Chapter 01 : SIAPA DIA?

67 12 4
                                    

"Apa semua yang ku firasatkan sekarang, hanya mimpi?"

Aku bertanya pada diriku sendiri sembari menatapi langit pagi yang begitu cerah--aku masih saja tergeletak tak berdaya di tempat tidurku, ada sesuatu yang menggangguku saat ini, seperti ada seseorang yang memperhatikanku di saat aku sedang tertidur.

Tapi, bagaimana aku bisa berpikir begitu? Apakah itu cuma firasatku saja, ataukah aku hanya sedang mengada-ada?

Lembut menyayat hati, suara yang tidak terdengar berisik terdengar olehku, terdengar sympony yang indah, berbaur dengan nada yang sempurna.

Alunan musik klasik yang tidak begitu kencang, terdengar sayup-sayup mewarnai ruang keluarga yang luasnya 5x7m itu, dengan perlahan terbangun, duduk menatapi matahari pagi sebelum mengambil tindakan aktivitas, aku melihat dari luar jendela, ada pikiran gelisah saat aku terbangun dari tidurku, kegelisahan yang entah datang dari mana, aku pun tidak mengetahuinya dengan jelas.

Dari pada aku memikirkan hal yang tidak sama sekali ku mengerti, lebih aku segera terbangun, meraih handuk yang tergantung dibalik pintu, aku setengah berlari ke kamar mandi.

"Segar!!" ucapku sambil menutup kembali pintu kamar mandi dan melihat ke arah jam dinding.

"Baru jam setengah tujuh ..."

Setelah memperhatikan pakaian seragam yang ku pakai cukup rapi, ku putuskan untuk segera bergegas keluar dari kamarku.

"Hari ini adalah balasan untuknya!"

Kepalan tangan yang seakan menunjukan bahwa aku masih merasa kesal atas kejadian kemarin, kejadian yang menimpaku, mungkin karna aku sedang sial hari itu.

"Yosh! Aku berangkat!" ucapku yang segera bergegas ke arah ruang tamu dan mematikan alarm music box yang menyala secara otomatis setiap paginya.

Setelah itu, aku segera melangkah kembali, namun lagi-lagi langkahku terhenti, ada rasa sedih yang ku rasakan saat aku sudah ada di depan pintu rumah, perasaan sedih apa itu? Aku sendiri tidak begitu tahu, yang pasti ada sesuatu yang telah terjadi tanpa aku menyadarinya, tapi kenapa dada ku terasa sesak? Entah kenapa, aku seperti merasakan sebuah firasat buruk.

"Semoga saja tidak terjadi apa-apa!"

Dengan melanjutkan langkahku kembali dan membuka pintu, aku berusaha melupakan firasat itu, melupakan jauh-jauh dari pikiranku, dan aku tak ingin memikirkannya lagi.

***

Hilir suara kendaraan terdengar riuh di salah satu jalan raya di kota Fukikawa. Kota yang sedang menanti jelangnya pagi ini, memiliki pesona keindahan yang luar biasa, bahkan keindahan kotanya terjaga dengan sangat baik dan rapi.

"... lagi-lagi aku merasakan nyaman ..."

Tertata rapi, bersih, nyaman dan memiliki udara yang segar. Sungguh kota yang indah setelah kota lamaku ; Kyoto.

Walaupun jarak yang tidak begitu jauh antara rumahku dan Akademi Sekou, aku merasa kedua kakiku sudah begitu lelah untuk berjalan menyusuri setiap gang yang telah ku lalui.

Ini adalah Akademi Sekou, sebuah sekolah swasta. Berbagai perluasan lahan dan gedung bertingkat telah membuat Akademi ini menjadi satu-satunya sekolahan yang bergengsi di Fukikawa.

"Huh! Akhirnya sampai juga." ucapku di sertai raut wajah yang begitu lesu.

Bahkan untuk menoleh dan memandang ke arah langit saja, aku begitu enggan, enggan karna kelelahan, baru saja kau ingin melanjutkan langkahku untuk melewati gerbang aku merasa ada getaran di sakuku.

"Sms dari sia--"

[Hari ini Aku, Ibu dan Ayah tidak jadi pulang. Tolong jaga rumah ya, kakakku tersayang]

INFINITY ZEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang