Di luar terdengar sayup-sayup orang mengetok pintu. Aku menatapnya sesaat. Lalu aku bangkit meninggalkannya menuju pintu depan. Dimana suara ketokan terdengar. Tangan kananku menyibakan tirai jendela berwarna biru. Dari kaca jendela, terlihat Sarifah mengendong bayi, dan suaminya. Aku melangkah membuka pintu. Perlahan terdengar suara derik engsel pintu tak berpelumas. Barangkali sudah lama tak diberi minyak. Makanya berbunyi derik. Sarifah mengucap salam, dan aku pun menjawabnya seketika. Aku persilahkan ia, dan suaminya masuk menuju ruang makan. Kedatangan Sarifah di ruang makan membuat lamunan istriku buyar seketika. Ia bangkit mendekati bayi yang digendong adik perempuannya.
"Uni Ai, kami besok berangkat ke Bali. Sebab Mas Parno mau masuk kerja. Cutinya sudah habis," ucap Sarifah memulai percakapan. Sementara Sabai asyik membelai kening bayi kecil yang digendong Sarifah. Kadang ia selingi dengan jujai lucu. Bayi mungil itu pun tersenyum. Tawa rekahnya terpancar seketika. Ia tidak hirau apa yang diucapkan adik perempuannya. Aku pun bingung melihat tingkah Sabai terhadap Sarifah.
"Uni Ai, besok aku berangkat ke Bali," Sarifah mengulanginya. Lalu Sabai berhenti menjujai bayi kecil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Angkat
Historia Cortasebuah rahasia besar puluhan tahun. seorang anak dibesarkan oleh saudara ibunya. namun saudara ibunya menutupi masa lalunya. lambat laun waktu membukanya.....selamat membaca....