9. Ultah Lia

71 9 1
                                    

MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN YA GUYS😙


Sekarang umur gue udah menginjak 22 tahun. Sudah 6 tahun berlalu semenjak kepergian Adrian dari rumah. Semenjak itu semuanya berubah.

Mamah dan papah makin sibuk dengan dunia pekerjaanya, sementara gue makin sendiri di muka bumi ini.

Walaupun hidup gue bergelimang harta, tapi apalah daya hidup tanpa belaian cinta.

6 tahun belakangan ini, gue malah menutup diri dengan dunia religi, dan membuka diri dengan dunia luar.

Yeah, contohnya clubing, ngerokok, balapan, minum-minum, dan itu semua terjadi tanpa sepengetahuan orang-tua gue.

Gue bukan lagi Lia yang dulu, Lia yang polos, Lia yang nurut, Lia yang imut. Semua sudah berubah 180°.

Contohnya hari ini, mamah dan papa sekarang malah berada di eropa, ketimbang merayakan ulang tahun gue yang ke-22 tahun. Apa sekarang mereka bukan lagi sibuk, melainkan melupakan gue?

Buah bolok...kuranji papan...
Dimankan mabok..
Dibuang sayank.,,,..

Gue mencari-cari asal bunyi suara itu, dan ternyata berasal dari dapur. 'Nada dering apaan tuh tor? Jangan gitu, lagu daerah author tu. Lia mah jahat.'

"Li, mau balapan gak?" Tanya orang dari sana.

"Gue datang, tunggu 30 menit gue nyampe xa!"

"Gue tunggu pe---"

Klik.

Gue mematikan telfon secara sepihak, sahabat gue yang satu ini memang mengerti diri gue, dia juga yang pertama kali mengucapkan ultah pada gue.

Kalo kalian tanya Alea kemana? Gue juga gak tau, pas kelulusan sma, dia bilang dia mau pindah ke singapura. Membuat gue makin dan lebih
Sendiri.

Gue pun lansung bersiap-siap, memakai kaos dengan tulisan swag, dilengkapi hot pants, gardigan, jam tangan gold bermerek, disertai sepatu sneakers putih. Biar macing sama hati. Putih.

Langsung aja gue ngambil mobil dan melajukannya ke arena balap. Siapa yang gak kenal gue disini. Bahkan gue disebut queen of racing.

"Li sebelah sini!" Seseorang melambaikan tangannya padaku.

"Gue mau kesana dulu!"

"Orangnya disini, lo malah kesana!" Ucapnya sebal.

Tanpa banyak cink conk, lexa manarik tangan gue. Entah apa maksudnya gue juga gak ngerti.

"Li, dia yang mau nantang lo!''
Ucap Lexa menggebu.

Ganteng.

"WHAT, PEREMPUAN!"

"Kenapa lo takut" ucapku sinis.

Entah apa yang dipikirannya, mengapa ia melihatku dengan sebegitunya. Ada yang salah? Maskara gue luntur? Tapi gue kan gak pake make up. Gue cuma pake bedak polos dan liptin doang. Mata gue belekan?

"Dalam kamus gue, gue gak boleh nantang cewe, takut nangis, lapor mama, terus gue tanggung jawab, dikira ngehamilin lo lagi!"

"Bacot lu, laki-laki tapi rempong, lihat aja siapa yang menang!" Kataku menyeringai.

Ganteng, cuek tinggi dan kayaknya juga kaya, tapi ya Allah rempong amat.

Kami pun mulai menaiki mobil kami masing-masing, sambil menunggu arahan dari wanita ditengah kami ini, gue pun membuka permen karet yang udah gue bawa dari rumah.

Kulihat banyak orang yang sudah berkumpul diarena kami. Balapan ini hanya satu dari ribuan balapan yang akan gue menangin. Udah B aja soalnya.

"1...."

"2....."

"3....."

Ucap wanita seksi itu. Kami pun langsung menancapkan gas, dan pergi menjauh dari kerumunan masyarakat tadi.

Gue berada tepat didepannya, tapi tak berlangsung lama, karna dia menyalipnya. Gue yang masih santai hanya asik mengunyah permen karet.

Langsung saja dengan gerakan cepat, kulajukan mobilku yang sebentar lagi menyentuh garis finish.

And, ya... kalian tau sendiri lah, siapa yang menang. Dia? Gak mungkin lah, jelas gue thalita Adriana.

Semua orang bertepuk tangan ria, kecuali dia. Orang cuek yang menggemaskan. Dia juga hebat sih, dibalapan tadi, tapi ya.. dewi fortuna gue bekerja lagi.

"Ni hadiah lo" diberikannya kunci mobil yang ia pakai tadi.

"Thanks, jangan bosan-bosan ngajak gue lagi!"

"Tunggu"

Wait!! Tunggu, gila habis kalah balapan mau apain gue ni orang. Takut deh jadinya. Tapi kalo mau diculik dia sih, rela aku bank!

"What?"

"Sorry soal tadi, nama gue Julian Devano Delangga" ucapnya panjang lebar×alas×tinggi. Haha. garing.

Gue pun menganguk. Hendak ingin pergi tapi ditahan lagi sama dia. " apa lagi?"

"Balas kek, Nama lo siapa?" Ucapnya seperti memaksa.

Aduh gue gugup banget, kenapa sih? Jawab-enggak-jawab-enggak!
"Gue, gue Tha-----" tiba-tiba saja seorang dari kejauhan memanggil nama gue. KEZEL!

"Li, ayo pergi, lo nggak mau clubbing, gue bosan disisni?" Tarik lexa pada tanganku.

"Gue deluan ya!, jangan bosan-bosan kalah dari gue, bhay!" Pamitku padanya yang masih menunggu pertanyaannya untuk dijawab.

💋💋💋💋💋💋

Jam sudah menunjukan anka 3. AND WHAT ? Kenapa rumah gue terang-benderang. Mungkin cuma halusinasi gue doang, tapi gue gak minum banyak kok? Aduh,Pala gue pusing banget lagi.

"Li, udah jam berapa sekarang?"

Siapa tuh? Mama, papa pulang? Gak mugkin lia, gak mungkin. Ini cuma halusinasi lo doang. "Orang tua ngomong dijawab itu lho,!" Samabar yang lain.

"Sayank dari mana? Mama sama papa udah nungguin kamu 3 jam, kamu dari mana?" Ucap mama memelukku. "Happy birthday sayank" bisik papa sambil memelukku.

Seketika air mataku pecah tak terbelendung lagi, mereka INGAT! Jadi selama ini opiniku tentang mereka salah. Mereka gak pernah ninggalin gue dan lupain gue. Ya Allah kenapa gue jadi merasa bersalah.

"Papa, mama ingat, kalian gak lupa?"

"Mama sama papa gak pernah ngelupain kamu Lia, papa sama mama cuma kerja dan itu untuk kamu?"

Gue salah, kenapa gue begitu bodohnya memandang sisi negatif mereka aja. "Maafin Lia Pa, Ma dan makasih sudah jadi orangtua Lia, I love u"

"I love u too"

●●●●●●●●●

Finally.
Sorry ya, bab ini ABSURD dan banyak typo bertenaran.

Maafin ya? Maafin gak?
Lagi bulan suci ramadhan lho.

Mari bersedekah dengan cara pencet tombol bintang disisi kirimu! Bukan binta dilangit, bintang kecil, apalagi bintang punya temen saya. Entar digampar.

Sebagai Author dari THALIAN, saya mengucapkan mohon maaf lahir dan batin. Semoga dibulan suci ramadhan dan seterusnya THaliaN makin banyak yang baca.

THALIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang