Suara gadis penyanyi bar itu memenuhi ruang bar. Memukaukan seluruh pelanggan bar malam ini. Park Seo Yoon menatapnya dari jauh. Ia tersenyum kecil ke arah penyanyi itu. Penyanyi itu hanya mengedipkan sebelah matanya. Park Seo Yoon terkekeh pelan. Bagaimana mungkin gadis itu dapat berbuat begitu saat ia tampil? Gumamnya pelan. Bartender menyodorkan minuman pesanannya. Seo Yoon menoleh sebentar. Bartender itu hanya tersenyum kecil menatapnya. Seo Yoon mengangguk, balik tersenyum pada sang bartender. Ia menarik gelas berisi alkohol itu dan menatap gelas itu sekilas. Lalu menyesap absinthe pesanannya itu pelan. Absinthe adalah minuman dengan kadar alkhohol tinggi yang diminum Van Gogh sebelum memotong telinganya. Seo Yoon sangat menikmati sensasi memabukan yang mulai mengalir dalam darahnya. Ia lalu memutar kursinya. Kini sepenuhnya ia menghadap ke arah bartender tersebut. Alkohol mulai merajai tubuhnya. Ia memperhatikan bartender itu dari arah samping. Dengan kemeja putih polos yang lengannya dilipat hingga sikunya. Bartender itu hendak membuat pesanan pelanggan lain dengan lihai. Ia menikmati pemandangan itu. Bahkan mungkin, bartender itu telah memesonanya. Baginya, pria yang bekerja sebagai bartender tersebut, lebih baik dibandingkan pria-pria di tempat kerjanya.
"Woah, sepertinya kau tertarik padanya" sapa seorang wanita, yang baru duduk di sampingnya. Seo Yoon hanya terkekeh.
"Kenapa tertawa? Ia juga terkenal. Lihat gadis berambut sebahu itu, ia bahkan rela nongkrong di sini berjam-jam lamanya, ckckck" ia melirik gadis yang duduk di pojok meja pantry.
"Benarkah?" Seo Yoon melihat ke arah lirikkan wanita itu.
"Lalu... bagaimana nyanyianku tadi?" tanya wanita itu lagi.
"Jang Yuu Ri-ssi, you are amazing tonight" komentar Seo Yoon.
Senyum Yuu Ri mengembang. Seo Yoon menyesap minuman untuk yang kedua kalinya. Absinthe pesananya bahkan belum ia minum setengah gelas soju tersebut. Ia yang tak kuat minum bahkan untuk segelas alkohol tingkat rendah, kini sepenuhnya telah mabuk.
"Ya ya ya, Seo Yoon-ah! Kau gila?! Ini absinthe kan! Astaga, dasar artis sinting!"
~ ~ ~
Seo Yoon menggeliat pelan di atas tempat tidurnya. Sinar matahari menyelinap masuk dari tirai kamarnya. Ia mengerjapkan matanya. Silau oleh sinar matahari. Kepalanya terasa begitu berat. Bagaimana tidak, ia mabuk berat semalam. Ia berharap rasa penatnya hilang bila minum sampai mabuk. Setelah menyelesaikan pekerjaannya selama 6 bulan, ia pikir ia butuh penghilang stress seperti minuman itu. Berubah menjadi orang lain selama 6 bulan lamanya, merupakan hal yang melelahkan. Dan ia membencinya. Namun ia rela melakukannya, demi 9 digit angka yang tertera dalam tabungannya saat ini. Ia menarik tubuhnya dari tempat tidur menuju wastafel. Ia membasuh wajahnya. Lalu menatap bayangannya di cermin. Ia bahkan masih mengenakan pakaian semalam. Sebuah terusan silver tanpa lengan serta leher bentuk V yang melekat membentuk tubuhnya. Panjang terusan itu hanya sampai di atas lututnya. Bau alkohol masih tercium dari mulutnya. Ia membasuh wajahnya sekali lagi. Lalu mengambil pasta gigi dan mengoleskan pasta gigi tersebut pada sikat giginya. Ia menggosok giginya, berharap bau alkohol yang tercium dari mulutnya dapat memudar.
TRIIING.... TRIIIIING....
Ponsel yang entah ia lepas dimana kini berdering. Seo Yoon menarik selimut yang menutupi hampir setengah tempat tidurnya. Berharap bahwa benda persegi panjang itu ada di sana. Namun benda persegi panjang keluaran terbaru yang ia beli seminggu lalu itu tak ada di sana. Ia mengangkat bantal tidurnya. Terlihat ponsel dengan sinar berpendar-pendar dari layarnya. Ia mendapati nama managernya. Kim Min Hyuk. Ia menarik garis pada layar ponselnya, lalu menempelkannya di telinganya.
"Yeobboseo, Min Hyuk oppa?" suaranya terdengar serak.
"Ya Park Seo Yoon! Aku sudah bilang berapa kali padamu! Kau tidak boleh mabuk sembarangan seperti semalam" omel managernya dari seberang line
"Araseo yo Oppa" katanya tersenyum kecil.
"Ckckck, untung saja temanmu itu bisa menutup mulutnya! Kalau tidak, semua yang kau dapat sekarang, akan musnah dalam sekejap. Aku benar-benar tidak tahu jalan pikiranmu" omelnya lagi. Seo Yoon cukup menikmati omelan ini. Seperti mendengarkan sebuah musik ballad yang di atur dengan ritme cepat.
Terdengar hembusan panjang dari seberang line.
"Sudahlah, aku ingin mengingatkanmu, nanti malam ada launching kosmetik baru dari Oniel Group. Kau beruntung bisa menghadiri pesta itu. Artis pendatang lainnya belum tentu bisa hadir di tempat itu" kata manager Kim lagi.
"Ya, aku begitu beruntung" desisnya pelan.
"Mwo? Kau bilang apa?"
"Ania oppa"
"Ck, dasar! Nanti aku akan menjemputmu jam 6, aku sudah menyuruh assistenmu untuk menyiapkan pakaianmu, araso?"
"Ne, Oppa" sambungan telepon terputus setelahnya. Ia mengerutkan dahinya menatap layar ponselnya. Lalu membanting ponsel itu ke tempat tidurnya.
Beruntung? Aku bahkan jijik menghadiri pesta itu. Kau pikir aku bangga atas semua itu?!! Ini memalukan!
~ ~ ~
Seo Yoon tampak memukau pada pesta launching kosmetik malam ini. Dengan gaun malam berwarna ungu tua. Panjang gaun itu mencapai mata kakinya. Bahkan gaun itu memperlihatkan begitu ramping dan jenjangnya tubuh Seo Yoon. Gaun itu tanpa lengan. Tanpa tali kecil yang menggantung pada bahunya. Memamerkan pundaknya yang putih dan lehernya yang jenjang. Rambutnya yang lurus diikat sederhana. Ia tampak anggun malam ini. Hampir semua tamu pria di ruangan itu memandang ke arahnya. Bahkan tamu wanita tak dapat menolak keanggunan yang ia tampilkan malam ini.
"Kau tahu, aku paling senang menggandengmu seperti ini. Kau seperti magnet yang menarik perhatian setiap orang di ruangan ini. Kerja bagus" bisik manager Kim. Seo Yoon hanya tersenyum kecil menanggapinya.
"Kita harus memberi salam pada direktur muda Oneil Group. Ku dengar, selain memajukan perusahaan ini, ia juga berwajah tampan" bisiknya lagi menarik seo yoon.
Mereka menuju ke arah tengah ruangan. Tampak seorang laki-laki dengan dikelilingi wanita-wanita cantik di sekitarnya. Laki-laki itu membelakanginya. Seo Yoon mengerutkan keningnya. Ia memikirkan perkataan managernya yang menyatakan pria itu 'tampan'. Apakah laki-laki ini dapat menandingi bartender semalam? Seo Yoon tersenyum kecil mendapati pikirannya mulai melantur.
"Annyeong haseo, direktur" sapa manager Kim. Pria itu berbalik dan mendapati manager Kim dan Seo Yoon yang berada di sampingnya. Direktur muda itu tersenyum kecil.
"Annyeong haseo, manager kim" sapanya lalu melirik ke arah Seo Yoon. Manager Kim yang mengikuti arah tatapan direktur itu mengerti dan berniat memperkenalkan Seo Yoon.
"Ah, kenalkan . . . "
"Aku tahu dia. Tentu saja, Park Seo Yoon, artis terkenal itu" kata laki-laki itu, menyeringai ke arah Seo Yoon yang tampak pucat.
Kenapa dunia begitu sempit?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Woman
FanfictionKetika cinta menghancurkan benci, dendam, amarah, dan ego. . . "Aku tidak mungkin jatuh cinta pada gadis sombong itu! Aku hanya memberinya pelajaran bagaimana bertata krama yang benar" ~Song Jin Ho "Kau pikir aku akantertarik padamu?! Jangan bermim...