Part · 20

15.4K 294 7
                                    

Malika Pov

Aku baru saja selesai mandi dan melihat suamiku itu masih tertidur pulas diranjang. Masih mengenakan handuk yang melilit ditubuhku dari dada sampai setengah paha. Lalu aku berjalan kearah sisi ranjang dimana suamiku masih tidur.

Oh, ya amoun… suami mudaku yang tampan namun kadang nyebelin ini enak·enaknya masuh tertidur nyenyak seperti ini. Tidak tahu apa ini kan sudah jam eembilan  dan katanya hari ini kami akan pergi jalan·jalan kepuncak bersama Mama dan sepupunya Nino.

Pasti kalau weekend begini jalan menuju kesana macet banget, kan males jadinya kalau macet seperti itu.

"Sayang bangun." Aku menepuk·nepuk punggung telanjangnya yang tertidur dengan posisi tengkurep.

Tidak ada perubahaan apapun darinya dia masih tertidur.

"Sayangggg bangun donggg." Kini aku menggoyangkan tubuhnya dengan kencang, tapi nihil. Sial kebp sekali suamiku ini.

Pegal berdiri, aku duduk disisi ranjang menatap wajah Marco sambil berpikir mencari cara bagaimana membangunkannya. Dan aku mendapatkannya, semoga ini berhasil. "Marco… masih tidur ya? Yahhh erarti jalan·jalannya nggak jadi dong? Ya udah deh nggak apa·apa kita bisa jalan kelain tempat aja ya sayang." Aku menunduk mengelus lembut perutku ini yang mulai membuncit. Aku sedang berbicara dengan baby ku. "Jalannya kamu sama Mami aja… dan oh sama Daddy baru ya sayang. Tapi Daddy nya yang lebih·lebih sayang sama kita, ok sayangku?"

"Nggak ok!!!!" Tiba·tiba saja Marco sudah duduk diatas kasur.

"Kamu udah bangun ternyata." Kataku menatap wajahnya yang masih terlihat mengantuk. Masa bodo.

"Kamu tadi ngomong apa sih yang? Aku tuh dari tadi udah bangun cuman masih ngantuk aja, ya tidur lagi deh."

Ck!!! Dasar Marco Marco.

"Hhmmm gitu." Lalu aku berdiri dari dudukku dan akan melangkah ke walk in closet untuk memakai pakaian. Namun kedua tangan Marco menarik pinggangku menahan pergerakkanku yang akan berdiri.

"Sini aja dulu." Katanya manja sambil memeluk perutku dari belakang. Kepalanya dia sandarkan dibahu kananku dan sesekali hidungnya itu mencium leherku. Geli rasanya.

"Wanginya istri sexy ku ini." Katanya dengan tangan kirinya menjalar kepahaku.

Aku mendengus. "Iyalah emangnya situ bau dari kemarin sore belum mandi. Jorok!"

Marco terkekeh. "Aku mah selalu wangi walau nggak mandi sebulan pun." Katanya.

"Ya ya ya semerdekamu ajalah. Dan sekarang please lepasin tangan kamu itu dari tubuhku karena aku mau pakai baju."

"Nggak mau."

"Ih Marcooo." Aku menyingkirkan tangan nakalnya yang akan masuk kedalam bawah sana.

"Satu ronde lagi yanggg." Pintanya.

Aku menggeleng. "Nggak Marco! Liat ini udah jam sembilan lewat hampir jam setengah sepuluh dan kamu udah janji mau ngajak aku jalan·jalan. Gimana sih kamu tuh." Kesalku.

Marco menarik nafasnya dan menghembuskannya. "Jalan·jalannya jangan kepuncak ya?"

"Terus kemana?"

"Ke Monas aja." Dia cengengesan saat aku melotot. "Bercanda yang. Kita ke Singapur aja gimana?"

"Singapur???" Aku terdiam memikirkan penawaran Marco. "Ok."

"Tapi ada syaratnya."

Perasaan buruk mulai beredar. "Apa?"

"Satu ronde."

Sial… otak mesumnya itu ada saja ide liciknya.


***


Disinilah kami sekarang, aku, suamiku Marco, Mama mertua dan sepupu Marco namanya Nino dibandar Soekarno Hatta. Marco sedang menuruni koper·koper dari dalam bagasi mobil, sedangkan aku, Mama dan Nino sudah lebih dulu berjalan masuk.

Biarkan sajalah itu hukuman bagi lelaki meaum yang memanfaatkan istrinya yang sedang hamil seperti ku ini untuk memuskan hasratnya. Aku tidak perduli dia yang terlihat kesulitan membawa koper·koper milik kami kedalam bandara.

"Tuan maukah aku bantuin membawakan kopernya." Nino meledek Marco.

"Diam lo!"

"Hahaha." Nino tertawa lalu merangkulkan tangan kebahuku. "Yuk sayang." Ajaknya

"Nino bangsat lo!!!" Umpat Marco.

"Marco sadar istri kamu lagi hamil omongan harus dijaga." Mama menegurnya.

"Hehe maaf Ma."

Kami telah berada didalam pesawat dengan aku yang duduk disamping suamiku ini. Ya tadinya sih bukan duduk sama dia melainkan sama Nino, tapi enrah apa yang tadi dia bisikan keoada bocah anak SMA iru sehingga maunya menurut untuk pindah tempat duduk.

"Mau minum yang?" Dia menawariku minum.

"Nggak haus."

"Mau makan?"

"Kenyang."

"Ok, kalau begitu bobo aja." Tangan Marco menarik lembut kepalaku bersandar padanya. Aku hanya bisa menurut saja karena memang sebenarnya aku mengantuk, lumayan walau hanya tidur sebentar.



***

Kami telah sampai di Singapur dan sekarang dalam perjalan menuju hotel yang telah Marco pesankan untuk kami menginap disini selama tiga hari. Iya, hanya tiga hari saja Marco mengajak kami ke Singapur. Dan itu pun dia sekalian meeting bersama kliennya di Singapur bespk katanya.

Tapi tidak apa·apalah walau hanya sebentar saja. Yang penting aku sekarang bisa berbelanja sepuasnya bersma Mama Rika. Oh ya, aku juga baru inget ini pertama kalinya aku ke negara ini setelah aku menikah dan berhenti bekerja sebagai model aku tidak pernah lagi kesini.

"Ada yang mau ke Universal Studio?" Nino menolehkan kepalanya  kebelakang, menatap aku, Marco dan Mama.

"Aku mau No."

"Eh, nggak boleh! Lebih baik kamu belanja aja dari pada kesana." Kata Marco.

Aku merengut kesal namun tidak bisa membantahnya. Sesamainya ditempat hotel kami langaung masuk kedalam kamar masing·masing. Iya kamar masingnya itu… aku dan Mama, sedangkan Marco dan Nino. Suamiku itu marah karena kita pisah kamar tapi aku mau pisah bagaimama dong? Aku kan maunya pengen tidur sama Mama.

"Sayang… kita tidurnya jangan misah gitu dong. Aku nggak mau tidurnya sama si kutu bau itu, yanggg. Please."

Suamiku itu sedang memohon padaku memasang wajah memelasnya. Dan aku hanya diam saja menatap wajah melasnya yang membuatku ingin sekali tertawa, baru kali ini aku melihat Marco memohon memelas begitu sama aku.

"Mami sayang tidurnya sama aku aja ya, ya, ya. Tanpa Mami tidurku terasa berkurang."

Astaga… si Marco ini.

"Ok."

"Ok apaan?"

"Aku sekamar sama kamu. Tapi…"

"Tapi apa?"

"Kita nggak satu ranjang tidurnya."

"Mamiiii."



***

Beraambung…

Maaf typonyaaaaa.

Vote dan komentar yukkkk… jangan jadi pembaca gelap hehe.

My Sexy Wife (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang