Sore yang indah, hamparan padang rumput yang menenangkan. Sapi-sapi berjalan kesana-kemari. Ia memakan rumput-rumput yang disediakan oleh alam. Namun, hanya satu sapi yang tak makan. Ia tampaknya sedang bercengkrama santai dengan kucing.
"Hey cing, kau takkan mampu memakanku." Kata sapi itu terhadap kucing.
"Ah, kata siapa aku tak bisa memakanmu?" Jawab kucing dengan santainya.
"Tubuhmu kecil, tenagamu tak seperkasa serigala. Mana mungkin kau bisa memakanku? Haha." Balas sapi kepada kucing.
"Bisa. Pasti bisa aku memakanmu, sapi yang lezat!" Dan wajah si kucing yang sedang membayangkan daging si sapi.
"Haha, takkan bisa." Dan sapi pun pergi.
Hingga akhirnya, dimana sang pemilik sapi tersebut memutuskan untuk menyembelih satu sapinya. Untuk pesta keluarga menyambut natal. Sapi yang tak berdaya itu pun mati di tempat penyembelihan. Dagingnya di ambil dan di bakar bersama dengan bumbu-bumbu makanan. Datang lah anak si pemilik sapi itu, dan mengatakan bahwa ia meminta satu daging mentah untuk Karen. Diberikan satu daging mentah itu.
Dan Karen berkata "Sudah ku bilang, kata siapa aku tak bisa memakanmu?"
YOU ARE READING
Putih
Short StoryPandangannya kini telah berubah. Iya, akulah penyebabnya. Bibir manisnya kini telah hilang. Pelangi di matanya kini telah lenyap mentah-mentah. Aku melihat; hilangnya keceriaan dirinya di hadapanku. Dia adalah; Nadya ku