Jimin nampak duduk dalam kursi disudut ruangan. Setibanya di perpustakaan Yoongi tak lagi menghiraukannya. Ia terlalu asik melihat banyaknya buku dihadapannya. Bahkan bisa Jimin lihat sedari tadi wajahnya nampak berbinar.
Karena merasa lelah Jimin meletakkan kepalanya diatas meja dengan manik yang masih memperhatikan sosok Yoongi. Setelah beberapa saat ia perhatikan, Jimin mulai berpikir.
"apa aku tak salah menduga, kurasa seperti disini Yoongi yang lebih mencintai buku atau lebih tepatnya Yoongi yang mencintai perpustakaan, seingatku saat dulu Suga-hyung kemari ia hanya mengambil beberapa buku dan berakhir tidur terlelap".
sadar diperhatikan Yoongi hanya memandangi Jimin malas, ia kembali berbinar melihat banyaknya bacaan dihadapannya. Sedetik kemudian lima buku tebal telah ia bawa dihadapan Jimin, dengan kasar Yoongi mengusir kepala Jimin agar menyingkir dari meja.
"kau lebih memilih buku daripada diriku hyung?". Yogi hanya mengangkat bahunya acuh.
"sebentar lagi aku ada eskul, aku rasa aku tak bisa bolos kali ini".
"pergilah, aku bisa pulang sendiri". Jimin memandang Yoongi tak suka.
"aniyo... kau tak boleh sendirian hyung, bagaimana jika pelaku itu kini tengah mengawasimu, dan saat aku tak ada dia akan menyerangmu". Yoongi menghela napas panjang, sedikit muak melihat tingkah over Jimin.
"baiklah antar aku pulang". Tutup Yoongi final.
.
.
.
.
Yoongi tengah bersantai dalam meja belajar dikamar hyungnya. Ia mulai membaca lembar demi lembar buku yang tadi ia pinjam. Berterimakasihlah pada Jimin yang rela memijamkannya buku dengan jaminan kartu miliknya.
Yoongi nampak menyelami lebih dalam bacaan yang ia suka, ia menutup satu buku tebal dan beralih memilih salah satu buku yang lain. Matanya nampak tertarik pada salah satu judul buku yang berjudul pertanyaan yang tak bisa kau jawab.
Ia sedikit tertarik dan membaca lembar pertama. Setelah membaca dengan seksama ia terdiam mencerna setiap kata yang ia baca. "apa yang akan kau lakukan ketika kau tak bisa menjawab pertanyaan yang dilontarkan padamu?".
Yoongi bahkan mengernyit heran setiap lembar berisi satu buah kutipan pendek, yang menurutnya nampak seperti buku diary. Tunggu.... Yoongi membuka kembali lembar pertama, ia baca kembali dan mengangguk paham. Lembar kedua ia buka
"Dua pilihan yang sama baik, mana yang kau pilih?"
Yoongi masih setia membalik halaman berikutnya dan berikutnya lagi hingga halaman terahir membuat wajahnya nyaris tak percaya.
"apa kau telah membaca isi hatiku, aku tak bisa memutuskannya kuharap kau bisa".
Dengan gerakan cepat Yoogi menutup buku tebal itu, ia berbaring menyaping menutup tubuhnya dengan selimut. Pikirannya masih berkecamuk meski saat ini matanya mencoba untuk terpejam.
Drrttt........drtttt....
Yoongi meraih ponselnya yang tengah bergetar diatas nakas.
"apa aku mengganggu?".
"tidak Tae? Ada apa".
"aku hanya hawatir padamu, Tak bolehkah?".
Yoongi terdiam mencerna sesuatu hal, otaknya yang pintar berjalan beitu lancar kali ini.
"Tae, aku ingin menanyakan suatu hal padamu, bolehkah?".
"hemmm katakan".
"apa dulu kau bersaing dengan Jimin untuk mendapatkan hyungku?"
Hening beberapa menit tak ada jawaban apapun dari Taehyung, Yoongi masih setia menunggu jawabban dari Tae.
"kau tau dari mana?". Yoongi mengernyit heran ketika Taehyung melontarkan sebuah pertanyaan yang menindih pertanyannya. Bisa ia simpulkan bahwa memang tuduhan yang ia lontarkan terhadap Taehyung dan Jimin tadi memang benar adanya.
"aku hanya menggabungkan informasi yang kuterima dan menyimpulkan sendiri. Dan kurasa semua benar bukan?".
"lalu kenapa kau menanyakan hal ini kepadaku?".
"aku hanya ingin mengetahui apa yang tak kuketahui tentang hyungku Tae".
"yah kau benar, dulu aku pernah menyatakan perasaanku padanya, aku masih ingat dulu aku harus berusaha keras membuat hyungmu berpaling terhadapku, yah maksutku kau tau hyungmu mungkin lebih memilih Jimin dari pada diriku".
"maafkan aku Tae, aku harus membuka luka lamamu".
"tak apa Yoongi-ah, aku bisa mengerti".
"apa kau tau kesukaan hyungku?".
"maksutmu makanan, dia sering memesan tiramisu dan minuman coklat".
"ah terima kasih Tae".
"hmmm tidurlah sudah malam".
"nde".
Yoongi meletakkan kembali ponselnya dinakas sebelah tempat tidurnya, ia duduk sembari mencatat beberapa poin yang ia temukan.
"aku rasa Suga-hyung menyembunyikan suatu hal"
"Pertama, siapa pelaku pembunuh mark, kenapa ia berada dirumahku dan knapa pula ia membunuh Mark? Apa motif dia sebenarnya?"
"kedua, kenapa hyungku berbohong tentang kesukaannya, kenapa ia harus berpura-pura menjadi diriku, apa sebenarnya yang ia lakukan?"
"Ketiga, apa maskut diary yang ia temukan tadi, haruskan aku menjawab setiap pertanyan yang ada di buku yang tak pernah bisa hyungku jawab, atau ini berhubungan dengan kebohongan yang dibuat hyungku"
"Keempat, kenapa hyung berkata jujur pada Tae mengenai kesukaannya dan berbohong pada Jimin, apa Suga-hyug menyukai Jimin".
"Kelima, apa hubunganku dengan semua ini?"
Yoongi terdiam setelah menutup note yang ia tulis, ia kembali menerawang jawaban yang mungkin saja terpikir olehnya.
"kau pasti akan jadi detektive hebat kalau memecahkan masalah ini Yoongi". Monolognya
"hyung, teka-tekimu terlalu rumit". Yoongi menggusak rambutya frustasi
TBC.
Heheheheh
Kinan balik, hari ini aku up hampir semua ff ku,
Okey kinan berterima kasih pada semua readers yang udah menyemangati diriku sleama ini. Yang udh setiap untuk vote bahkan nyempetin untuk voment disetiap chap.
Jangan bosan-bosan nungguin up ku yah...
See you..
K.I.N.A.N
KAMU SEDANG MEMBACA
Twin Bother (Minyoon)
Fanfictionperasaan berat sebelah.. aku menyukaimu.. yah! memang kau menyukaiku, tapi menyukai diriku yang lain.. myg - pjm - kth bl loves ( yaoi )