#8

3.1K 240 16
                                    

"Baiklah eonni, oppa. Terimakasih kalian mau memberikan waktu untuk hanya mengantarku ke stasiun, padahal kalian harus ke tempat kerja."

"Gwaenchana, dari sini ke kantor tidak membutuhkan waktu yang lama." ucap Jungkook.

"Chae Yeon-ah, aku senang kau mampir ke Seoul. Datanglah lagi lain kali. Aku senang dan serasa memiliki teman." ucap Sana memegang lengan Chae Yeon.

"Senang? Apa kau yakin?" ujar Chae Yeon melepas genggaman tangan Sana dan beralih memeluk pinggang Jungkook.

Sana membulatkan matanya dan dengan segera melepaskan pelukan Chae Yeon.

"Ahahaha maksud aku tidak seperti ini." ucap Sana tertawa renyah. "Kau benar-benar harus sering kemari." sambung Sana kini Sana yang melingkarkan tangannya di pinggang Jungkook erat-erat.

"Hahaha arraseo. Eonni, jaga kesehatanmu ne? Rawatlah oppa dengan baik, dan segeralah mempunyai anak. Dan biarkan aku memberikan nama untuk mereka." ucap Chae Yeon, memeluk Sana.

"Hahaha ne arraseo,neo ddo. Jagalah kesehatan dan datanglah kemari. Harus." ujar Sana melepaskan pelukannya.

"Oppa, aku kecewa kau memilih Sana eonni. Tapi, aku senang kau memilih eonni karena dia bisa merawatmu dengan baik. Baik dan sayangilah eonni." ucap Chae Yeon kepalanya mengadah ke Jungkook.

"Aigoo, arasseo Chae Yeon-ah, jadi dirimu dan jaga Wonwoo." ucap Jungkook mengacak rambut Chae Yeon.

"Ne hahaha. Ahh keretaku sudah sampai. Baiklah aku pergi eonni, oppa." ucap Chae Yeon menyiapkan barangnya dan melambaikan tangannya masuk ke gerbong kereta.

Chae Yeon masuk dan memilih duduk dekat jendela sehingga ia masih bisa melihat Sana dan Jungkook dari dalam. Chae Yeon melambaikan tangannya, dibalas Sana dan Jungkook. Mereka melakukan itu sampai kereta pergi tidak terlihat.

Didalam mobil menuju kantor, Sana hanya diam tersenyum bahagia. Jungkook yang menyadari istrinya seperti itu pun ikut bahagia.

"Yeobo, kelihatannya kau sangat bahagia hari ini. Wae? Apa kau senang Chae Yeon sudah tidak dirumah?" tanya Jungkook sesekali mata fokusnya melihat Sana.

"Mwoya? Aku hanya baru saja menyadari kalau Chae Yeon adalah anak yang sangat manis. Dan aku sudah merindukannya sekarang. Nanti, dirumah tidak akan ada lagi keributan yang biasa dilakukan oleh Chae Yeon." ucap Sana.

"Eung, kau benar. Saat dirumah nanti tidak akan ada yang mengelapkan sisa makanan dibibirku lagi." ucap Jungkook.

Sana langsung saja menatap Jungkook tajam dan memukul lengan Jungkook yang sibuk mengemudi.

"Yak! Naega, aku yang akan menggelap mulutmu. Kau kira aku ini bukan siapa-siapa? Kau masih berharap ada orang lain melalukan itu padahal masih ada aku." ucap Sana mempoutkan bibirnya.

"Hahahhaa arasseo. Mianhae yeobo." ucap Jungkook, satu tangannya meraih tangan Sana dan mengecup punggung tangannya. "Aku sedih," ucap Jungkook setelah itu.

"Wae?" tanya Sana.

"Ruangan kita tidak lagi sama. Aku akan jadi lebih jarang bertemu denganmu." ucap Jungkook.

"Ahhh benar. Kau sudah memiliki ruanganmu sendiri sekarang. Tidak apa, kita akan bertemu saat jam makan siang dan saat pulang nanti. Belum lagi aku adalah milikmu selamanya." gombal Sana. Jungkook hanya tersenyum memperlihatkan giginya mendengar istrinya berbicara seperti itu.

****
Sesampainya dikantor Sana dan Jungkook kini berjalan terpisah karena ruangan mereka yang tak lagi sama.

"Baiklah yeobo, sepertinya kita harus berpisah disini. Bekerjalah dengan semangat jangan memikirkan aku." ucap Jungkook mengecup kening Sana.

"Eung. Neo ddo fighting, tapi untuk tidak memikirkanmu aku rasa akan sulit. Karena kau sudah memenuhi isi kepalaku." goda Sana untuk yang kedua kalinya.

"Yak! Berhenti melakukan itu. Aku geli mendengarnya, belum lagi kau itu yeoja. Apa gunanya aku jika kau yang selalu menggodaku? Aku bahkan tidak bisa melakukannya." ucap Jungkook tersenyum.

"Hahaha ne, pergilah. Aku juga akan pergi."

"Kau duluan saja. Aku akan pergi setelah melihatmu masuk." ujar Jungkook.

"Tidak, kau dulu saja. Aku hanya tinggal masuk jadi aku akan melihat suamiku dari belakang."

"Kau dulu saja."

"Kau dulu yeobo."

"Yeobo,"

"Jeon Jungkook!  Berhentilah, jika kita tetap melalukannya orang berpikir kita ini pasangan freak." ucap Sana.

"Hahaha baiklah, aku akan pergi duluan. Annyeong yeobo." ucap Jungkook.

"Bye, sampai bertemu saat makan siang nanti." teriak Sana melihat punggung suaminya semakin menjauh darinya.

Saat punggung Jungkook sudah tak terlihat,  Sana masuk keruangannya. Semuanya ada disana sedang sibuk dengan urusan mereka pagi ini. Sana berjalan menuju mejanya, ia meletakan tas dan coat nya dipunggung kursi.

Mata Sana tertuju pada sebuah kertas tebal berukuran A5 yang dibalut plastik transparan dan terdapat tulisan Indah didalamnya. Mata Sana membulat tak percaya setelah membacanya.

Ia segera menuju meja Dahyun dan memeluk sahabatnya itu dari belakang.

"Chukkae Dahyun-ah, ahh aku sangat senang akhirnya kau menikah dengan Chanwoo. Bagus sekali." ucap Sana masih memeluk Dahyun, Dahyun hanya tersenyum malu mendengarnya, ia memutarkan kursinya sehingga bisa menatap Sana langsung.

"Kau harus datang, arraseo? Bersama Jungkook." ucap Dahyun.

"Tentu saja, aku akan datang. Ahhh entah mengapa hari ini aku sangat bahagia. Bagaimana Chanwoo melamarmu?" tanya Sana antusias.

"Chanwoo? Emmmh dia tidak romantis, tapi yahh aku cukup senang. Saat itu kami sedang makan malam dan tiba-tiba saja Chanwoo meletakan kotak kecil warna merah berisi cincin dia hanya meletakannya begitu saja sambil berkata 'Kim Dahyun menikahlah denganku' hanya seperti itu." cerita Dahyun.

"Ahhh apapun caranya, aku ikut bahagia. Bagaimana dengan Mina?" tanya Sana.

"Tentu saja dia juga datang, bersama Jimin." ucap Dahyun. Tiba-tiba saja yang dibicarakan datang dan ikut nimbrung.

"Dan si kecil." ucap Mina.

"Si kecil?" ucap Dahyun, matanya dan mata Sana saling bertemu bingung.

"Eung, aku, Jimin dan anak kami akan datang ke acara pernikahanmu." ucap Mina tersenyum sambil memegang perutnya.

"Mwo?! Anak?!" ucap keduanya terkejut.

"Kau mengandung anak Jimin? Ahh neo ddo chukkae Mina-ya." ucap Sana memeluk Mina.

"Kau mengandung anak Jimin? Kapan Jimin melamarmu?" ucap Dahyun.

"Emmmh molla," ucap Mina singkat.

"Apa Jimin tahu? Kau hamil?" tanya Sana kemudian. Mina hanya menggelengkan kepalanya menandakan ia tidak memberitahu Jimin. Sana merenggangkan pelukannya setelah melihat itu.

"Mina-ya.. " ucap Sana melihat Mina yang hanya tersenyum manis dan menundukan kepalanya sambil memegang perutnya.

"Kenapa kau tidak mengatakannya?" tanya Dahyun dengan nada tinggi.

"Ini kecelakaan, saat kami makan malam dan mabuk dengan tanpa persiapan kami memulai dan beginilah. Aku takut jika Jimin mengetahuinya ia malah akan tidak bertanggung jawab dan meninggalkanku." jelas Mina.

"Tapi Mina, jika Jimin benar-benar mencintaimu dia akan bertanggung jawab dan melamarmu." ucap Sana ikut prihatin.

"Emmmh aku belum siap. Nanti jika aku sudah siap aku sendiri yang akan memberitahunya." ucap Mina.

"Emmmh baiklah, kau bisa cerita pada kami jika memang kau butuh bantuan. Emmmh Mina.. " ucap Sana memeluk Mina dan Dahyun.

To be continued 😉

Telat publish nih heehe mian yah author bnyak dines siang wkwkwkwk part 8 nih semoga suka yah, votemment jangan lupa 😊

We Got Married (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang