"Tapi setiap kali aku melihatmu, aku merasa bersalah. Karena aku tidak sanggup melihatmu sebagai gadis itu. Karena aku tidak sanggup melakukannya." Yuu dterdiam sejenak. "Karena aku tidak bisa melarikan diri."
Yuu menatapku dengan pandangan yang sulit aku mengerti. Ada banyak hal yang berada dibalik matanya, seolah-olah lewat tatapannya dia ingin bercerita banyak hal. Aku tertegun, tidak bisa mengalihkan tatapanku dari tatapannya, seolah-olah aku sudah terjebak oleh matanya yang lelah.
Aku tidak tahu harus membalas apa. Yuu memegang kedua pundakku, membuatku tersadar dan segera mengalihkan pandangan darinya. Sejujurnya aku sedang berusaha mencari-cari kebohongan di matanya. Tapi aku tidak menemukannya.
"Ke-ken-kenapa kau berubah seserius ini. Ini jadi terasa aneh," kataku sambil berusaha menghindari matanya.
Sejujurnya sorot matanya membuatku merasa tidak nyaman. Dia jujur dengan kata-katanya, tapi aku benci dengan kejujuran yang terkadang tidak sesuai dengan harapanku. Pandangan Yuu menjawab semua kegelisahan itu.
"Karena aku tidak sanggup menyimpannya sendiri. Semua ini membuat dadaku sesak! Setiap kali melihatmu dengannya, aku merasa sesak! Dan fakta aku tidak bisa mengabaikanmu bersamanya, adalah satu hal yang membuatku takut."
Yuu menurunkan tangannya dari pundakku. Kemudian dia berbalik dan berjalan meninggalkanku yang masih berdiri di tempatku dengan tertunduk, tidak sanggup untuk melihat punggungnya. Aku hanya menghela nafas berat. Aku merasa beban di pundakku bertambah berat. Aku belum menyelesaikan satu masalah, muncul lagi masalah yang lain.
Rasanya aku ingin berteriak untuk melampiaskan semuanya. Tapi yang aku lakukan hanyalah menghela nafas lagi dan lagi. Kemudian saat aku menyadari bahwa rumah Yuu berlawanan dengan tempat ini, aku merasa bebanku kembali bertambah.
"Tolong jangan seperti ini. Bisakah kau membiarkanku untuk tidak merasa bersalah? Aku merasa lelah," ratapku. "Kau tahu aku juga merasa sesak. Setiap kali aku berpikir bahwa aku hanya seorang pengganti membuatku lelah! Tapi kau mengatakan bahwa kau tidak bisa melihatku sebagai gadis itu, itu justru membuatku merasa bersalah."
Aku tahu bahwa Yuu tidak akan mendengar ucapanku. Tapi aku tidak bisa mengatakan semua itu langsung padanya. Itu hanya akan membuat kesalahanku bertambah. Lagi-lagi aku menjadi beban bagi orang lain. Apa keberadaanku di dunia ini hanya untuk menjadi beban bagi orang-orang di sekitarku?
Saat memikirkan itu, mataku mengabur karena air mata yang mulai menggenang. Aku kemudian duduk berjongkok untuk menyembunyikan air mataku yang berjatuhan. Tapi pada akhirnya aku benar-benar menangis tersedu-sedu. Aku merasa malu untuk mengangkat wajahku yang menyedihkan sehingga aku menenggelamkan wajahku di antara lututku.
Lalu sebuah kain tebal jatuh ke atas kepalaku, menutupi seluruh kepalaku. Aku mencium aroma yang familiar dan saat aku mengangkat wajahku, seseorang berkata, "Itu bukan salahmu."
Itu adalah kata-kata yang sangat ingin aku dengar, tapi entah kenapa itu tidak bisa menghiburku. Air mataku justru semakin deras.
"Semua ini membuatku lelah," aduku.
"Itu karena kau tidak berani untuk melepaskannya. Setidaknya cobalah untuk melepaskan rasa bersalahmu."
"Aku ingin melakukannya, tapi itu terasa seperti aku berusaha untuk melarikan diri lagi. Aku seperti seorang pengecut."
"Kau sudah mencoba untuk bertahan, bukan?"
"Aku bertahan dengan kebohonganku sendiri. Tapi sebenarnya aku hanya melarikan diri dari masa laluku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisetsu wa watashi dake nokoshite #2
FanficSetelah kematian Iroha, semua berubah dengan cepat. Lagi-lagi Miku terlibat dengan hal-hal yang rumit. Meski hubungannya dengan Ren sudah semakin baik, namun hal-hal yang terjadi di sekitar mereka membuat hubungan mereka semakin rumit. Apalagi ditam...