Cintaku

Cintaku 17

Entah sudah berapa jam perjalanan & sepanjang perjalanan aku tertidur sehingga baru sadar kalau bus berhenti saat Ali juga membangunkanku.
Dengan malas karena terlalu lelap tidur aku mengerjapkan mataku pelan & melihat didalam bus sudah tidak ada teman teman Ali lagi. Apa sudah sampai ditempat tujuan atau mampir dulu untuk istirahat sejenak,aku menggeliat sampai membetulkan posisi dudukku yang tadi bersandar didada bidang Ali sekarang bersandar disandaran kursi bus dengan Ali yang masih setia duduk disampingku menungguku sampai benar benar sadar"sudah sampai ya?"tanyaku pada Ali sambil mengucak mataku yang masih terasa ngantuk.

"Belum sih mungkin sekitar kurang lebih satu jam lagi,tapi kita shalat dulu ya. Udah mau magrib ini"ucap Ali mengusap pipiku sambil tersenyum manis.

"Masih lama ya,emang sekarang baru sampai mana?"tanyaku lagi padanya.

"Balangan,Tanah Bumbu sayang"

Tanpa menjawab Ali lagi aku kembali mengucek mataku yang masih terasa berat.

"Ayo shalat dulu nanti baru lanjut tidur lagi"ajak Ali dengan menarikku untuk berdiri padahal aku sangat malas bangun namun karena sudah waktunya menjalankan kewajiban aku harus bergegas mengerjakannya.

Dengan mengangguk malas aku yang sudah digandeng Ali keluar dari bus untuk mengerjakan shalat berjamaah. Setelah keluar dari bus aku langsung dibuat takjub oleh indah & megahnya pemandangan mesjid yang menawan.
Mataku berbinar bahagia untuk pertama kalinya aku melihat masjid yang sangat indah,besar & megah ini.

"MasyaAllah bagus banget Li masjidnya"ucapku sedikit berteriak karena rasa kagumku pada megahnya mesjid yang berada didepanku sekarang.

"Iya sanyang,ini mesjid terbesar & termegah dibalangan"jawab Ali.

"Indah banget Li,makasih ya kamu udah ngajak aku kesini"

"Iya sama sama,nanti kalau ada jalannya kita nikah disini ya"

Ucapan Ali soal pernikahan membuat tubuhku terasa menghangat apa lagi saat mendengar dia mau menikahiku dimasjid ini sehingga membuat mataku berbinar bahagia memandang Ali yang juga sedang memandangku tersenyum sangat manis.
Masjid yang sekarang didepan kami saja sangat indah & megah terlihat dari luar apa lagi ketika memasukinya & bisa melaksanakan sholat disini bahkan menginjakkannya lagi suatu saat untuk menikah dengan seseorang yang ditakdirkan Tuhan & dicintai.

"Emang mau nikahin aku?"tanyaku

"Siapa sih yang gak mau nikahin kamu. Itu udah doaku dari dulu. Gimana kamu mau nikah sama aku?"tanya Ali padaku masih memandangku dengan tersenyum manis.

"Aku dilamar nih?"tanyaku pada Ali sebelum aku menjawab pertanyaannya yang mengajakku menikah.

"Informal aja dulu,setuju atau tidak. Kalau setuju formalnya nanti aku ngomong keorang tua kamu kalau aku mau nikahin kamu"

"Aku mau Ali. Aku tunggu lamaran kamu & semoga jalan kita dimudahkan"

"Amin. Bantu aku terus berdoa ya. Kita berdoa sama sama supaya takdir berpihak sama kita"

"Amin Ya Allah. Oh iya Li apa nama Masjid ini?"tanyaku lagi pada Ali

"Masjid Agung Al-Akbar. Bisa juga disebut Masjid Islamic Center Balangan"

"Megah banget ya Li. Apa lagi pemadangan & letak mesjidnya diatas gunung. Berapa tahun ya pembangunan Masjid ini bisa menjadi sampai semegah ini?"tanyaku sambil melihat kekanan & kekiri depan mesjid ini yang sangat indah ketika malam menjelang karena kelap kelip lampunya membuat kemegahan yang menawan pada masjid ini.

"Nanti aku jelaskan semuanya ya,tapi kita shalat magrib dulu. Udah azan tuh"

Tanpa banyak bicara lagi aku langsung mengangguk pada Ali & kami langsung menaiki tangga mesjid,sama sama berbelok arah yang berbeda untuk mengambil wudhu terlebih dahulu. Tempat wudhu laki laki sebelah kiri sedangkan tempat wudhu perempuan sebelah kanan. Setelah selesai berwudhu aku memasuki masjid yang besar & megah ini,ketika kakiku memasuki masjid aku melihat sekeliling mesjid dengan takjub,mataku memperhatikan sekeliling interiornya yang sangat menawan,semua dibalut dengam warna putih & dilapisi coklat yang melambangkan kebersihan & kesucian untuk umat islam sedangkan warna diluar Masjid dipadu dengan warna putih & hijau berarti lambang umat agama islam.
Aku masih tetap menikmati keindahan sekeliling Masjid sampai tidak sadar lagi sudah berapa lama aku berdiri dipintu masuk Masjid,sampai sebuah suara menyadarkanku atas keterpakuanku ini.