Aku menemukannya di dalam toilet gedung ini.
Tak ada orang lain lagi selain dia. Gedung tempat produksi serial tv ini sudah kosong sejak beberapa waktu lalu, hanya ada kami para kru 'Make It Right the series' yang masih berada di sini untuk menyelesaikan syuting video klip.
Boom berdiri dan melamun di depan wastafel. Matanya menatap kosong ke arah cermin. Toilet yang sepi membuatku dapat mendengar nafas Boom yang terengah-engah.
Sepertinya dia tidak menyadari kehadiranku. Apa yang sedang dia lamunkan di tempat sepi begini? Kenapa dia terlihat seperti sedang kacau?
"Kurasa Boom menyukaimu P'Toey."
Kata-kata Peak kembali terngiang, membuat segenap kekalutan kembali menyerang dan membebaniku.
Apa itu benar, Boom? Apa benar kau menyukaiku lebih dari sekedar saudara dan sahabat?
Ingin sekali aku menanyakan itu langsung padanya. Tapi jika itu kutanyakan, aku jadi tidak bisa mundur lagi. Hubunganku dengan Boom akan berubah selamanya.
"P'Toey."
Boom menyadari keberadaanku. Dia menatapku melalui cermin wastafel. Aku melihat kedua matanya sembab seperti baru menangis.
Boom. Ada apa denganmu? Apa yang kau tangisi?
Entah kenapa, kakiku terasa berat saat ini. Aku ingin menghampiri Boom dan menghiburnya, tapi sesuatu seperti membebani kakiku dan membuatku susah untuk melangkah.
Kami terdiam cukup lama. Kemampuan berbicara kami seakan hilang entah kemana. Boom masih terdiam di depan cermin dan memunggungiku. Dan aku masih berdiri di belakangnya, diam seperti patung.
"Apa kau benar-benar berpacaran dengan Ohm?" Boom memecah keheningan.
Aku terkejut oleh pertanyaannya. "Apa maksudmu?" sergahku.
"Jangan berpura-pura bodoh, P'Toey. Kau tahu benar apa maksudku."
Aku menelan ludah lalu memaksakan tawaku. "Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu Boom. Apa kau terlalu kecapekan atau kau sudah terbawa dengan peran yang kita mainkan? Tapi apapun itu, yang kau katakan tadi itu sangat konyol."
"Setelah kau mengantar pulang Ohm malam itu, esok paginya aku melihat kalian keluar bersama dari apartemenmu," sela Boom.
Aku kembali mencoba menelan ludahku, tapi gagal. Tenggorokanku seperti tercekik.
Boom menoleh dan menghadapku. "Aku ingin main ke apartemenmu pagi itu. Tapi aku malah melihat kau keluar bersama Ohm. Katakan P'Toey, apa Ohm menginap saat itu?"
Tidak ada gunanya aku berbohong sekarang. "Ya. Ohm memang menginap. Pikiranku sedang kacau saat itu, makanya aku menyuruh Ohm membawa mobilku dan mengantarku ke apartemen."
Boom terdiam. Dia tetap fokus menatapku dengan matanya yang sembab itu.
"Boom ... kau kenapa menangis?"
"Sudah berapa kali Ohm menginap di tempatmu P'?" potong Boom tanpa menjawab pertanyaanku.
Aku tidak tahan lagi. "Kenapa hal ini jadi penting untukmu Boom? Kalau Ohm menginap di tempatku memangnya kenapa?" tanyaku gusar.
Boom menarik senyum sinis, "Kenapa ini penting untukku?" ulangnya. "P'Toey tanya kenapa ini penting untukku? P'Toey ingin tahu kenapa?"
Kata-kata Peak kembali berputar-putar di otakku. Tidak. Aku tidak ingin mendengar itu darinya. Aku belum siap. Aku harus mengalihkan pembicaraan. "Bukannya kau sendiri sering menginap di rumah Peak? Tidak ada masalah dengan itu 'kan? Kenapa kau harus mempermasalahkan Ohm menginap di tempatku? Bukannya sama saja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Make It Real
FanfictionBoom dan Toey lolos casting serial drama gay berjudul "Make It Right". Di drama itu, Boom harus berpasangan dengan lelaki manis bernama Peak, lalu Toey berpasangan dengan lelaki bernama Ohm. Semuanya berjalan lancar sampai akhirnya Boom dan Toey mal...