Part · 21

13.2K 286 14
                                    

"Marcooo kamu kemanain baju bikini aku, hah?"

Duduk dilantai dengan koper·koper terbuka begitu pula isinya yang berantakkan, Malika berteriak pada suaminya.

CKLEK…

Pintu kamar mandi terbuka lebar. Marco melangkah ke keluar dengan handuk outih melilit dipinggangnya, tetesan air mengalir dari rambut basahbya turun ke wajah lalu leher, dan tubuh bagian dada bidangnya.

Begitu sexy dan menggoda sekali rasanya Malika ingin… Oh! Jangan sekarang Malika. Batin sang ibu hamil tersebut menguatkan gejolak·gejolak ditubuhnya.

"Kenapa sayang?" Marco melangkah menghampiri istrinya tersebut. Menatap baju dan barang yang berserakan dilantai. "Ini kenapa jadi pada berantakkan, kamu lagi cari apa?" Lanjut Marco berjongkok didepan Malika.

"Bikini aku." Malika mengerjapkan matanya. "Kamu kemanain bikini·bikini aku?" Tanya Malika.

Sambil kembali membereskan apa yang telah istrinya perbuat, Marco menjawab. "Aku buang."

"Apa!!!" Malika melototkan matanya.

"Maaf ya sayang, abisnya aku kesal sama kamu. Aku udah siapin kolam renang private khusus dikamar hotel kita ini eh kamunya milih renang dibawah sana, pakai bikini pula. Ya udah deh aku buang aja bikini·bikini kamu."

Ingin marah tapi tidak bisa melihat didepan sana sesuatu dibawah perut Marco menegang. Jadinya, Malika hanya diam sesaat, matanya masih menatap kemilik suaminya. Sedang Marco masih disibukkan membereskan baju·baju mereka kekoper. Marco menyadari bahwa sesuatu yang ditahannya karena melihat sang istri akhirnya tidak bisa tertahankan.

"Nanti deh aku beliin kamu bikini lagi tapi kamu harus memakainya didepanku saja, ok?" Marco menatap Malika sebentar.

"Hhmm."

Mendekat perlahan lalu Malika meraih handuk Marco melepaskannya dan kemudian tangan nakal Malika meraih lembut ujung kepala hasil gairah suaminya tersebut, sambil mengelusnya Malika berkata. "Ininya kok tegang sih kan abis mandi air dingin." Katanya menatao Marco menggoda.

Marco mengerang mendapatkan sentuhan lembut dari tangan sang istri. Mata Marco terpejam sesaat. "Setiap didekatmu 'ini' aku selalu menegang. Apa lagi melihatmu dalam keadaan seperti ini… tambah menegang saja." Kata Marco.

"Oh ya?" Jari·jari tangan Malika semakin naik keatas meremas lembuat namun penuh penekanan kejantanan Marco.

"Pasti 'ini'nya mau masuk kedalam aku ya, kan? Mau nengok baby kita ya?"

Marco mengangguk semanget. "Iya sayang, iya."

"Satu ronde aja tapi."

"Dua deh."

"Satu setengah.'

"Mana ada satu setengahhh… aaahhh sayanghhh."

"Diadain aja."

Malika sudah lebih dulu menyambar bibir Marco, memcium dan melumat rakus bibir terswbut. Sama halnya dengan Marco, Marco melepaskan baju tidur tipis melekat ditubuh Malika dan kini Malika yang tidak mengenakan apapun dibalik baju tidur tipisnya itu sudah telanjang dipangkuan Marco.

Mereka berdua sudah sama·sama polos alias telanjang. Lalu Marco mengangkat tubuh Malika keranjang membaringkan pelan tubuh Malika dan Marco berbaring disamping Malika. Bibir mereka masih bertautan.

Desahan demi desahan keluar dari bibir Malika saat Marco mencumbui seluruh tubuhnya. Dan jari·jari Marco membelai dan memasuki area kewanitaannya. Malam ini pasangan suami istri itu disibukkan dalam keadaan panas·panasan diataa ranjang sebelum akhirnya besok pagi mereka harus sudah kembali ke Jakarta.



***



Malika baru saja selesai chek up rutin kandungan di klinik dimana dokter yang menanganinya selama Malika hamil bekerja disana. Sekarang usia kehamilan Malika menginjak 7 bulan kurang seminggu, dan tadi dokternya pun mengatakan bahwa kondisi bayinya sehat begitu pula sang ibu. Hanya saja, Malika tidak bisa melahirkan secara normal dikarenakan panggul Malika yang terlalu kecil. Sesaat Malika sempat sedih tapi Malika sadar bahwa bila dia memaksakan keinginannya agar melahirkan secara normal pastilah sangat beresiko baginnya dan calon anaknya. Jadi, Malika menerima melahirkan melalui operasi.

Didalam mobil menuju ke supermarket Malika menelpon Marco yang memang suaminya itu kali ini tidak bisa menemaninya ke dokter karena ada klien penting dari Belanda datang keperusahaan dimana Marco bekerja, dan itu tidak bisa diwakili oleh siapapun. Kan sekarang Marco sudah menjadi CEO diperusahaan tersebut.

Tidak ada jawaban disebrang sana, akhirnya Malika mengirim WA saja pada Marco.

Malika:
Aku udah selesai kedokternya katanya baby kita sehat2 aja dan sekarang aku mau supermarket. Pulangnya jangan malam2 ya nanti gak dapet jatah untuk si dedek lho hihihi.

Setelah itu Malika menaruh ponselnya didalam tas lalu turun dari mobil sesampainya diparkiran supermarket.

Mendorong troli kosong Malika melangkah menelusuri lorong tempat keperluan mandi. Malika ingin mengganti sabun mandinya yang menjadi rasa madu. Yaaa sebenarnya sih semenjak Malika hamil dia sering sekali bergonta ganti sabun mandi, tidak menentu, bulan lalu sabun rasa melon, dua bulan lalu rasa stroberi dan sekarang rasa madu. Biarlah selagi suaminya itu masih mempunyai uang kenapa harus dijadikan ribet karena sabun mandi.

Semuanya sudah berada didalam troli kemudian Malika mendorong trolinya kemeja pembayaran. Pak Kus supirnya sudah berada dimeja kasir membantu Malika membawa barang belanjaan.

"Pak Kus kemobil duluan aja saya mau ke cake shop itu dulu." Kata Malika.

Pak Kus mengangguk. "Baik Nyonya."

Melangkah memasuki cake shop Malika memilih beberapa cake dan roti unyil. Saat Malika akan membayarnya tidak sengaja matanya melihat seorang lelaki dan wanita tengah duduk disalah satu kursi meja pojok dicake shop ini. Mereka berdua terlihat sedang dalam pembicaraan serius, si wanita menyodorkan selembar kertas pada lelaki itu dan terlihat raut wajah keterkejutan saat lelaki itu membaca iei kertas tersebut.

"Ini tidak mungkin Nadine." Lelaki tersebut setengah berteriak.

"Tidak mungkin bagaimana!!! Disitu sudah jelaa bahwa aku hamil. Aku hamil Marco." Si wanita menangis.

DEG

Tidak, ini tidak mungkin! Menahan kesesakkan dihatinya Malika melangkah menghampiri mereka. Lalu berkata. "Kamu harus bertanggung jawab atas apa yang kamu perbuat padanya! Dia hamil." Tidqk kuat rasanya mendapatkan kenyataan menyakitkan ini Tuhan, batin Malika sedih.

"Dia hamil anak kamu." Lanjut Malika.

Marco dan wanita bernama Nadine itu terlihat diiam membeku.



***

Bersambung…

VOTE DAN KOMENTARNYA JANGAN LUPA YA GAES!!!!! SELALU AKU TUNGGU 😂




My Sexy Wife (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang