7. Cinta dan Rahasia

129 19 5
                                    

"Gue dimana?, ni tempat kok asing banget ya!"

Suara telapak kaki dari balik pintu menyadarkanku. Sekarang rasanya memang kaya di film-film penculikan, ditempatkan digudang yang sepi diantara para rongokan ini.

"Udah sadar sayang!"

Ha, siapa tuh orang manggil sayang-sayang lagi! Fine! Sekarang gue ketakutan 7 keliling kalo bisa 8, dia mau  dekatin gue lagi.

"Jangan mendekat, kalo gak gue teriak" ujarku ketakutan.

"Teriak aja gue gak takut"
jawab-nya dengan senyum kemenangan.

Sumpah, sekarang gue mau pingsan lagi.

"Kamu gak ingat aku sayang,
Aku pacar kamu!"

Kuberanikan diri melihatnya dan benar dia Fabil, Fabil yang telah mencampakkan ku dan mempermalukanku dimuka umum demi pacar baru, tersayangnya itu.

"Mau apa kamu? kenapa bisa disini? Bukannya kamu udah mati " Tanyaku memaki.

"Mau aku kamu! dan benar aku udah mati dan itu semua gara-gara kamu" jawab fabil serius.

"Bukan!!! itu bukan gara-gara aku!" Teriakku.

"Mencintai orang yang tak mencintai aku lagi, merindukan orang yang tak mencariku lagi, apa bedanya aku sama orang mati!" Jelasnya yang membuatku terdiam.

Cinta, rindu, dia yang memutuskan hubungan denganku, mempermalukanku dan mencampakkanku, bahkan keluarganya yang memintaku bertanggung jawab atas kematiannya. Sekarang kembali begitu saja.

"Kau akan menjadi milikku seutuhnya, kalau aku gak bisa dapatin kamu, orang lain juga gak bisa!" Ucapnya mendekatiku.

"Mau apa dia??? Kenapa dia semakin mendekat, mendingan gue kabur aja dari sini. Sialan pake diikat lagi tangan gu----!" Batinku.

"Aaaaaa, jauhin tu pisau dari gue, lu tau kan gue takut pisau!"
Makiku padanya.

"Fabillllll jangan bego lo,,,, argghhh tolong!!" Teriakku lagi karena jarak pisau dan mukaku tinggal beberapa cm lagi.

BRAK

suara pintu mengalun keras diseluruh penjuru ruangan ini, sekarang aku sudah sedikit merasa lega terhadap keadaan yang ada.

"Jangan berani-berani lo nyentuh dia, jauhin tangan kotor lo itu dari dia, CEPAT!"

Siapa lagi itu??? Sial  gelap banget lagi, tapi Kenapa suaranya gak asing banget ditelinga gue.

Kulihat fabil sudah menjauh dariku, tapi---

BuG.. BuG... BuG...

Suara menggebu yang berulang-ulang sekarang terdengar menyakitkan bagiku. Kenapa hatiku seperti tersayat, dan jantungku mengong-gong meminta ingin keluar.

"Apa itu Adrian? Apa mereka berkelahi?Mengapa fabil sebodoh itu?Bagaimana Adrian tau
gue disini?" Pertanyaan itulah yang berputar dikepalaku.

Tetapi belum selesai berfikir, tiba-tiba saja seseorang telah menarik tanganku dengan genggaman yang erat.

Kutatap wajahnya yang sudah tak dibaluti ketampanan lagi.
Sekarang ingin rasanya aku berteriak dan menangis, karena melihat keadaannya sekarang.

"Kak, lu ngapain datang nolongin gue, kenapa lo gak panggil polisi atau satpam aja sih!!!"

"Gue gak mau lo terluka!" Jawabnya dengan senyum yang mengembang.

"Tapi kenapa? Lo mau lihat gue nangis karna kead-----"Sekarang ucpanku terpotong atas sikapnya.

Ditariknya tanganku dan dibawa kedalam dekapannya,
"Sekarang lo aman" bisiknya ditelingaku.

THALIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang