8. Sebuah Akhir

77 10 10
                                    

Lia Pov

Kumasuki dapur super mewah sepangjang masa. Interior dapur ini mirip dengan nuansa italy.
Sederhana tapi mewah.

Kukihat seorang laki-laki disana dengan telaten memotong beberapa sayuran dan danging.

"Permisi, kak minta
Air!"

" disana" Tunjuknya tanpa
Melihatku.

Kumenjauh kearah rak piring, mengambil gelas dan air. Aku pun berencana kembali,tapi apa daya sangka!

"Aaaaaa!!!!" Kicauku getir.

Kubuka sebelah mataku dengan takut, apa gue udah dirumah sakit atau lagi di ambulan.

"Lo gak papa?" Tanya orang disana.

Ternyata gue cuma mau jatuh doang, syukur gue gak mati ya Allah. Gue masih mau lanjutin cita-cita dan doa orang tua gue doang kok.

"Li minum gue ma,,,,?" Tanya orang disana.

Siapa lagi tuh
orang.

"Kak Adrian, sejak kapan kakak disini????" Teriakku lupa.

"Sejak kapan lo disini?" Ucapnya dengan santai.

Tanpa sadar sekarang gue masih dipelukan kak Ryan, dengan cepat kusingkirkan badanku dari orang yang menopanku tadi.

"Maaf kak!!" Ucapku.

"Lo!!!" Tatapya tajam padaku.

Gilak, gue masih pegang air, bajunya basah, mukanya apalagi, hari ini kayaknya sial bagi gue.

"Maaf lagi kak!"

"Lia, ayo pulang!" Tariknya dengan paksa.

"Makannan lo!" Tanya Ryan pada Adrian.

"Nyokap gue udah manggil!" Teriak Adrian yang sudah mengajak gue pergi.

"Hati-hati" ucap balik Ryan.

♥♥♥♥♥

Pagi.

  Hari ini, hari yang melelahkan bagi semua orang, terkecuali Adrian. Sudah 10 kali sejak ia bolak-balik dapur mengambil minum dengan santainya.

"Kak lu gak ada tugas!" Tanyaku sudah bosan.

"Gak" jawabnya singkat.

Kutau sejak kejadian kemarin malam, ia sudah tak mood bicara lagi padaku. Apa karena aku gak cerita kalau fabil kembali?

Flassback on

Sudah 15 menit ni mobil gak bersuara, apa Adrian marah?

"Kak, masih lama?" Tanyaku memcah hening.

"Masih"

"Kakak marah?"

"Gak"

"Kak?"

"LIA PLISS, JANGAN GANGGU GUE!"

Dia marah, pasti. Dia gak pernah semarah ini sama gue.

Flashback off

"Kak,bisa bantuin gue kerjain tugas gak?''

"Gak"

"Kak, tolongin adek kakak yang cantik ini dong, susah banget, please!" Kutunjukan puppy eyesku.

Kulihat Adrian merespon permintaanku, ia menghampiriku. Adrian pasti sudah gak marah padaku!

"Nomer berapa?"

"Nomor 7 gue gak ngerti?"

Dengan sigap Adrian berdiri di belakang punggungku, lalu mengerjakan soalnya.

THALIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang