Part - 26

6.1K 123 6
                                    

Happy reading....

Untuk TYPO-nya maaf...

***

Baru saja selesai menghadiri rapat penting dikantornya yang tidak bisa diwakili oleh asisten pribadinya. Padahal saat ini suami dari Malika itu sedang cuti bekerja dalam beberapa minggu menemani sang istri yang sebentar lagi akan melahirkan anak mereka kedunia ini, tapi asisten pribadinya tersebut terus saja menghubunginya mengatakan bahwa dia harus datang dalam rapat ini karena rapat kali ini sangatlah penting tidak biaa diwakili oleh siapapun selain CEO perusahaan semdiri.

Jadilah Marco akhirnya terpaksa meninggallkan istrinya Malika dirumah bersama Mamanya sementara dia sedang menghadiri rapat penting demi masa depan keluarga dan perusahaannya.

Drrttt... Drttt...

Ponsel Marco bergetar dalam genggaman tangannya. Sebuah panggilan masuk dari Mamanya terlihat dilayar. Jantung Marco seketika berdegeup kencang melihat panggilan masuk dari Mama. Tidak mau berlama-lama dengan pemikiran buruk apa yang terjadi Marco segera mengangkat panggilan tersebut.

"Ada apa Ma?"

"Kamu pulangnya langsung kerumah sakit saja." ujar Mama diseberang sana membuat Marco langaung mengkhawatirkan Malika.

"Ada apa sama Malika Ma?" sambil masih menelpon Marco melangkah cepat keluar kantor menuju parkiran.

"Tenang Marco, tenang! Malika tadi merasakan mules diperutnya terus Mama bawa saja kerumah sakit. Kata dokter Malika mengalami kontraksi dan akan segera melahirkan."

Sungguh Marco sangat terkejut mendengar bahwa istrinya akan melahirkan sekatang karena dari penuturan dokter kandungan yang menangani kehamilan Malika bilang bahwa Malika akan melahirkan minggu depan.

"Hati-hati nak bawa mobilnya jangan ngebut-ngebut. Malika disini baik-baik aja sama Mama." pesan sang Mama sebelum panggilan telepon terputus.

***

Mobil new rush hitam milik Marco berhenti sembarangan didepan lobby rumah aakit khusus ibu dan anak. Dengan langkah berlari Marco memasuki rumah sakit menuju tempat persalinan dimana disana sudah terlihat Rika, Mama Marco, duduk dikursi yang audah tersedia tidak jauh dari ruang persalinan.

"Maa." mengatur nafasnya Marco menatap pintu ruang persalinan yang tertutup.

"Malika didalam. Sana, kamu masuk temani Malika melahirkan." ujar Rika.

Marco mengangguk. "Jangan lupa hubungi Karen Ma.* ujar Marco sebelum masuk kedalam ruangan tersebut dimana istrinya sedang bertaurh nyawa demi melahirkan anak mereka.

"Sudah Mama hubungi." Rika kembali duduk ditempatnya tadi sambil berdoa didalam hati semoga menantu yang sudah dia anggap sebagai putrinya dan cucu pertamanya akan segera hadir baik-baik saja.

Sementara itu sosok wanita kuat dan tangguh yang kini sedang berbaring diatas brankar dengan keringat bercucuran disekitar wajah dan leher menahan rasa sakit diperutnya. Malika akan terus bertahan menahan sakit yang tak seberapa ini saat nanti buah hati dan cintanya bersama Marco telah hadir ditengah-tengah mereka rasanya begitu bahagia.

"Sayang." lirih Marco memanggil Malika. Lelaki itu melangkah menghampiri Malika dan langsung mencium kening Malika lembut. Mengelus perut besar Malika. "Kamu pasti bisa sayang! Kamu pasti kuat melahirkan anak kita." ujar Marco menyemangati istrinya itu sambil mengelap lembut keringat dikening Malika menggunakan sapu tangannya

Malika mengangguk pelan dan tersenyum. Tak lama kemudiam seorang dokter perempuan berhijab masuk kedalam ruangan dan mengatakan bahwa pembukaan Malika telah lengkap dan bersiap mengeluarkan bayi dalam perut Malika keluar.

Sesi persalinan kelahiran anak pertama Marco dan Malika cukup lama dikarenakan kondisi Malika yang sudah tidak kuat lagi mengejen. Namun Marco terus saja memberi semangat pada Malika himgga akhirnya tangisan dari seorang bayi baru saja terlahir terdengar begitu kencang diruang bersalin.

"Selamat nyonya, tuan. Bayi kalian begitu cantik seperti ibunya." ujar dokter tersebut kepada Marco dan Malika.

Marco menatap haru sosok bayi mungil yang masih berlumuran darah ditangam sang dokter. Saking bahagianya lelaki itu meneteskan air mata tidak menyangka kini dia telah menjadi seorang ayah.

"Anak kita sayang! Anak kita telah lahir dan perempuan." ujar Marco mengecup kening Malika berkali-kali. "Terima kasih untuk segalanya sayang."

Malika hanya mampu mengangguk dengan senyuman tak kalah bahagia dari semua kebahagiam yang pernah ia dapatkan.

"I love you." bisik Marco.

"I love you too." balas Malika lirih.

***

Sudah dua hari, semenjak pasca melahirkan anak pertamanya dan Marco yang berjenis kelamin perempuan. Malika dirumah sakit dan hari ini dokter telah mengijinkan Malika serta bayi perempuannya untuk pulang.

Menunggu Marco sedang membereakan pakaian serta barang-bqrang kedalam sebuah tas. Malika duduk disofa dengam bayinya berada digendongannya yang sedang terlelap tidur, namin sesekali Malika mencium wajah cantik anaknya karena gemas.

"Selesai, mari kita pulang." ujar Marco mengangkat tas berisi pakaian dan barang-barang milik istri dan anaknya.

"Mutiara-nya Daddy ayo kita pulang." Marco bersiap akan mencium anaknya yang diberi nama Ratu Mutiara Ananta. Tapi Malika menahannya dengan mata mendelik pada Marco.

"No cium, cium! Kamu belum cukuran aku takut Mutiara kegelian karena bulu-bulu disekitar wajahmu."

Marco merengut. Ayah muda itu mengelus bulu-bulu halus disekitar rahang kokohnya. "Iya nanti dirumah aku cukur abis ini bulu." Marco menatap anaknya lalu menatap istrinya sambil menyeringai. "Sebagai gantinya aku cium Mommynya Muriara aja, boleh kan?"

"Tidak boleh." sentak Malika.

"Huh, ya sudahlah ayo kita pulang dirumah pasti mereka sudah menunggu."


***

Bersambung...

Untuk part ini segini aja dulu nanti aku lanjut lagi kapan-kapan hehehe... Maafkan author yang aneh ini karena ceritanya pun selalu aneh. Niatnya sih aku mau revisi ceeita ini setelah TAMAT tunggu aja.

Like dan Komentarnya selalu aku tunggu. Jangan lupa juga baca cerita aku yg judulnya TANTE LINDA.

Love you guys.... :*

My Sexy Wife (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang