in Past

2.1K 270 124
                                        


Yoongi sedikit terkaget mendengar pekikan nyaring namja didepannya.  Ia tersenyum senang seraya membawa keranjang buah yang tadi ia sembunyikan di balik tubuhnya.

"mau makan buah apa?". Yoongi melihat dengan gugup.

"pi... Pisang saja". Namja didepannya tersenyum lembut segera mengupasnya untuk Yoongi.

"bisa kutahu kau siapa? ". Keduanya terdiam.

"kenapa kau tahu namaku".

"perkenalkan aku Xi luhan sahabat dari Oh Sehun". Yoongi masih mendengar dengan seksama.

"Sehun adalah adik tiri Suga-hyung kalau kau belum tahu,  yang tak lain juga saudara tirimu".

"adik Suga-hyung". Ulang Yoongi

"kurasa kalian harus bertemu". Luhan mendekat berbisik sesuatu.

"baiklah aku permisi,  kutunggu yah". Ia tersenyum sekilas setelahnya melambaikan tangan dengan cerianya.

Yoongi masih berpikir?.  . .
Haruskah ia memberitahu yang lain tentang Luhan dan Sehun?.  Tapi....

Kurasa tidak....



"Yoongi-hyung". Suara cempreng Jungkook membuyarkan lamunannya.

Dilihatnya segerombolan namja dibelakang Jungkook dan tak lupa sang Eomma dan Appanya. Suasana yang tadinya sepi jadi ramai.

"hyung bagaiman keadaanmu? ". Cengir Jungkook.

"baik". Jawab Yoongi singkat seperti biasa.

"jaga kesehatanmu sayang,  jangan seperti ini lagi okey". Yoongi mengangguk patuh ketika surainya dibelai lembut oleh sang Appa.

Beberapa namja didepannya terkagum melihat ekspresi Yoongi yang nampak berubah.

Jangan tanya bagaimana Park Jimin.

Ia seperti orang bodoh yang tersenyum sedari tadi.

"kami bawakan buah Yoon,  ehh tapi kau sudah makan buah? ". Tanya Jin heran.

Yoongi kikuk melihat keranjang buah bawaan Luhan.

"ahhh..  Itu tadi temanku datang hyung". Jawabnya asal.

"teman?  Siapa? ". Yoongi menoleh malas melihat tingkah Jimin yang kembali over protectif.

"kalian kuceritakan juga tak akan paham".









































Pagi-pagi sekali Yoongi bangun mengendap melewati Jimin dan taehyung yang tertidur di sofa rumah sakit. Biarkan saja dua makhluk keras kepala yang tadi malam memaksa menginap.

Yoongi berjalan berjinjit takut dua namja itu bangun.

Ia menyetop taksi dan menunjukkan alamat tujuannya.

Setelah 20 menit ia sampai disebuah apartemen.  Bermodal jaket Taehyung yang ia bawa untuk menutupi kemeja rumah sakit.  Salahkan eommanya yang tak membawa pakaiannya.

Ia menaiki lift menuju tempat yang telah di bisikkan Luhan.

Lantai tiga tepat di sebuah pintu bertuliskan 220. Ia masih memandang kearah depan dengan gugup.

Apa ketputusanku benar?.
Aku tak memberi tahu siapapun?
Mereka takkan menyakitiku bukan?

Bagaimana kalau mereka....

Ani... Ani...  Tak mungkin.

Tapi...  Tapi...

Kalau iya bagaimana?

Twin Bother (Minyoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang