Mungkin Yoongi sempat berpikir kehidupan di Seoul akan membuatnya tenang dan melupakan pahitnya luka yang ia terima. Sayang semua pikiran baiknya harus terkubur dalam."Appa akan mengantarmu kesekolah". Yoongi hanya menatap datar ibu tirinya yang sibuk menyiapkan keperluan appanya.
Hari ini pertama kalinya Yoongi kembali kerutinitas belajarnya. Setelah perdebatan panjang, ia ahirnya pasrah mengikuti kemauan appanya. Alasan yang mendalam tatkala sang appa memilih sekolah hyungnya untuk dirinya. Hanya karena sebuah alasan simple tapi sangat tak disukai Yoongi. "Disana banyak teman hyungmu, mereka bisa menjagamu disana untuk appa".
Well, Yoongi hanya tak menyukai semuanya, tak menyukai ketika dirinya harus berada dalam bayang-bayang hyungnya. Ia hanya ingin semua orang sadar bahwa ia adalah dirinya bukan hyungnya.
Setelah perjalanan 15 menit dari rumah, kini mobil hitam itu berhenti tepat di depan pagar sekolah.
"Selamat belajar anakku". Usakan halus jemari hangat itu membuat Yoongi tersenyum.
Kakinya melangkah turun dari mobil dan berjalan melewati gerbang. Matanya berkeliaran melihat kiri kanan pemandangan yang asing baginya.
"Yoongi-ah". Tepukan pelan dibahunya membuat Yoongi menoleh. Didapatinya seorang namja tinggi dengan lesung pipi yang tersaji sangat manis.
Mengerti akan ketidak tahuan Yoongi, namja itu mengulurkan tangannya "Kim Namjoon imnida, aku sahabat hyungmu". Yoongi hanya mengangguk dan menyalaminya sekejap.
Keduanya berjalan beriringan dengan hening yang melanda. Yoongi bersukur namja disampingnya ini tak berceloteh apapun.
Langkah mereka terhenti tepat diruang guru. "Nah kau masuklah, temui choi saem yang itu". Namjoon menunjuk salah seorang guru berkacamata yang duduk menyesap segelas teh.
Yoongi hanya mengangguk, membungkuk dan pergi meninggalkan Namjoon.
Sedang Namjoon hanya melihat bahu kecil itu yang kian menjauh darinya, senyum miris menghiasi sudut bibirnya. "Kalian sungguh berbeda". Lirihnya pelan.Jam pelajaran dimulai, semua murid nampak memperhatikan dengan hitmad papan tulis besar didepan. Beberapa ada yang berpangku tangan malas seraya mengerutkan kening sangking bosannya.
Tokkk..tokkk..
Semua sorot mata kini tertuju pada guru choi yang berdiri di sebelah pintu.
"Maaf mengganggumu Kim saem, aku mengantar murid baru dikelasmu". Kim saem hanya tersenyum memaklumi teman kerjanya.
"Suruh dia masuk". Tampak semua sorot mata siswa tertuju pada pintu masuk. Mereka semua ketinggalan informasi akan adanya murid baru.
Well, Yoongi tetap dengan wajah datarnya melangkah masuk dan berdiri tegap didepan kelas. Semua sorot mata memandangnya dengan tatapan seakan berkata oh ini murid barunya.
Brak......
Sebuah gebrakan membuat semua orang kaget dan sontak menoleh kebelakang dimana suara itu terdengar. Nampak namja bersurai abu-abu, berdiri dengan kedua tangan bertumpu di meja. Nafasnya terengah dengan pandangan tajam nan sengit melihat lurus kedepan lebih tepat ke arah murid baru.
"YAK! APA-APAAN KAU". Kim saem nampak geram melihat kelakuan liar muridnya.
Yoongi ikut memandang namja pembuat ulah itu dengan tatapan datar seperti biasa. Sampai tatapan mereka bertemu dirinya masih tak paham ada apa dengannya. Hingga otaknya kembali tersadar siapa namja dihadapannya.
"Kembali kau, duduklah dengan tenang Park Jimin". Kim saem menatapnya tajam dengan penekanan disetiap nadanya.
Kembali Yoongi teringat namja itu, wajah yang pernah sekali ia lihat. Yah dia namja yang berada di bigkai foto bersama hyungnya. "Ah namanya Park Jimin". Ucapnya dalam hati.
![](https://img.wattpad.com/cover/96148710-288-k195661.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Twin Bother (Minyoon)
Fanfictionperasaan berat sebelah.. aku menyukaimu.. yah! memang kau menyukaiku, tapi menyukai diriku yang lain.. myg - pjm - kth bl loves ( yaoi )