"Perfect" kata photografer, saat menyelesaikan pemotretan CF Cream Skin milik Oneil Group.
"Apa kau seorang model, Park Seo Yoon?" tanya sang photografer sambil memperlihatkan hasilnya pada Seo Yoon. Seo Yoon tersenyum kecil.
"Aku serius, apa kau model?" tanya Photografer itu lagi.
"Aniyo, aku baru kali ini menjadi model CF sebuah produk"
"Woah, daebakk" katanya kagum, "Mata direktur Song Jin Ho benar-benar bagus" lanjutnya lagi.
"Ye?"
"Begitulah, sebenarnya produk ini akan dibintangi artis lain. Tapi direktur tak setuju dan mengajukanmu sebagai modelnya"
"Aku awalnya tak menyangka kalau kau bukan model, ckckck" sekali lagi photografer itu berdecak kagum.
Asisten Park Seo Yoon, Miku membawa beberapa pakaian Seo Yoon. Lalu merapikan rambut Seo Yoon.
"Odiga, oppa?" tanya Seo Yoon pada Miku.
"Dia menemui seseorang. Ah, itu dia" jawab Miku menunjuk manager Min Hyuk yang berjalan ke arah mereka.
"Bagaimana pemotretannya?" tanya Min Hyuk oppa.
"Baik saja" jawabnya singkat.
"Baiklah, ku rasa tak ada masalah walaupun ini yang pertama. Kureso, kita akan makan siang bersama direktur" jawab Min Hyuk oppa. Seo Yoon mengalihkan perhatiannya dari gatgets pada sang manager. Ia akan menolak saat managernya berkata lagi.
"Tidak ada kata aku tidak bisa"
~ ~ ~
Song Jin Ho melihat arlojinya sekali lagi. Siang ini ia ada janji dengan manager Kim untuk makan siang bersama. Tentu saja bersama sang artis juga, Park Seo Yoon. Jin Ho melirik kembali arlojinya.
"Selamat siang, direktur" sapa manager Kim.
"Selamat siang" sapa Jin Ho tersenyum simpul lalu menjabat tangan manager Kim.
Seo Yoon hanya tersenyum sambil menjabat tangan Jin Ho.
"Bagaimana pengambilan gambarnya?" tanya Jin Ho.
"Tentu saja baik, kau tak perlu khawatir" jawab manager Kim, seraya melirik Seo Yoon.
Seo Yoon hanya tersenyum menanggapinya.
"Aah, begitu... Untunglah"
TRIIING TRIING....
Manager Kim memohon diri menyingkir, lalu mengangkat ponselnya. Seo Yoon mengambil earphone dari tas tangannya. Dan memasangkannya. Setidaknya dengan ini ia tidak akan bicara dengan Song Jin Ho.
Song Jin Ho menatap tingkah Seo Yoon tersebut. Sifatnya bahkan masih sama. Entah bagaimana ia bisa dapat bertahan di dunia hiburan itu. Bisik Jin Ho dalam hati. Jin Ho hanya tersenyum simpul. Seakan penantiannya selama 7 tahun ini baru beberapa hari kemarin. Ia benar-benar telah menunggu saat ini. Saat untuknya membalaskan dendam.
"Sepertinya baru kemarin kita berpisah" Jin Ho memulai percakapan.
Seo Yoon hanya terdiam. Matanya menatap kosong.
"Bagaimana kabarmu selama ini?" tanya Jin Ho lagi, sambil menyesap kopinya, "Jangan katakan kau tak mendengarku, Seo Yoon-ah"
Seo Yoon menatap tajam di selah kacamata coklatnya pada Jin Ho. Ia merapikan topi rajutan yang ia kenakan dengan sebal.
"Aku baik-baik saja" kata Seo Yoon ketus.
"Mianhae, direktur Song. Aku harus pergi, ada urusan sedikit" kata Manager Kim, penuh penyesalan.
"Oppa, wae kkurae? Aku ikut denganmu!" ucap Seo Yoon sembari merapikan tasnya.
Jin Ho memicingkan matanya mendengar kata 'oppa'.
"Anio! Kau tetap di sini. Temani direktur" pintanya lalu pergi dengan tergesa.
Seo Yoon menatap tak percaya.
"Kau tak ingin berlama-lama denganku?" tanya Jin Ho lagi.
Seo Yoon menatap sebal sambil menggigit bibir bawahnya. Melihat tingkah Seo Yoon, Jin Ho terkekeh pelan.
"Wae uso?" tanyanya sinis.
"Ania, bukan apa-apa. Kau tidak pesan makanan?" alih Jin Ho.
Mata Seo Yoon menyipit dari balik kacamatanya. Jin Ho malah tersenyum sambil mengambil buku menu di depannya.
"Aku hanya coffe, black coffe" jawab Seo Yoon, lalu mengeraskan volume musik di ponselnya.
Jin Ho tersenyum kecil, lalu memanggil waitress yang ia sadari menatapnya sedari ia sampai di cafe ini.
"Kau tak berubah. Masih kasar, egois, sombong, angkuh, Park Seo Yoon-ssi" Jin Ho memecah keheningan setelah waitress itu pergi.
Seo Yoon tersenyum sinis. Ia mematikan musik di ponselnya. Ia tahu benar, mendengar lagu tak akan membuat Song Jin Ho berhenti bicara padanya.
"Kau bahkan masih tetap memesona para gadis ya, Song Jin Ho-ssi"
Jin Ho tersenyum kecil.
"Apa kau cemburu?"
Seo Yoon tertawa, seakan-akan hal itu mustahil ia lakukan.
"Itu jelas mustahil"
Waitress datang dan menaruh pesanan mereka. Hanya secangkir kopi.
"Nona, ini dari tuan di meja 5" kata waitress itu memberikan selembar tisue yang bertuliskan nomor ponsel dan nama seseorang.
Seo Yoon melirik pemilik tisue itu. Jin Ho enggan untuk ikut menatap, meskipun ia sangat penasaran.
"Gomawo, ne!" kata Seo Yoon, sambil memasukkan tisue itu ke dalam tasnya. Waitress itu mengangguk lalu pergi.
"Apa kau bahkan melupakan pacarmu ketika menyimpan nomor itu?" Jin Ho menyeruput kopinya yang mulai mendingin.
"Apa aku tidak salah dengar, pacar? Maksudmu?" Seo Yoon menatap jengah.
"Kita bahkan belum putus, Seo Yoon-ah"
"Mwo?" Seo Yoon melongo tak percaya Jin Ho masih mengungkit masa lalu mereka.
"Aku bahkan tak menghitung hubungan kita itu sebagai love lifeku" jawab Seo Yoon.
Jin Ho tersenyum kecil.
"Kau tahu, aku memiliki kekuasaan penuh atas proyek ini. Aku bisa saja menghentikan artis yang hanya bisa berkata kasar sepertimu" kata Jin Ho, lalu meneguk tegukan kopi terakhirnya.
"Kau mengancamku? Aku tidak keberatan bila aku berhenti"
Seo Yoon mengambil tas tangannya, hendak meninggalkan Jin Ho.
"Apa kau tidak membaca kontrak, Park Seo Yoon-ssi? Ku rasa di kontrak telah di jelaskan dengan detail. Bila artis diberhentikan atau berhenti, akan dikenakan denda 3 kali lipat dari pembayarannya" terang Jin Ho dengan seringaiannya.
Seo Yoon menatap tajam pada Jin Ho.
~ ~ ~
KAMU SEDANG MEMBACA
My Woman
FanfictionKetika cinta menghancurkan benci, dendam, amarah, dan ego. . . "Aku tidak mungkin jatuh cinta pada gadis sombong itu! Aku hanya memberinya pelajaran bagaimana bertata krama yang benar" ~Song Jin Ho "Kau pikir aku akantertarik padamu?! Jangan bermim...