Chapter 3 : WHAT?!

2.9K 280 26
                                    

"Apa?! Pembunuhan untuk diambil organ dalam?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Apa?! Pembunuhan untuk diambil organ dalam?"

Kami semua terkejut mendengar perkataan Ulfah.

"Oke nanti aku sampaikan," sambung Ulfah lalu mematikan telfonnya. Ia terlihat cemas dan wajahnya pucat

"Ada apa?" tanyaku, aku bisa melihat tangan Ulfah yang gemetar

"S..Sammy bilang kalau..."


⭕ Author's POV ⭕

Disisi lain, gadis yang diculik bernama Lala itu sedang dibekap disebuah mobil, ia merasa sangat sesak karena mulut hingga hidungnya serta matanya ditutupi oleh kain hitam. Keringat dingin sudah mengucur dari wajahnya.

"Eumm! Eumm!" teriaknya tertahan sambil terus meronta berharap agar ia dilepaskan.

Risih karena korbannya terus meronta "Diam!" teriak salah satu dari penculik itu. Mereka semakin menaikkan kecepatan mobil mereka.

Setelah beberapa jam menempuh perjalan, mereka sampai ditempat persembunyian mereka.

Lala sudah terkulai lemas tak berdaya karena kekurangan oksigen dan terlalu lelah.

Para penculik itu memasukkan Lala  kedalam sebuah peti besi berukuran besar dan memasukkannya kedalam sebuah ruangan pendingin.


⭕ Ayumi's POV ⭕

"Apa!? Jadi mereka menculik Lala tadi untuk diambil organ dalamnya?" aku terkejut setengah mati mendengar penjelasan Ulfah. Sammy bilang bahwa ia bertemu salah satu arwah dari korban penculikan itu.

"Mereka sulit dilacak. Tidak ada kotak hitam dan bahkan plat mobil mereka tidak bisa tertangkap," kata Arkan mengotak atik tabletnya, masih berusaha mencari cara lain untuk menemukan penculik itu.

Bagaimana ini? Perjalanan kami masih menempuh waktu 3 jam lagi dan itu waktu yang cukup untuk membuat mereka membunuh Lala.

Apa yang harus kulakukan? Apa petunjuk yang bisa kami temukan?

"Yumi! Mimpimu!" kata Restiana "Mimpimu itu bisa menjadi petunjuknya kan?" ia menatapku serius.

Aku teringat..

Sebuah ruangan seperti ruangan untuk operasi.. Mungkinkah?

"Apa ada rumah sakit atau klinik yang telah ditutup di kota kita?" tanyaku,  dengan cepat Arkan langsung mengetik di mesin pencariannya

"Ada! Sebuah klinik kecil yang telah  ditutup 5 tahun yang lalu." ia menemukan jawabannya, kamipun menuju tempat yang kami curigai itu.

Setengah jam kemudian kami sampai di klinik yang sudah tua itu.

Beberapa petugas polisi membantu kami, mereka mendobrak pintu masuk klinik itu.

Kami masuk dan mengecek semua ruangan yang ada di klinik ini.. Aneh, sepertinya ini bukan tempatnya..

"Ah apa yang harus kita lakukaan?" Ulfah mulai panik.

"Aish," gerutu Restiana.

Kami sudah putus asa karena tidak menemukan petunjuk apapun, bahkan para polisi juga tidak menemukan jejak mereka di kota.

"Sekarang kita pergi menemui Sammy saja, serahkan dulu sisanya kepada polisi," kataku.

Kami pun pergi kembali ke Kota dan langsung menuju ke rutan dimana Sammy ditahan.

"Saaamyy~" Ulfah memanggilnya manja ketika kami sudah duduk di ruang bertemu untuk tersangka.

"Oh, Ulfah!" Sammy terlihat senang sekali.

Baiklaah baiklah dunia milik mereka berdua dan kami hanya numpang ngontrak disini.

"Uhuk! Uhum..." Septian berdehem membuat Ulfah dan Sammy akhirnya memandang kearah kami sambil terkekeh.

"Sam, jadi gimana ceritanya sih? Pembunuhan buat diambil organ dalam? Maksudnya apa?" tanyaku pada Sammy

Sammy menghela nafasnya kemudian bicara,

"Tadi ada hantu perempuan yang datang padaku, ia minta tolong katanya ia dibunuh dengan sadis oleh beberapa orang yang menculiknya. Awalnya aku ragu untuk membantunya, tapi kemudian dia berbicara kalau kalian juga terlibat dalam hal ini," jelasnya.

Alis Restiana bertaut mendengar perkataan Sammy, "Terlibat? Apa maksudmu?"

"Aku juga tidak mengerti sepenuhnya sih. Kata perempuan itu, salah satu dari kita bisa saja mati dengan cara yang sama seperti dia," jawab Sammy.

Deg.. Kami saling menatap satu sama lain.

"Apa-apaan tuh, aku ngga ngerti maksud omonganmu," kata Arkan memasang wajah bingung.

"Apa kau sudah tanya pada perempuan itu dimana mayatnya ditinggalkan?" tanyaku.

"Ya, dan dia tidak tahu dimana. Yang dia ingat hanyalah saat dia dibunuh dengan dirobek perutnya, sebelumnya juga dia diculik oleh 2 orang laki-laki yang berbadan besar serta berpakaian serba hitam dan dibawa menggunakan mobil van hitam," jelas Sammy

"Mobil van hitam?! Bukankah itu mobil yang sama dengan yang menculik Lala?" kata Ulfah

Kami diam sibuk dengan pikiran masing-masing..


~~~

2 hari kemudian..

Kami kembali ke sekolah seperti biasanya dan saat jam pelajaran pertama dimulai, speaker di kelas kami berbunyi.

"Perhatian. Bagi seluruh murid kelas 3 diharapkan untuk berkumpul di aula sekarang juga. Sekali lagi, seluruh murid kelas 3 diharapkan untuk berkumpul di aula sekarang juga. Terimakasih."

"Baiklah anak-anak, sepertinya pelajarannya cukup sampai disini saja."

Ibu guru membereskan bukunya dan pergi keluar kelas diikuti para murid yang bertanya-tanya akan ada pemberitahuan apa di aula nanti.

"Yumi!"

Seseorang menepuk pundakku, aku menoleh, tappi wajahnya terlihat asing.

"Siapa?"

_TO_BE_CONTINUED_

Jiaahh!! Hello readers,apa kabar ?😂😂😂 author harap kalian sehat selalu~ terimakasih atas dukungannya terhadap cerita ini dan author mohon maaf karena benar-benar sibuk urusan masuk kuliah😂 akhirnya author memilih sebuah univ dan alhamdulillah diterima melalui jalur undangan😆 author akan kembali aktif upload setelah semua urusan selesai. Gamsahamnidaa,saranghaeyo😆😍❤

MURDERER IN THE SCHOOL SEASON 2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang