Part · 17

20.1K 332 6
                                    

Ponsel itu terus bergetar dan bergetar menandakan si penelpon terus saja berusaha untuk menelpon si pemilik ponsel tersebut. Tapi ya… si pemilik ponsel itu tidak akan mau mengangkat panggilan yang tidak lain dan tidak bukan adalah suaminya.

Malam ini hujan sedang turun begitu derasnya membuat Malika terdiam begitu nyamam duduk disofa dengan menghadap kearah jendela ditemani secangkir coklat panas. Malika masih berada diapartemen Karen, sore tadi Karen bercerita padanya bahwa kakaknya itu akan melamar Nabila secara resmi lusa nanti.

Malika bahagia, sangat bahagia. Akhirnya Kakaknya yang bodoh itu menikahi Nabila juga setelah dia mendengar bahwa Nabila akan dijodohkan dengan lelaki lain oleh orangtuanya.

"Dasar ka Karen itu! Kalo aku jadi Nabila udah aku bales dari dulu. Dipacarin lama·lama tapi tidak ada keseriusan mau enaknya aja." Ucap Malika tertawa sendiri mempunyai kakak yang bodoh itu.

Malika menyesap susu panasnya itu dan menatap hujan dengan raut wajah kesedihannya. "Hujan·hujan begini biasanya Marco membuat mie instan kuah pakai telor, cabe rawit, bakso dan sayur·sayuran. Hiks… kangen masakan mie instan buatan Marco."

Malika pun menangis tersedu·sedu. Dia tidak ingin Marco dan mie instan buatannya tapi dia masih marah kepada Marco. Marco telah berselingkuh sama Luna mantan kencannya itu.

Tiga hari lalu, saat tahu apa yang Marco perbuatan pada pekerjaanya sehingga sekarang Malika tidak lagi bekerja menjadi model. Marco mendadak harus pergi ke Bali dalam rangka bisnis barunya itu membuat resort disanam tanpa memberitahu Malika. Dan tentu saja membuat Malika kesal, walau hanya dua hari disana tapi tetap saja Marco harus bilang pada Malika.

Kemudian kala itu Malika sedang memasak didapur dan dia mendaoatkan kiriman pesan dari nomer tak dikenal yang berisi foto·foto Marco dan Luna sedang asik di pantai sambil berciuman…

Seketika amarah Malika meledak hingga membuat masakan Malika menjadi berantakan.

Itulah sebab akibat kenapa Malika saat ini berada diapartemen. Niat awalnya Malika ingin membalaskan perbuatan Marco itu dengan cara hal yang sama, yaitu bersama lelaki lain. Namun Tuhan tidak mengizinkannya, kenapa? Karena saat ini Malika tengah hamil lima minggu.

Akhirnya hasil buah cinta dirinya dan Marco itu tumbuh juga.

Drrrttt… drrrttt…

Ponsel Malija kembali bergetar. Dengan cepat, Malika menyambar ponselnya itu. Lalu mengangkat panggilan telpon dari Marco.

Fix! Efek hormon kehamilannya membuat Malika menjadi serba salah ini.

"Hallo… sayang… sayang kamu ada dimana sih? Aku dari tadi nyarin kamu. Please… sayang kasih tau aku kamu ada dimana? Aku mengkhawatirkanmu. Maafin aku ya kalau aku menyakiti hatimu." Cerocos Marvo diseberang sana dengan derasnya hujan.

"Marco hiks…"

Marco terdiam mendengar isak tangis Malika. "Kamu nangis sayang? Oh sayang… jangan menangis pantesan saja Jakarta hujan deras ternyata kamu sedang menangis. Sekarang kamu kasih tau aku kamu ada dimana?"

Malika membulatkan matanya terkejut mendengar ucapan aneh Marco itu. "Kamu belum minum obat ya ngomognya ngelantur gitu. Aku ada diapartemrn."

"Bodohnya gue." Gumam Marco pelan kepada dirinya sendir, nanun Malika dapat mendengarnya. Malika terkikik.

"Kamu memang bodoh sama kayak Ka Karen."

"Ya udah tunggu aku disana ya sayang."

"Iya Daddy." Jawab Malika. Dan sambungan telponpun teroutus, Malika tersenyum sambil mengelus perut datarnya dari luar pakaian daster satinnya. Ternyata Marco mengkhawatirkannya! Ya tentu saja lelaki itu harus mengkhawatirkan istrinya yang saat ini sedang mengandung calon anak mereka, jika lelaki itu tidak khawatir dengan keadaan Malika yang entah berada dimana mungkin Malika akan membuat Marco menyesalin perbuatannyq itu kepada Malika.

Setengah jam kemudian bel pintu apartemen berbunyi, itu pasti Marco. Batin Malika dan Malika segera beranjak dari posisi duduk nyamanya disofa untuk membukakan pintu.

Benar saja! Lelaki yang berdiri dihadapannya itu Marco. Malika memekik bahagia langsung saja dia memeluk tubuh tinggi tegap suaminya itu. Tapi Malika merasakan sesuatu aneh terhadao tubuh Marco, tubuh Marco basah kuyup.

Msliks melepaskan pelukannya dan menatap Marco lekat·lekat. "Kamu kok bisa basah seperti ini sih?" Tanya Malika.

"Aku kehujanan." Marco memeluk Malika kembali. Kemudian mereka berdua masuk kedalam kamar yang dulu Malika tempati saat belum menikah.

Marco mandi sementara Malika membuatkan secangkir teh hangat didapur untuk Marco. Lalu setelah selesai membuatnya Malika kembali kekamar membawa secangkir teh hangat, setibanya dikamar Marco baru saja menyelesaikan mandinya. Marco mengenakakan pakaian milik Karen. Tanpa se·izin sang pemilik pakaian Malika mengambilnya begotu saja karena saat ini Karen sedang bekerja.

"Minum dulu."

Marco menyesap teh hangatnya.

"Kenapa kamu bisa basah kuyup sih? Kamukan pakai mobil kesininya." Ucap Malika meletakan cangkir teh itu diatas meja samping ranjang. Kemudian mereka duduk disofa menghadap jendela. Hujan telah berhenti.

"Aku naik motor." Malika terkejut.

Marco memeluk Malika erat meletakkan kepalanya diceruk leher istrinya dan menghirup aroma Malika dengan rakus. Marco merindukan Malika, dia bersyukur bahwa Malika ternyata baik·baik saja.

"Kenapa kamu naik motor? Mobilnya kemana?" Tanya Malika menaik turunkan lembut tangannya dipunggung Marco.

"Ceritanya panjang." Gumam Marco. Kemudian Marco sedikit meregangkan pelukan mereka menatap mata Malika dalem. "Aku minta maaf."

Malika hanyam terdian. Marco mendekatkan bibirnya pada bibir Malika mengecupnya penuh kelembutan.

"Aku laper." Ucap Malika setelah ciuman mereka terleoas.

"Aku juga sama laper."

"Aku ingin mie instan."

Marco menggeleng·gelengkan kepalanya. "Tidak mau! Aku maunya makan kamu saja. Rawrrrr…"

"AAAAKKKKHHHH… MARCO MESUM."




***

Bersambung…

Beruntungnya cerita ini masih aku lanjut daripada ceritaku yang lainnya hehehe…

Vote dan Coment dongggg.

My Sexy Wife (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang