TEORI 1

2.1K 322 61
                                    


Yoongi menaruh dagunya diatas meja, kedua maniknya menutup pasrah. Rasanya tubuhnya sangat lelah. Beberapa hari ini ia bergelung dalam perpustakaan kota, mencari setidaknya mungkin hyungnya masih menyimpan informasi disana, namun nihil tak ada satupun yang ia temukan.

Dirinya terdiam didalam kelas, semua orang nampak tengah berbondong-bondong kearah kantin meninggalkan dirinya yang masih setia bermalasan di dalam kelas. Masih saja ia memeras otaknya untuk berpikir mengenai hyungnya.

Sedetik kemudian ia merubah posisi duduknya, menenggelamkan seluruh wajahnya dalam dekapan lengan diatas meja.

Hiksssss...hikss. "hyung"

Ia terisak dalam diam, sesekali lirihan terdengar miris dengan suara bergetar, bahkan ia tak menyadari kehadiran Taehyung, Jimin dan Jungkook. Ketiga namja itu masih setia memandangi sosok yang tengah tenggelam dalam kesedihan.

Posisi mereka tak berubah, hanya ketiga orang yang tengah memandang itu beralih duduk. Mereka tak mau mengganggu Yoongi, entah karena alasan apa. Setelahnya mereka memutuskan untuk pergi tanpa sepengetahuan Yoongi. Disinilah mereka diatap sekolah.

"Dimana Yoongi". Ucap Seokjin yang masih sibuk menyiapkan beberapa makanan.

Jimin dan Taehyung duduk mendekat disusul kemudian oleh Jungkook. Ketiganya masih terdiam enggan menjawab.

"kenapa kalian muram? Dimana Yoongi?". Seokjin nampak bingung memandang raut wajah dongsaengnya satu persatu.

"kami datang kekelas Yoongi-hyung seperti yang hyung suruh, tapi kami tak jadi memanggilnya". Cicit Jungkook dengan nada lemah.

"wae?". Namjoon mulai penasaran.

"Kami melihatnya menangis". Kali ini Taehyung menyudahi suapan makanannya, ia terdiam menunduk "aku tak tega melihatnya, hatiku ikut sakit melihatnya seperti itu". Jungkook terdiam mendengar penuturan Taehyung, jujur saja hatinya sama seperti itu. Ia juga hancur mendengar Taehyung menghawatirkan Yoongi.

Jimin hanya terdiam, enggan untuk berbicara lebih. Bahkan ia pura-pura menyibukkan diri dengan menyuapi mulutnya beberapa makanan yang dibawa Seokjin.

"Kurasa kita harus berbicara padanya tentang Suga-hyung". Ucap Namjoon

"maksutmu tentang insiden yang dialami Suga-hyung dulu". Hoseok mulai bersuara.

Namjoon hanya mengangguk mengiyakan. "kurasa ia pun berhak untuk tau". Tambahnya.

"kurasa Joonie benar, mungkin ini ada hubungannya dengan kejadian itu". Jin meletakkan sumpitnya memandang sendu ke arah yang lain.

Yoongi berjalan sendu pulang ke rumah, biasanya semua teman hyungnya akan memaksa untuk mengantarnya, namun kali ini Yoongi tak mau berurusan dengan mereka semua. Seakan memorinya mengingatkan kepada hyung yang telah meninggalkannya. Langkahnya terhenti, ia duduk termenung dikursi taman. Ia memandang lekat langit yang mulai agak mendung, ia beralih menuju cafe depan taman.

Tring....

Yoongi masuk memesan hot vanila dan berakhir duduk di kursi paling pojok. Ia mengeluarkan notebook dan sebuah bolpoin. Ia mencoret beberapa pemikirannya.

"silahkan, hot vanilanya". Yoongi mendongak dan tersenyum sembari mengangguk.

"Suga-yah". Yoongi memahami situasi ini. Dimana ia selalu dikira hyungnya.

"sudah lama tak bertemu, ahh ia kau menjatuhkan sesuatu dulu, sebentar aku ambil dulu". Yeoja tadi akhirnya berlari kedalam ruangan karyawan cafe.

Otak Yoongi masih mencerna sesuatu hal. Barang apa yang tertinggal.

Twin Bother (Minyoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang