Suara decitan ban di aspal terdengar sangat keras. Dalam sekian detik, Jin Ho dapat melihat dengan jelas wanita yang berada di balik kemudi mobil itu. Wanita itu Park Seo Yoon. Wajahnya tampak panik. Detik selanjutnya ia melihat mobil itu melesat cepat melewati mobilnya. Dengan cepat, Jin Ho membelokkan mobilnya menyusul Seo Yoon. Tak lebih dari sepuluh menit ia mengejar Seo Yoon. Dari kejauhan ia dapat melihat gadis itu menepikan mobilnya dan gadis itu keluar memeriksa mesin mobilnya. Ia tampak kebingungan bercampur panik. Ketika itu tatapan mata mereka bertemu.
"Masuklah, aku akan mengantarmu" tawar Jin Ho.
Seo Yoon menatap jengah saat pria di hadapannya memberi tumpangan. Itu membuatnya merasa bahwa mereka cukup dekat untuk saling mengantarkan satu sama lain. Bahkan Yu Ri tak pernah sekalipun mengantarkannya ke lokasi shooting. Lalu apa maksud pria ini mau mengantarnya mengunjungi orang tuanya. Astaga?!
"Aku tak perlu tumpanganmu" kata Seo Yoon sambil berusaha memperhatikan mesin mobilnya yang macet.
Sialnya ia hanya dapat melihat tanpa tahu apa yang mesti ia lakukan. Sementara Jin Ho tersenyum meremehkan, lalu memarkirkan mobilnya di depan mobil Seo Yoon. Ia turun dari mobilnya dan menghampiri Seo Yoon.
"Kau mau apa?!" bentak Seo Yoon sambil berusaha menutupi mesin mobilnya. Jin Ho mendengus keras.
"Kau juga tak ingin aku melihat mesin mobilmu? Baiklah!" kata Jin Ho frustasi menghadapi keras kepala Seo Yoon.
"Ini mobilku, dan aku tahu apa yang salah dengan mobilku! Kau tak perlu ikut campur!" kata Seo Yoon percaya diri.
Jin Ho mendengus keras sekali lagi. Lalu mengambil ponsel di saku celananya.
"Ah hyung, mobil dengan plat 1501 mogok di Dongdaemun street, tolong kau urus, aku ada urusan lain. Aku mengandalkanmu, hyung!" katanya sambil melirik pelat polisi pada mobil Seo Yoon.
Seo Yoon menatap tajam pada Jin Ho.
Ketika Jin Ho memutuskan sambungan teleponnya, Seo Yoon menarik lengan Jin Ho keras. Meskipun nyatanya ia menarik lengan kemeja Jin Ho. Dan itu membuatnya lebih sebal.
"Ya! Jangan ikut campur urusanku!" bentak Seo Yoon.
Jin Ho hanya melirik kemejanya yang tertarik oleh Seo Yoon. Ia tersenyum dan menarik pergelangan Seo Yoon.
"Kajja, Park Seo Yoon-sshi" kata Jin Ho tersenyum tipis sambil menarik tangan Seo Yoon kuat.
Seo Yoon berusaha menarik tangannya. Ia menghentak-hentakan tangannya.
"Apa perlu aku membopongmu agar kau menurut?" tanya Jin Ho menatap Seo Yoon tajam.
Pria itu sudah lelah dan ia sedang tidak ingin dibantah. Ia tahu, memaksa wanita bukanlah hobinya. Namun bila wanita itu Seo Yoon, ia akan rela memaksa bahkan mengikat wanita itu agar mau mengikuti perintahnya.
Seo Yoon cukup terintimidasi oleh tatapan tajam Jin Ho. Akhirnya ia menyerah. Ia tidak ingin pria ini marah dan menghajarnya. Ia yakin Jin Ho tidak akan berbuat begitu. Tapi tak menutup kemungkinan juga ia akan bertindak lebih jauh lagi, seperti menghajarnya. Terlebih lagi, beberapa orang yang lewat mulai menyadarinya dan mengambil gambarnya. Shit!
"Baiklah! Lepaskan aku! Aku akan mengambil tasku!" katanya, lalu melangkah menuju mobilnya bermaksud mengambil tas tangannya. "Ottoke?! Seo Yoon unnie!!" pekik salah seorang pejalan kaki yang melewatinya. Dan itu cukup membuat pejalan lain menoleh ke arah Seo Yoon. Mereka mulai mengerumuni Seo Yoon untuk meminta foto atau tanda tangan. Mau tidak mau Seo Yoon melayani mereka satu persatu.
Jin Ho melirik arlojinya. Ia sudah tak sanggup lagi menunggu lebih lama. Ia mendengus pelan. Lalu menerobos para fans Seo Yoon. Ia menarik pergelangan Seo Yoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Woman
FanfictionKetika cinta menghancurkan benci, dendam, amarah, dan ego. . . "Aku tidak mungkin jatuh cinta pada gadis sombong itu! Aku hanya memberinya pelajaran bagaimana bertata krama yang benar" ~Song Jin Ho "Kau pikir aku akantertarik padamu?! Jangan bermim...