"Jadi kamu sekarang kelas XI..IPA-3" ucap tante ina memberitahu kelasku.
"Tante..aku mau bilang sesuatu!" Aku menghelakakn nafas pelan,untuk menutupi kegugupanku.
"Apa lia, bilang aja" Tanyanya bingung.
Ting...tong....
"Drian sudah bel, silahkan kamu masuk kekelas" bu ina angkat bicara sambil menatap kakak lelakiku.
"Tapi bu, lia kan belum tau kelasnya dimana" adrian mengelak.
"Gak ada tapi-tapian, silahkan km masuk kekelas" perintah bu ina, yang bisa dibilang gak mau dibantah.
Adrianpun melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruangan bu ina. Aku hanya bingung melihat tingkah mereka berdua tadi.
"Silahkan lia,,,kamu tadi mau bilang apa?" Ucapnya membuyarkan lamunku.
"Ah iya bu,,,, tentang itu......!!" Balasku menceritakan.
●●●●●●●
Adrian POV
Lama banget sih didalam, emang lagi ngapain ya.
Ckelek,,,,
"Lho, kakak masih disini?" Tanya lia, yang masih bingung atas keberadaanku.
Lia memang anak yang agak nakal dan pembuat onar tapi, dia baik dan hangat. Lia penyabar dan peduli dalam segala yang menyangkut gue dan orang yang berada disekitarnya. Walau kejadian kelam 2 tahun lalu, lia tetap ceria dibalik kesedihannya itu.
"gue nungguin lho!" Jawabku dengan santai.
Kami pun berjalan beriringan kembali, walau gue tau dia agak risih sebenarnya, tapi gue suka lihat dia kalo marah.
"Kak lho ingat, yang waktu itu kita bicarakan dimobilkan" lia angkat bicara, memecahkan keheningan yang terjadi.
"Hm...." suara dari mulutku.
"Lia juga udah kasih tau sama tante ina!!!" Lia menghela napas pelan.
"Jadi kakak gak usah giniin lia lagi" sambung lia, sambil melepaskan tanganku yang ada dipundaknya.
Flashback on..
"Kak gimana kalo, kita pura-pura gak kenal aja disekolah" lia angkat bicara.
"APA??? Dek, kenapa harus segitunya sih?" Jawabku dengan muka cemas.
"Iya... lia gak mau kakak, ikut campur kedalam masalah lia nanti" ucapnya mempertegas.
"Dek....." jawabku yang langsung dipotong olehnnya.
"Kak,lia mohon, tolong lia kak lia gak mau ada masalah" ucapnya sambil menunjukan puppy eyes miliknya.
"AHHHH..." aku pun menghelakan napas pelan yang disambut riang olehya.
"Ye...lia sayang kakak!" Sambutnya dengan tawa sambil memelukku yang sedang menyetir.
Flashback off
"Jadi lho udah kasih tau semuanya" aku mengangkat tanganku dari pundaknya.
"Iya,,,"jawabnya sedikit cemas sambil terus melihat kedepan.
"Yaudah kamu jaga diri,ajah ya."
Ucapku penuh khawatir.Lia POV
"Makasih ya kak,sudah ngantar aku" kataku berterima kasih.
"Ok,,"jawabnya singkat, lalu pergi meninggalkanku.
Aku hanya bisa memandangnya bingung dari kejauhan, memperhatikan punggung tegaknya yang sedang berjalan dengan santai.
"Apa dia bolos, kenapa dia sangat santai sekali,,dasar gak jelas" batinku berbisik.
Akupun berjalan menuju kelasku yang kira-kira tinggal 5 langkah itu.
"Permisi bu,,,!"sapaku sesopan-sopannya sambil mengetuk pintu.
"Iya, silahkan masuk, thalia kan!"
Tanyanya padaku."Iya bu" aku pun masuk dan menjawabnya dengan sopan kembali.
"Ya,anak-anak ini teman baru kita, silahkan perkenalkan dirimu thalita" perintahnya dengan lembut.
Kulihat ada beberapa pasang mata yang tadi melihatku. Kulihat tatapan sinis mereka yang mematikan dan menusuk, hampir kesetiap tubuhku.
Aku gak pernah setakut ini, bahkan mereka lah yang harus takut padaku,tapi karena kejadian itu, sepertinya aku harus mulai berubah."Selamat pagi, nama saya thalita, bisa dipanggil thalita ato lia. Saya pindahan dari SMA Tuna Bangsa, mohon bantuannya dan semoga kita bisa berteman baik" ucapku dengan rangkaian kata-kata yang sudah kusiapkan sesari tadi.
"Hah berteman baik? Mimpi lho?"
Kata gadis itu dengan kasarnya."Berteman aja sama gue, gue jamin muasin" ucap anak laki-laki dari susut kelas.
"Hahahah...hahahah" tertawalah
Satu kelas memecahkan keheningan.Wajahku berkerut bingung atas apa yang ia katakan, tak jelas dan tak mengerti bercampur aduk jadi satu.
"Lia,silahkan kamu duduk,dikursi belakang!" Perintahnya menyuruhku.
"Makasih bu,,," ucapku, lalu pergi dari hadapan guru itu.
"Oke, keluarkan buku ips kalian,kita mencatat" katanya setelah kuberbalik badan.
Saatku berjalan menuju kursiku kumelihat hampir tak ada perbedaan sekolahku yang dulu dengan sekarang. Muridnya acuh-tak acuh dengan teman-teman disekitarnya. Tidak memperhatikan guru yang ada didepan dan ribut dengan kesibukannya sendiri. Kutatap kursi kosong itu yang akan menjadi milikku, melihat orang yang ada disebelahnya.
Menampilkan wajah manis, dengan tatapan menawan, kulit yang bersih dan wangi tajam yang bisa kucium walau dari jarak jauh.
Kumenarik kursi,mendudukan bokongku pada kursi itu. Ku menoleh kesamping, melihat tangan yang yang telah terulur kedepan wajahku, sambil mengucapkan namanya yang indah.
Kutarik tanganya yang mungil, membuat kita berjabatan tangan. Kucapkan satu-persatu kata yang merangkaikan namaku.
"Aku Thalia adriana melia,lho panggil gue lia ajah" sambil tetsenyum padanya.
"Jadi kamu----"
Sambarku lagi mengulang namanya.●●●●●●
Hai readers,maaf ya masih banyak typonya, tapi makasih ya... yang sudah vote.
Sabar menunggu ya part selanjutnya dan selamat menikmati.
Aku mau bikin cerita lagi lho,,,
Baca juga ya.... jangan cuma dianggurin,,,,Ok!!

KAMU SEDANG MEMBACA
THALIAN
Novela JuvenilApa menyukai kakak sendiri itu salah? Jika cinta itu buta dan tak memandang status serta usia, salahkah aku menyukai dia? Hati ini milikku, tak sepantasnya kau mengatur hidupku, berlalu-lalang dihadapanku membuatku makin ingin memilikimu, aku tau ka...