Kang Jun Ha meletakan dokumen yang harus di tanda tangani Jin Ho. Jin Ho hanya mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya pada Jun Ha. Ia masih berkutat dengan dokumen lainnya yang harus selesai hari ini juga. Kegiatannya terganggu saat menyadari sekretarisnya itu masih betah berdiri di sana menunggu respon lebih darinya.
“Ada apa, hyung?” tanya Jin Ho, menoleh pada Jun Ha.
“Gadis itu sudah mengakuinya” jawab Jun Ha.
“Lalu, siapa orang yang ada dibalik semua ini?” selidik Jin Ho, yang telah sepenuhnya terfokus pada apa yang ia dan Jun Ha perbincangkan.
“Ia mengaku bahwa ia melakukan itu karena membutuhkan uang. Anaknya saat ini akan dioperasi di RS Min Hwa”
“Benarkah?” kata Jin Ho sambil berusaha memahami sesuatu.
“Hyung, apa kau memiliki pemikiran sama denganku?” kata Jin Ho sambil menampakkan seringaiannya “Ku rasa Min Hwa group mulai bermain-main dengan kita, hyung!”
“Baiklah, selesaikan masalah ini secepatnya! Aku tidak ingin masalah ini tercium oleh media” pinta Jin Ho lalu kembali berkutat dengan dokumennya.
~ ~ ~
“Park Seo Yoon-ssi, Park Seo Yoon-ssi . . .” panggil Kim Joo Jin.
“Ah, mianhae” jawab Seo Yoon tersenyum kecut.
Seo Yoon merutuki dirinya yang melamun saat kerja. Bukankah hari ini pekerjaannya lebih padat dari biasanya.
“Sepertinya, noona banyak masalah” kata Yoo Jin mulai duduk di sebelahnya.
“Mwo? Noona? Bahkan sekarang kau berani menggodaku! Dasar!” jawab Seo Yoon sambil berusaha menjitak Yoo Jin. Sebelum tangannya menyentuh kening Yoo Jin, pria itu telah menangkap tangan Seo Yoon. Yoo Jin mendekati wajah Seo Yoon dan berbisik.
“Noona, kita memiliki satu pekerjaan lagi”
“Ahh, benarkah?” kata Seo Yoon berusaha menoleh ke arah kamera.
Tangannya yang bebas menarik wajah Seo Yoon untuk menatap ke arah pria itu.
“It’s time, noona!” katanya tersenyum lalu mengecup kening Seo Yoon.
Seo Yoon hanya diam. Membeku. Tiba-tiba saja amarah menguasai pikirannya dan ingin menampar bocah tengik yang dengan kurang ajar mencium keningnya. Ia bahkan ingin mengambil botol minuman yang airnya hanya tersisa setengah botol untuk menyiram wajah bocah itu. Namun teriakan para penggemar terdengar sayup-sayup di ujung ruangan. Amarah yang begitu kuat ia redam. Detik berikutnya ia telah tersenyum tersipu. Senyum seorang gadis yang sedang jatuh cinta. Ye, it’s time. Mohon kerja samanya, Yoo Jin-ah!
~ ~ ~
“Selamat siang, Hyung. . .”
“Ah, kau. Ku dengar kau sedang membuat proposal suatu proyek. Apa itu?”
Song Jin Ahn menghentikan pekerjaannya dan menuju ke meja tamunya. Di sana Song Hye Song telah duduk santai.
“Ken sshi . . . Tolong kau pesankan dua teh hijau” pinta Song Jin Ahn pada sekretarisnya.
Jin Ahn duduk tepat di hadapan Hye Song.
“Ah, kenapa kau tak pesankan aku wine” protes Hye Song.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Woman
Fiksi PenggemarKetika cinta menghancurkan benci, dendam, amarah, dan ego. . . "Aku tidak mungkin jatuh cinta pada gadis sombong itu! Aku hanya memberinya pelajaran bagaimana bertata krama yang benar" ~Song Jin Ho "Kau pikir aku akantertarik padamu?! Jangan bermim...