Chapter 6 : A Trap

2.6K 285 13
                                    

⭕ Author's POV ⭕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⭕ Author's POV ⭕

Hari ini Ayumi dan Arkan pergi ke sebuah taman bermain untuk kencan.

Mereka bermain di beberapa wahana dan bersenang-senang, setelah itu mereka makan di sebuah restoran tak jauh dari taman hiburan itu.

Arkan tiba-tiba bicara dengan nada serius, "Setelah dipikir-pikir.. Ada yang aneh."

"Apanya?" tanya Ayumi

"Jika pelakunya adalah seorang dokter bedah, kenapa dia melakukan hal ini? Bukankah gaji dari seorang dokter bedah itu cukup mahal? Untuk apa dia mengambil organ hati dan ginjal? Apa untuk dijual?" 

Ayumi mengangguk, "Hmm.. Benar juga sih. Operasi bedah seperti itu juga kan sulit jika dilakukan seorang diri, dan tanpa alat-alat yang memadai itu cukup sulit. Aku yakin dia melakukan operasi di sebuah rumah sakit besar yang benar-benar punya alat bedah yang lengkap.. Tapi.. Kenapa? Apa motifnya?"

Mereka berdua terlalu serius bahkan disaat luang seperti ini.

Sementara itu, di kejauhan. Rita yang menyamar menggunakan kacamata hitam serta wig rambut panjang tengah memperhatikan mereka berdua.

"Target ditemukan," ia berbicara melalui headphone yang dipakainya sambil tersenyum puas.

Yumi dan Arkan menikmati makan malam mereka, setelah itu mereka berjalan pulang. Arkan mengantar Yumi pulang.

"Aish, lain kali pakai pakaian yang lebih tebal kenapa sih. Kau ini, sekarang kan sedang musim hujan," seperti biasa, Arkan selalu mengomel dan memberikan hoodienya pada Yumi.

"Hmm! Aku kan juga mau terlihat sebagai perempuan, memangnya apa salahnya sih.. Gausah, kamu aja yang pakai ini," Yumi mengembalikan hoodienya Arkan.

Tiba-tiba sebuah mobil berhenti didepan mereka dan dengan secepat kilat seseorang keluar dari mobil itu dan langsung menarik Arkan kedalam mobil, setelah itu mereka melaju dengan kencang.

"ARKAN!!" Yumi berteriak dan berusaha mengejar mobil yang melaju dengan kecepatan penuh itu, ia tidak memperdulikan mobil lain yang lalu lalang di jalanan dan hampir menabraknya.

"HEI! HATI-HATI!" teriak pengemudi mobil itu. Yumi langsung menepi dan buru-buru mengambil handphonenya, tangannya bergetar tak karuan, ia menelfon Ulfah.

"Ul..Ulfah!! Tolong aku! Arkan diculik Ulfah!" kata Yumi sambil terisak dan kebingungan, ia memberitahu Ulfah dimana ia berada.

Sementara itu, ditempat lain.

Arkan dibekap dan tubuhnya diikat kencang oleh para penculik itu

"Mmh! Mm!" berontak Arkan

"Berikan dia obat bius itu." kata salah satu dari mereka.

Penculik itu menyuntikkan obat bius padanya dan tak lama Arkan pun tak sadarkan diri.

Setelah menunggu beberapa saat, Ulfah, Restiana dan Septian datang bersama ayahnya Ayumi.

Ayumi menceritakan semuanya dan mencoba untuk tetap tenang agar pikirannya tidak berantakan.

"A..Aku juga tidak ingat plat mobilnyaa!" kata Yumi menyesal.

Mereka melihat keadaan sekitar, apakah ada kamera cctv didekat lokasi penculikan itu.

"Ada satu! Yang mengarah ke jalan." kata Septian menunjuk sebuah toko kecil diseberang jalan, tanpa pikir panjang mereka langsung berlari ke toko tersebut.

Ayah Yumi juga langsung turun tangan mengecek rekaman cctv itu.

"Platnya tidak kelihatan. Tapi mobil ini berbelok kearah jalan Veteran." kata Ayah Yumi, mereka langsung bergegas ke jalan Veteran itu dan mengecek cctv disana.

Sayangnya tidak ada cctv yang mengarah ke jalan.

"Bagaimanaa inii, bagaimanaa inii?? Hiks." Yumi mulai gelisah

"Tenanglah, kita akan cari petunjuk lainnya.." kata Restiana dan Ulfah mencoba menenangkan Yumi.

_TO_BE_CONTINUED_

Readeeers,Author minta maaf yang sebesar-besarnyaa😂😂 Karena sibuk ngurus kuliah dll author ga sempat update ceritaanyaa
o(╥﹏╥)o
oh iya Minal Aidin Wal Faidzin yaa readers,maafkan author yang tidak tepat waktu ini 😂 terimakasih telah setia menunggu dan tetap mendukung ceritanyaa 😆🤗
Author akan berusaha update next chapter secepatnya,doakan ya readers hohoo(╥﹏╥)

MURDERER IN THE SCHOOL SEASON 2 [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang