2.Hari Pertama

362 53 19
                                    

Hari ini, hari pertama memulai ajaran baru. Masuk sekolah setelah 2 minggu libur kenaikan kelas. Bagi anak remaja jaman sekarang, masuk sekolah adalah hal yang membosankan.

Sama sepertiku sekarang ini, setelah 2 minggu berlibur rasanya aku tetap belum puas, tapi mau apalagi, tiga kata itu masih terngiang diotakku, "TAK ADA PENOLAKAN", jadi mau tak mau aku harus nurut, karena itu lah papa tak mau dibantah sama sepertiku. Hehe.

Pukul 7 pun kumulai dengan mengumpulkan nyawa yang telah hilang dari tubuhku. Ingin rasanya kulemparkan kembali tubuhku yang sudah berdiri ini kembali pada kasurku.

Tapi, nyatanya itu tak mungkin bahkan tak bisa, dan tak akan terjadi. karena suara mama yang telah berada didepan pintu.

"Lia bangun..." suara mama sama sepeti 3 hari lalu, yang hampir membuat gendeng teliangaku mau pecah.

"Sudah jam 7, kamu gak sekolah!" Teriaknya lagi tanpa memberikanku bicara untuk membuktikan bahwa aku sudah bangun.

"Lia...cepat!!!!!!" Sambungnya lagi yang sudah menggedor pintu kamarku.

"Iya mamaaaa!!" Kujawab dengan suara lebih nyaring dari mamaku.

Kedengar sudah tak ada suara lagi didepan pintu kamarku, aku pun berpikiran untuk tidur kembali, tapi----

"Lia jangan tidur lagi,,,,," sambar mama yang sepertinya sudah tau akan sifatku ini.

Aku pun berfikir, dari mana mama tau apa yang kupikirkan, bahkan saat ini pun terjadi, jangan bilang keluargaku ini masih ada hubungan dengan harry potter ato GGS,,,,,, itulah yang kupikirkan jika berbicara tentang mama yang kusayangi ini.

●●●●●●

Lia POV

Kulihat dimeja makan sudah berkumpul keluarga kecil yang tengah melahap sarapannya.

Kuhentakkan kakiku bejalan dari atas menuju meja makan.

"Datang juga lho akhirnya!" Ucap adrian kepadaku.

"Lia, ayo cepat makan,,," suruh mama kepadaku yang tengah masih dalam posisi berjalan yang sangat lambat.

"Iya, ma..." jawabku memelas.

Aku pun sudah dekat dengan meja makan, sebenarnya sih, kursi meja makan. Akupun mulai menarik kursi dekat adrian dan ingin mendudukan bokongku di kursi.

Tak selang 5 detik, hampir saja aku duduk dan tiba-tiba adrian bangkit dari duduknya dan mengajak ku pergi kesekolah sambil menarik tanganku.

"dasar gila......... belum juga gue makan, dan bisa dibayangkan gue juga belum duduk udah disuruh berangkat, dasar kakak gak PEKA kalo gue ni laper" pekikku dalam hati sambil memanyunkan bibir mungilku.

"Jangan ngambek, lho sendiri yang bangunnya terlambat!" jawabnya sarkastik, seperti tau apa yang ku pikirkan.

Memang kayannya gue keluargaan sama harry potter deh, lihat aja mama sama kakak, sama-sama  kagak normal.

"Mama, papa, kakak jahat....!!!" Ucapku mengadukan adrian pada mama dan papaku..

Namun, bukanya memarahi kakakku, mama sama papa malah menertawaiku dengan tingkahku yang sedang kesal ini.

"Kalian ini, lucu banget kalo ribut kaya gini" kata papa sambil memgembangkan senyum yang ada bibinya.

"Memang aneh keluarga ini, lagi ribut dibilang lucu, mulai dari mama dan kakak yang gak normal dan sekarang papah.... ya Tuhan bantu hambamu ini menghadapi cobaaan ya.... Tuhan" batinku berbica.

Kakakpun mengulurkan tangannya dan mulai menyalami orang tuaku, dengan sigap kukeluarkan segala kekuatanku dengan memutuskan kontak tangan dengannya dan langsung mengambil susu di atas meja untuk menganjal perutku.

●●●●●●●

Sekarang kami sudah sampai didepan halaman sekolah. Kulihat banyak pasang mata yang sedang memperhatikanku dengan orang yang disebelahku ini.

Sebenarnya banyak yang kupikirkan di otakku tentang orang yang berada di sebelahku ini, siapa sebenarnya kakakku ini disekolah, apa jabatannya dan siapa aja teman- temannya.

"Kamu kenapa dek?" Tanya kakak lelakiku ini padaku yang tau sejak dari tadi aku mematung didepan halaman sekolah.

"Ahh, gak papa kok,aku cuma sedikit gugup aja" jawabku jujur.

Ini memang pertama kalinya aku melihat sekolah ini begitu dekat, dan sangat dekat. Aku memang sedikit gugup pada diriku, apa aku bisa beradaptasi dengan lingkuang baru ku atau tidak. Aku orang nya badmood-tan jadi sekali gak suka, aku pasti gak mau karena itulah aku, Thalia cantik yang keras kepala.

Sadar bahwa dari tadi aku belum beranjak dari tempatku, kakakku pun mulai merangkul pundakku dan membuatku lebih dekat dengannya, dan menjadi ganas lah mata-mata yang menatapku sedari tadi.

"Lho ngapain sih?, gak enak tau diliatin!" Ucapku sambil melepaskan tangnnya dari bahuku.

Bukannya melepaskan, dia malah makin mempererat dan membuatku berjalan beriringan dengannya,dan inilah sekarang kami seperti sepasang kekasih yang berjalan menuju sekolah.

"Lho, tenang aja dan ikutin gue, lho mau tersesat disini!" Bisik adrian ditelingku.

Aku pun mengangguk setuju atas apa yang ia katakan, karena sekolah ini begitu besar dan sangatlah besar,serta aku belum tau tempat-tempat disekolah ini.

Kami pun sudah mulai memasuki sekolah, kulihat para gadis-gadis yang menatap mataku itu berpindah alih dengan orang disampingku. Dengan riang mereka menyapanya dengan centil dan penuh gaya. Tapi kakakku ini sangatlah jual mahal, ia hanya melewati mereka begitu saja, tanpa memandangnya.

Tidak jauh beda denganku, para lelaki disitu mulai memandangku dengan tatapan genitnya.

"Apakah mereka selalu begitu pada orang baru!" Tanyaku dengan polosnya.

Tak ada jawaban darinya yang sedari tadi menatap kedepan.

"dek, ayo masuk!" perintahnya, yang ternyata sudah berada didepan ruang kepala sekolah .

Kami pun masuk kedalam, mulai kulangkahkan kakiku dengan cemas. Saat aku masuk, ku melihat papan nama didepan meja itu.Menampilkan nama kepsek itu, Ina Indrasari. Mulai kunaikan wajahku keatas, melihat perempuan berusia 40 tahunan itu dengan telaten mengurus file-file yang ada ditangannya.

"Permisi bu,,,," tanyaku membuyarkan pekerjaannya.

"Oh...iya....Thalita kan," jawab kepsek itu dengan senyum khasnya.

"Ini tante Ina, masa km gak ingat, yang sering beliin km es krim sama adrian"sambungnya lagi mengingatkan.

Bukanya kubilang kemarin, bahwa aku bisa dengan mudah masuk sekolah ini, mungkin itu karena kepseknya adalah tanteku, saudara dari papa. Kagetkan, sama aku juga kaget, aku baru sadar bahwa dia adalah tanteku.

Aku melihat kearah kakak, dia pun mengangguk. aku pun mulai kembali mengingat-ingat dimasa-masa ku kecil.

"Ah...jadi tante..yang sering kerumah ngasih aku eskrim, terus lupa beliin kekakak
itukan, terus kakak ngambek sampe 7hari 7 malem kan" salah satu memori yang sampai sekarang masih kuingat.

"Iya...tapi kok kamu ingat yang ituaja sih, kan masih banyak yang lain?" tanyanya sambil tertawa.

"Iya, karena disitu kakak jelek amet mukanya" jujurku, yang membuat kita semua ketawa kecuali adrian.

"Hari ini, hari pertama kamu sekolah" tanya tante ina kembali ketopik.

"He...he...iya tante" jawabku yang masih teratawa karena melihat muka masam adrian.

"Jadi kamu sekarang kelas XI....."

Maaf ya, kalo part pertamanya kurang bagus, nanti saya tingkatkatkan lagi dalam menulis tapi, bagaimana dengan part 2nya udah ada perkembangan bukan.

Vote juga komen ya...saya butuh saran dan kritikan jika ceritanya tidak memuaskan.

Saya mau buat cerita
Baru lagi lho, tolong baca ya...

Tolong bantuannya dan
Dukungannya.
Untuk cerita sekarang.

THALIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang