Bab Tujuh - Niaga On The Lake

6 1 0
                                    


Seharian Lucy duduk di bus mini yang mengantar mereka dengan begitu jengkel, ia hanya berusaha untuk bisa tenang tanpa suara berisik dari dua gadis yang duduk di belakangnya. Setelah menaiki pesawat, mereka harus menggunakan mobil yang akan mengantar ke desa Niagara On The Lake. Dan di sinilah ia, duduk di depan kedua gadis dari anak Mr. Sam dan Mr. Craddock yang terus menerus mengoceh dan meributkan tentang pakaian terbaru yang sedang mengetren akhir-akhir ini. Mereka terus berdebat dan berdebat dengan suara yang keras. Jika Lucy tidak menghormati Mr. Sam dan Mr. Craddock, ia menjamin akan menghentikan bus tersebut dan menyuruh ke dua gadis itu turun. Ini benar-benar mengganggunya, sangat mengganggunya. Palvin memang adik yang kurang ajar, dia terlihat begitu sangat bersemangat ketika mengantar Lucy pergi. Entah apa yang adiknya rencanakan, tapi sepertinya dia ingin menyiksa Lucy dengan perlahan.

Di dalam bus tersebut sudah berkumpul 8 orang, 4 di antaranya adalah ayah dari mereka dan 4 lainnya adalah anak-anak yang mereka bawa. Sedangkan 2 orang lainnya sudah menunggu di vila yang akan mereka semua menginap di sana. Lucy yang duduk di bangku bagian tengah hanya bisa menghela nafas sambil mendengarkan musik dari earphone yang sudah di pasang di telinganya, ia menyalakan musik dengan volume paling besar agar suara ke dua gadis itu tidak terdengar olehnya, sambil menatap keluar jendela. Seharusnya ia sekarang berada di rumah dan bersantai, tanpa harus mendengar ocehan ke dua gadis yang berada di belakangnya. Lihat saja nanti jika sudah pulang, aku akan benar-benar menghajar Palvin. Batinnya dalam hati dengan jengkel.

Seseorang yang menepuk-nepuk bahu Lucy dengan pelan membuat ia menengok ke samping. Terlihat seorang laki-laki dengan rambut pirang dan bermata biru sambil tersenyum lebar, yang kini duduk di sampingnya. Ia melepaskan earphone miliknya dan menatap laki-laki tersebut. "Ada apa?" kata Lucy langsung. "Tidak, aku hanya ingin mengobrol dengan mu saja." Lucy hanya menatapnya sambil mengangkat sebelah alisnya. "Kenalkan, aku Nicolas Mide." Sapanya sambil mengulurkan tangannya. Lucy lalu membalas uluran tangannya dan tersenyum kecil. "L'Clat." Balasnya singkat. "Apa kau mengenal dua gadis di belakangmu?" tanyanya sambil berbisik-bisik agar tidak terdengar oleh ke dua gadis yang duduk di belakang mereka. Lucy hanya menggeleng pelan, "aku tidak tahu nama mereka, yang ku tahu mereka adalah anak dari Mr. Sam dan Mr. Craddock."

"Ngomong-ngomong, mereka sedikit berisik, kau tahu." Lucy lalu tertawa. Ia kira, hanya ia saja yang berpikiran seperti itu. Ternyata masih ada orang lain yang memikirkan hal yang sama seperti ia. "Ku ralat kata-katamu. Mereka berdua itu sangat berisik, bukan hanya sedikit." Tawanya lagi sambil kembali memasang earphone ke telinganya. "Kalian sedang membicarakan kami? Tanya salah satu gadis di belakang, sontak Lucy dan Nicolas mendongak dan menatap gadis yang menyender tubuhnya ke depan. "Ya, kami sedang membicarakan mu. Bisakah kalian tidak berisik? Itu benar-benar mengganggu ku." Dengan cuek Lucy kembali sibuk mendengarkan musiknya. Nicolas hanya menatap Lucy dengan dahi berkerut dan melirik ke arah gadis yang masih menyenderkan tubuhnya di belakang bangku senderan miliknya. Gadis tersebut lalu ikut menatap Nicolas sambil tersenyum. "Hai, aku Jessica Sam." Sapanya sambil mengulurkan tangannya pada Nicolas, "aku Nicolas Mide." Balas Nicolas. "Dan aku Garcia Craddock." Sapa seorang gadis lagi yang tiba-tiba muncul. Nicolas hanya tersenyum kecil dan melirik Lucy yang terlihat sangat cuek dan tidak memedulikan mereka bertiga.

"Senang berkenalan dengan mu, kita akan bersama selama beberapa hari setelah ini." Jessica lalu tertawa kecil sambil menatap Garcia dengan semangat.

"Apa kalian sudah saling kenal?" tanya Nicolas bergantian menatap mereka berdua. Gacia mengangkat bahu dengan santai, "seperti yang kau lihat. Aku memang baru mengenalnya saat ini. Aku bahkan tidak tahu kalau Dad akan melakukan acara seperti ini."

"Yeah aku juga," tambah Jessica.

"Tapi siapa yang peduli, hei apa kau sudah punya pacar?" tanya Garcia. Nicolas hanya menggeleng pelan, "belum." Jawabnya singkat. Garcia dan Jessica lalu saling menatap dan tersenyum. "Senang mendengarnya, ku harap akan ada seorang laki-laki lagi di sini." Mereka lalu tertawa. Nicolas yang tidak mengerti apa yang sedang mereka katakan hanya menatap Lucy yang sedang sibuk dengan dunianya sendiri.

Life is HopeWhere stories live. Discover now