"Pihak pemasaran telah menghubungi artis lain sebagai bintang CF kita, direktur" kata Kang Jun Ha, sekretaris Song Jin Ho.
"Aku bahkan belum diinformasikan mengenai hal itu. Bagaimana mungkin kalian mengerjakannya tanpa persetujuanku?" jawab Jin Ho, tanpa memalingkan pandangannya pada dokumen yang diserahkan sekretaris Jun Ha.
"Tapi, direktur selalu menyetujui artis yang dipilih oleh pihak pemasaran"
"Itu karena artis yang mereka pilih selama ini sesuai. Tapi untuk kali ini aku telah memilih sendiri artisnya, aku yakin dia sesuai" terang Jin Ho, lalu menatap sekretaris Jun Ha.
"Baiklah, aku akan memberitahu pihak pemasaran" jawab sekretaris Jun Ha akhirnya, lalu mengambil dokumen yang telah ditanda tangani Jin Ho.
"Sampaikan salamku pada ketua bidang pemasaran, Hyo Jung-ssi" kata Jin Ho sebelum sekretarisnya membuka pintu ruangannya. Ia membungkuk sekali lagi, dan meninggalkan ruangan Jin Ho.
Bagaimana mungkin aku melepaskan mangsaku secepat itu, hyung? Aku bahkan belum menyentuhnya . . .
Jin Ho mengambil ponsel disaku celananya. Ia mengetik beberapa huruf hangeul di kotak pencarian kontak ponselnya, lalu menarik garis lurus pada nama seseorang di kontaknya.
"Yeobboseo, direktur" sapa seseorang di seberang line.
"Hyorin-ah, sudah makan siang?"
"Walaupun kukatakan aku sudah makan, kau pasti memaksaku pergi denganmu"
Jin Ho terkekeh menanggapinya.
"Aku akan ke kantormu, aku ingin pamer mobil baruku yang appa beri seminggu lalu. Ketika launchingmu pun aku memakainya. Tapi sekalipun kau tak pernah menginjakkan kakimu di parkiran malam itu"
"Mianhae, aku menginap di hotel malam itu"
"Ara ara, aku akan menjemputmu, ne?"
"Emmm"
~ ~ ~
Seo Yoon menggigit kukunya. Ia berpikir keras menolak kontrak kerja yang ada dihadapannya itu pada Manager Kim. Ia lebih baik menerima kontrak bermain dalam 2 drama berturut-turut dan menghasbiskan waktunya untuk menghapal bertumpuk-tumpuk naskah. Bukan karena CF Cream Skin, tapi karena Song Jin Ho adalah direktur perusahaan itu. Ia tak akan sanggup menahan malu bertemu pria itu. Pertemuan dalam acara launching telah memukul jantungnya hingga ke perut. Andai saja dulu ia tidak bertindak seperti itu, mungkin ia akan menandatangani kontrak tersebut tanpa pikir panjang. Ini jelas menguntungkan. Dengan menjadi CF perusahaan besar, CF lainnya akan bermunculan mencarinya.
Tapi, Song Jin Ho kunyuk itu . . .
"Apa kau telah menandatanganinya?" tanya managernya, sambil menyerahkan segelas kopi padanya.
"Belum" jawab Seo Yoon mengambil cup kopinya.
"Waekkure? Ada yang salah dari kontrak itu?" tanya managernya terlihat bingung. Seo Yoon tampak mencari alasan untuk menolak kontrak itu.
"Kita hanya sebentar terikat kontrak dengan mereka. Setelah memainkan 2 drama, kau akan melupakan bahwa kau memiliki kontrak kerja dengan Oneil Group. Itu waktu yang sebentar, Seo Yoon-ah" terang managernya, memahami maksud diam Seo Yoon.
Ia menatap gelisah pada kontrak itu. Tak ada pilihan lain selain menandatangi kontrak tersebut. Dengan berat hati Seo Yoon mengambil bolpoin dan menandatangani kontrak itu.
Ya, ini hanya sebentar . . .
Dan ku harap pria itu tak pernah ada selama pengambilan gambar berlangsung . . .
~ ~ ~
"Jin Ho-ah, aku mendengar desas-desus selama aku memasuki ruang kantormu" kata Hyorin sambil menyuapkan sesuap spagety ke mulutnya.
"Benarkah? Apa yang kau dengar?" selidik Jin Ho, tersenyum kecil.
"Aku tak tahu pastinya, tapi mereka seperti menyebutkan bintang CF iklanmu nanti. Lalu, ada apa?" Hyorin melepaskan sumpitnya, lalu duduk serius menghadap Jin Ho.
Jin Ho terkekeh menatap sikap Hyorin yang selalu ingin tahu.
"Aku juga tak yakin ini masalah atau tidak, tapi bagiku itu hanya sekedar kebijakkanku yang sedikit merepotkan beberapa pihak" terang Jin Ho sambil menyeruput black coffenya.
Hyorin mengerutkan keningnya tak mengerti.
"Aku mengganti modelnya dengan model pilihanku sendiri"
Jin Ho tersenyum menatap Hyorin yang hanya terbengong mendengar hal itu.
"Yang ku tahu kau tak pernah peduli dengan urusan periklanan. Di e-mail kau tak membahas masalah pemasaran juga, kan?" tanya Hyorin, sambil mengingat-ingat, apakah Jin Ho pernah menyebutkan masalah pemasaran pada setiap e-mailnya ketika berada di Thailand.
"Kali ini berbeda. Aku ingin dia menjadi salah satu bintang dari ke lima CF cream skinku ini. Aku ingin membayar apapun yang dia lakukan dan ucapkan padaku saat itu" kata Jin Ho menyeringai.
"Mwo? Siapa?" Hyorin menatap Jin Ho lekat-lekat, mencari mata jenaka yang terpancar di sana. Namun hanya tatapan tajam yang ia dapatkan.
"Seo Yoon, Park Seo Yoon" desis Jin Ho.
"Seolma, pacarmu waktu SMP dulu? Yang mengatakan bahwa kau murahan?"
Tawa Hyorin meledak. Ia sama sekali tak pernah melihat seorang gadis pun dapat menolak pesona Song Jin Ho, sang penerus Oneil Group. Ia masih tak percaya meskipun Jin Ho yang menceritakan peristiwa mengejutkan itu.
"Apa kau bilang? Park Seo Yoon? Seperti nama artis yang memulai debutnya 2 tahun lalu?" gumam Hyorin, setelah tawanya mereda.
"Mwo? Dia debut 2 tahun lalu? Bagaimana kau tahu?"
"Astaga, aku yang baru setahun di sini saja sudah tahu! Ckckck" Hyorin menyeruput orange juicenya pelan.
Jin Ho menatap Hyorin tak percaya. Ia bahkan baru menemukan gadis itu ketika gadis itu diinterview pada sebuah drama, yang membuatnya langsung menghubungi seorang bernama Kim Min Hyuk.
"Kundae, gadis selugu itu tak mungkin sekasar yang kau katakan. Dia sering membintangi drama, jadi sering diinterview. Selama ini gadis itu hanya tersenyum dan terkesan anggun. Meskipun aku bukan fansnya, tapi aku cukup menyukainya"
Jin Ho terkekeh tak percaya. Seo Yoon yang kasar itu, anggun? Maltuantae! Ia hanya menggeleng tak percaya.
"Lalu, apa kau ingin menjadikan gadis itu bintang CFmu? Kalau itu benar, aku sangat setuju. Artis itu baru naik daun, drama-dramanya selalu memiliki rating tinggi. Keputusanmu tepat" komentar Hyorin.
"Begitu"
Jin Ho hanya tersenyum tipis.
~ ~ ~
"Sudah kau copy berkasnya?" tanya seorang pria paruh baya, tanpa memalingkan wajahnya dari beberapa dokumen di hadapannya.
"Sudah, direktur" kata wanita muda itu mebungkuk dan menyerahkan berkas di tangannya ke meja pria itu.
Pria itu melirik sebentar dan menyeringai.
"Kerja bagus! Pastikan semua yang terlibat tutup mulut" kata pria itu, lalu kembali sibuk pada dokumen-dokumennya.
"Baik, direktur" kata wanita itu, lalu membungkuk kembali dan meninggalkan ruangan tersebut.
Pria itu menghentikan aktifitasnya dan menatap berkas yang dibawa wanita muda itu. Ia meraihnya dan membaca beberapa halaman. Ia menyeringai. Pandangannya beralih pada sebuah papan nama yang tergeletak di atas mejanya. Sebuah tanda pengenal dari kristal bertuliskan 'Song Hye Song direct'.
Sebentar lagi, papan Kristal itu akan berubah menjadi 'Song Hye Song President'. Desis pria itu dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Woman
FanfictionKetika cinta menghancurkan benci, dendam, amarah, dan ego. . . "Aku tidak mungkin jatuh cinta pada gadis sombong itu! Aku hanya memberinya pelajaran bagaimana bertata krama yang benar" ~Song Jin Ho "Kau pikir aku akantertarik padamu?! Jangan bermim...