma selama 2 minggu. Dan hampir 2 bulan juga Maylan di rawat di Rumah sakit.

Bukan cuma itu saja Abi juga meninggal akibat kecelakaan sepeda motor 10 tahun yang lalu. Saat melewati jalanan yang dijadikan area balap liar.

" Tapi kenapa abang musti hubungin sepeda motor dan suami...." kata Maylan terisak.

" Sayang.... kamu sudah dewasa. Ini saatnya kamu punya keluarga."

" Umur Maylan baru 25 umi...abang juga melarang Maylan buat pacaran." kata Maylan mencoba membela dirinya.

" Di Islam kan tidak ada pacaran, adanya taaruf. Abang dan mbak Ceisa juga Nggak pacaran. Mereka Umi jodohin dan liat sekarang mereka bahagia ada Aran juga keponakan kesayangan mu." Kata Umi menenangkan putrinya.

" Iya sih Umi.... tapi jangan jangan... Umi sama abang mau jodohin Maylan? " tanya Maylan yang sudah duduk menatap umi penasaran.

" Belum" jawaban umi membuat Maylan sedikit lega.

UNTUKMU, IMAM RAHASIAKU (the Secret Husband) TERBIT!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang