Part · 23

12.8K 321 27
                                    

Bacanya sambil denger musik di Mulmed ya...

Maaf typonya......

***

Mereka-Malika, Mama Rika, Resty dan Ibu Resty, telah sampai dirumah sakit. Melihat seorang suster baru saja keluar dari ruang UGD Malika bertanya. "Sus... suami saya dimana, sus? Gimana keadaannya suami saya baik·baik aja kan?"

Tapi suster tersebut hanya diam tidak mengerti membuat Malika kesal, sudah tahu sedang mengkhawatirkan suaminya yang kecelakaan suster itu ditanya malah diam saja.

Mama Rika menenangkan Malika yang menangis dan bertanya kembali ke suster tersebut. "Gimana keadaan korban kecelakaan mobil, sus?" Tanya Mama Rika.

"Ada dua oranv yang mengalami korban kecelakaan Bu, tapi salah satunya sudah meninggal." Beritahu Suster itu dan seketika mendengar korban kecelakaan mobil itu telah meninggal tangis Malika semakin kencang.

Malika memanggil nama Marco dengan berlinangan air mata dia menyesali perbuatannya telah meninggalkan suaminya itu karena masalah yang belum tentu suaminya melakukan. "Marcoooo... hiks... kembalilah maafkan aku." Kata Malika sebelum akhirnya dia jatuh pingsan tidak sanggup menerima kenyataan ini.

"Astaga Malikaaaa."

"Teteh."

Ibu Resty dan Resty membawa Malika yang tidak sadarkan diri dengan brankar, sedangkan Mama Rika mencari tahu benarkah anaknya itu telah meninggal atau

"Tante." Chan datang menghampiri Mama Rika.

"Chan?"

"Ngapain Tante disini ruang perawatan Marco ada dilantai atas." Kqtq Chan.

"Jadi Marco masih hidup?"

Chan mengerutkan keningnya tapi kepalanya tetap mengangguk. "Ya, Marco masih hidup dia baik·baik aja."

"Oh syukurlah." Kata Mama Rika menarik nafas lega.

"Tante kenapa?" Tanya Chan menatap Ibu dari sahabatnya.

"Tante nggak apa·apa kok! Sekarang anterin Tante keperawatan Marco, tapi sebelumnya kesana dulu tadi Malika pingsan." Kata Mama Rika.

"Malika pingsan, kenapa?"

"Dia mengira Marco udah meninggal karena tadi ada suster kasih tau bahwa ada korban kecelakaan telah meninggal." Jelas Mama Rika.

"Hah... ada·ada aja." Chan menggelengkan kepala.

Malika baru saja membuka matanya tersadar dari pingsannya. Sesaat Malika diam dengan mata menyalang menatap atap ruangan itu, lalu ketika dia teringat akan suaminya yabg sudah meninggal Malika menangis histeris menyebut nama suaminya.

Ibu Resty mencoba menangkan Malika tapi tidak bisa. Malika mengamuk histeris tidak terima bahwa Marco telah meninggalkannya selaman dan dia selalu menyesali kebodohannya yang telah meninggalkan Marco saat lelaki itu membutuhkannya. Ibu Resty pun ikut menangia melihat Malika seperri ini.

"Panggilkan dokter Res." Titah Ibu Resty pada putrinya.

Resty mengangguk akan melangkah memanggil dokter namun Mama Rika dan seorang lelaki datang.

"Malika tenang sayang, tenang." Mamq Rika memeluk Malika. "Marco belum meninggal."

"Mama bohong!!! Suster tadi mengatakan bahwa Marco m... meninggal..."

Mama Rika menggelengkan kepalanya menangkup kedua pipi Malika, menghapus air mata Malika. "Itu benar, Marco belum meninggal. Marco masih hidup... Masih. Hidup." Katanya.

Malika diam, dia bersyukur jika itu memang benar. "Suster itu..."

"Salah. Kita yang salah karena tidak mencari tahu lebih jelas lagi." Potong Mama Rika.

"Dimana Marco sekarang?" Tanya Malika parau.

"Diruang perawatannya dilantai atas."

"Ayo kesana."


***


Terlihat seorang lelaki sedang berbaring diataa tempat tidur rumah sakit. Marco baik·baik saja hanya luka kecil dikeningnya saja yang memakai perban. Tidak ada selang infus ditubuhnya, karena memang dia tidak apa·apa dalam kecelakaan itu hanya mobilnya sajalah yang rusak dibagian depan. Seharuanya Marco diperbolehkan untuk langsung pulang tapi si Chan temannya itu memaksanya untuk beristirahat dan tidur.

Selama sebulan lebih ini Marco jarang... atau tidak sama sekali tertidur, dia terus saja bwkerja dan mencari tahu tentang Nadine serta anak siapa yang wanita itu kandung sehingga membuat istrinya pergi darinya. Marco itu seperti mayat hidup tanpa Malika disisinya.

Sebab itulah kenapa Marco bisa mengalami kecelakaan mobil.

"Malika... kamu dimana sayang. Aku mencintaimu." Gumam Mwrco memejamkan matanya.

"Marco."

Suara itu... Malika. Marco mendengar suara Malika memanggilnya. Oh betapa Marco aangat merindukkan istrinya itu.

"Marco."

Lagi, Marco mendengar suara Malika didekatnya disini diruangan ini.

"Buka mata kamu Marco ini aku Malika."

Dan... Marco membuka matanya. Cepat dia menoleh menatap sesosok wanita duduk dikursi roda wajahnya seperti Malika canrik dan tubuhnya sexy, serta perutnya yang buncit karena didalamnya ada bayi.

"Malika?" Tak percaya dengan apa yang berada dihadapannya kini Marco bangkit dari tempatnya melangkah mendekat. "Malika... ini kamu sayang?"

"Marco." Langsung saja Malika memeluk Marco erat sangat erat sekali. Tuhan ternyata masih menyayanginya karena tidak mengambil lelaki yang sangat dicintainya.

Marco memeluk Malika tak kalah erat, akhirnya dia bisa bertemu kembali dengan istrinya ini terima kash Tuhan. Batin Marco.

"Maafkan aku, maafkan aku." Bieik Marco


***


"Kamu jahat! Aku marah sama kamu." Malika memukul lengan Marco dengan bibir cemberut.

Marco menundukkan kepalanya mnatap Malika intens. "Jahat kenapa?"

"Buat aku khawatir." Malika membalas tatapan Marco.

"Maafkan aku."

Malika tersenyum tangannya sedikit terangkat menyentuh luka dikening Marco yang dibalut perban. "Sakit nggak?"

Marco menggekeng. "Lebih sakit aaat kamu meninggalkanku." Kata Marco pelan.

"Aku juga sakit saat meninggalkanmu."

Perlahan namun pasti bibir Marco mencium bibir Malika.

"I love you."

"I live you too."


***

Bersambung...

Nggak meninggalkan Marconya hueheheh...

Sengaja update sekaeang soalnya ditanggal 16 ini aku ulang tahun!!! Yeaayyy... Happy birthday too me *tiuo lilin* Fuhhh... terus databg Ahjussi Goblin wkwkwkwk...

Vote dan Coment jangan lupa lho ya nanti aku panggilin Ahjussi Goblinku biar para readers disihir kalau nggak voment :p








My Sexy Wife (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang