10. Hadiah?

38 2 1
                                    

Setelah kejadian subuh itu berlangsung. Aku pun bergegas kekamar mencari ketenangan dan tidur menikmati alam mimpi.

☺☺☺☺☺

"Li, bangun, kamu tuh anak perempuan molor terus kerjanya!" Teriak mama dengan suara baritonnya.

"Iya, ma baru juga tidur!"

"Udah jam 12 sayank, baru tidur! Dari tadi ngapain? Cepat bangunnn!" Bentaknya lagi.

Udah jam 12, cepat amat ya. Baru juga mimpi ketemu Lee min ho, sama Song joong ki juga. Dengan amat terpaksa, aku pun bergegas bangun dari tempat tidurku. Bersiap-siap dan segera turun kebawah.

"Morning All" sapaku

"Li, ditunggu papa, diruang kerja!" Kata mama memberitahuku.

"Yaudah, bhay ma!"

"Cih, kayak mau pergi kemana aja tuh anak!" Gumam meliana.

×××××××

"Papah cari Lia?"

"Pah, papah!"

Sudah 5 menit, gue berteriak gak karuan, kalo dilihat orang gue bisa-bisa disangka orang gila.

"PAPA CARI LIA, GAK!" Teriakku, dengan api yang membara.

"Iya, papa cari kamu, duduk aja sayank" ujarnya santai.

"Ada apa pah" tanyaku TTP padanya. gue masih kesel soalnya.

"Lia, sekarang umur kamu sudah 22 tahun, kamu udah lulus kuliah, dan sudah dewasa, papa mau kamu bekerja!"

"What? Pah lia masih mau bebas, lia gak mau terikat sama itu semua!"

"Sayank, papa kamu benar, kamu sudah saatnya bekerja!" Ucap orang itu, lalu duduk disebelahku.

"Mah, lia belum siap gantiin papa! Lia butuh banyak belajar!" Ucapku pada wanita paruh baya itu.

"Papa gak suruh kamu bekerja gantiin papa, melainkan ditempat teman papa! Dan besok kamu sudah bisa bekerja!"

"Ha?"

Jadi ini strategi papa, gak kerja digantiin papa, ditemannya pun jadi. Papah pasti tau kalo gue gak mau kerja ditempat papa, bukan masalah belum siap, tapi gue gak mau pegang tanggung jawab sebesar itu. Udah tau gue ceroboh.

"Lia, papa sudah pikirin ini semua, papa mau kamu menerima HADIAH papa, ya!" Katanya dengan menekankan kata hadiah.

"Lia, turutin aja mau papah kamu!"

Gue udah gak bisa nolak lagi. Ini juga untuk menebus kesalahn gue, karna sudah berprasangka buruk sama mereka. Kalo gue gak turutin, nanti gue dikutuk jadi kerikil lagi sama mama gue.

"Yah, Lia mau, tapi ini semua karna hadiah dari papa, gak lebih" jawabku jengah, lalu meninggalkan ruangan itu.

Gilak, disuruh kerja. Ya Allah gue masih 22 tahun, gue masih harus bebas. Dan apa Hadiah? gak salah denger tuh. Itu sih bukan hadiah tapi bencana, ditempat orang lain lagi.

Gue pun berencana menenangkan pikiran dengan ke mall, lalu membersihkan diri dan akhirnya ketempat yang indah, ke alam mimpi, baru bangunnya besok. Gue ini maniak bobok, jadi jangan salah paham ya kalo nanti gue tidur nyampe 2 hari.

~~~~~~~

Julian pov.

Bekerja sebagai ceo diperusahaan besar memang melelahkan bagi gue, apalagi menghadapi klien-klien perempuan. Makanya dari itu gue minta papa pindahin Ridwan dari jabatannya sekarang.

Sudah 3 tahun, sekertaris gue laki semua. Sampe-sampe gue pernah digosipin gay. Bukannya mereka salah, tapi gue memang paling kompak sama Ridwan, karena dia tuh temen gue dari kecil. Jadi ya gitu keliatannya.

"Lian, lo bener mau cari sekertris baru?"

"Iya, bosen gue sama lu terus, makin dideketin cewe mulu!" Jawabku sambil meminum soda ditanganku.

"Ya, taulah tampang gue ini kan ganteng, jadi bersabarlah ini ujian" jelasnya mengenai mukannya itu.

"Ganteng pala lu peyang, NAJIS dah"

"Lian ma jahat, marah nih" kesalnya, seperti anak anjing kehilangan induknya, sungguh menjijikan.

"Iuh" jawabku acuh.

"Lian" ujarnya sambil merentangkan tangannya, seperti ingin memeluk.

"Wan, jauh-jauh" ucapku sambil melepar bantal, sekarang bukan jijik lagi, tapi mau muntah

"Gemesh deh" jawabnya makin mendekat. Udah kaya mau cipokan anak sma. Adek masih perawan bank.

"Pak ad--- aaaaa, aa-pa yang kalian la-kukan" tanyanya gugup.

"Sejak kapan lo disini?" Tanyaku was-was, sambil menjauhkan Ridwan dariku. Taruhannya harga diri bro.

"Baru saja pak, maaf menggangu!'' Jawabnya lagi.

"Ada apa?" Tanyaku peka atas kedatangannya.

" Ada yang cari bapak, katanya karyawan baru"

"Suruh masuk aja!"

"Baik pa"

"Selamat pagi my brother  yang goblok "

"Lo udah pulang? Kapan?,sama siapa? Lo kok tau gue disini?"

"Sabar woy, tu mulut kah tetelan"

"Mulutlah bego, di Paris lo nggak di ajarin mana mulut, mana tetelan"

"Gue tau bego, tapi lu-nya yang goblok"

"Ya, gue dikacangin lagi -_-!"

"DIIIIAAAMM" ucap ku dan Alea bersamaan.

"Salah lagi?" Ucapnya meninggalkan kami berdua.

"Gue kangen banget sama lo?" Ucapnya Alea samabil memeluk Julian.

"Gue juga, Le! "

"Katanya lo ada asisten baru, siapa?"

"Gue juga gak tau, besok mungkin datang"

"Yaudah pulang yuk, gue mau ketemu mom and Dad"

"Lo belum kerumah?"

"Belum Lah kakakku  sayank"

"Yaudah yuk, tapi temennya gue makan dulu ya"

"Sipp bos" Ucapnya sambil mengacungkan  jenpolnya.

👆👆👆👆👆

THALIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang