Chapter XIII - Stockholm Syndrome

2.7K 128 4
                                    

Makan malam untuk merayakan kepulangan Itachi berakhir. Sasuke dan Sakura yang menuju perjalanan pulang sedari tadi tidak buka suara, "Sasuke! Kenapa kau diam saja!"

"Aku sedang tidak mood," jawab Sasuke dingin.

Sakura menyilangkan tangannya, menatap lurus ke jalananan, "Itachi makin tampan, ya? Dia semakin terlihat dewasa, wanita yang dapat memikat hati dia pasti beruntung,"

Ucapan Sakura membuat mood Sasuke semakin hancur berkeping-keping tak berbentuk. Abstrak.

"Ya Tuhan, wanita di sampingku benar-benar tak berperasaan," batinnya.

Aura hitam Sasuke memekat. Bulu kuduk Sakura langsung berdiri dan memilih diam.

"Sasuke, aneh banget deh," gumamnya kesekian lagi. Gadis ini betul-betul berusaha untuk mencairkan suasana.

Setelah perjalanan yang lumayan memakan waktu banyak mereka akhirnya mereka sampai ke apartement mereka, membersihkan diri dan gosok gigi bersama.

"Sasuke,"

"Hm?"

"Gak apa-apa,"

Dan hening.

Mereka naik ke kasur mereka berdua dengan king size dan tidur dengan posisi membelakangi satu sama lain.

---
---
---

Pagi menyambut seperti biasa. Ya tak ada yang berubah sejak tadi malam. Mereka berdua hanya di selimuti keinginan, hanya suara mengunyah roti dan suara polesan selai di roti.

"Sakura, kita ke sekolah bareng..."

"Itachi janji ingin menjemputku,"

Dan Itachi pun muncul, masuk sembarang ke dalam apartemen, "Selamat pagi!"serunya.

"Aku bersama Itachi," ucap Sakura.

Sasuke menatapnya marah, "MENGANTAR SAKURA ADALAH KEWAJIBANKU SEBAGAI SUAMI BUKAN KAU!" Sasuke murka dan langsung pergi keluar dari apartemen dan menuju ke sekolah.

Sasuke naik kereta, entah apa yang merasuki dia sehingga Sasuke memilih naik kereta.

Sesampainya disekolah ia berpapasan dengan Sakura dan terjadilah perang dingin di antara mereka berdua.

----
----
----

"Apa yang terjadi, Sakura?" tanya Ino khawatir dengan Sakura yang ekstrovert mendadak introvert.

"Tidak ap-"

"Kalo jawab gak apa-apa lagi aku banting kamu," bentak Tenten.

Shikamaru menyahut, "Tsaahh-cewek kalo udah bete mah jawabnya gak apa-apa terus, lucu,"

Sakura menatap Shikamaru kesal, "Berisik."

"Sakura kenapa sih? Jangan diem kaya gini terus..." pinta Hinata sambil menatap memohon kepada Sakura.

"Yaudah, urusin aja urusan kalian memang aku minta kalian ajak ngomong? Aku benar-benar sedang tidak mood aku ingin sendiri...."

Satu persatu dari teman-temannya meninggalkan Sakura.

Dan di sisi lain, Sasuke hanya berkutat dengan berkas-berkas di ruang OSIS, "Sasuke, kenapa wajahmu tertekuk gitu?" tanya Naruto.

Sasuke tak menjawab dan menidurkan kepalanya di meja. Sakura benar-benar membuatnya gila.

"Wajar kan aku cemburu? Aku suaminya, dan aku mencintainya!"

"Kau lebih baik hati-hati Sasuke, Itachi punya pesona yang lebih dari pada dirimu,"

Sasuke menggertakkan gigi gerahamnya, "Ya kau tak usah bilang hal itu aku tahu, dia lebih tampan daripada aku,"

---
---
---

Sasuke POV

Sekolah berakhir. Pikiranku semakin kacau, aku masih memikirkan wanitaku-Sakura. Dia pasti ditemani oleh Itachi. Aku benar-benar bisa gila.

Aku keluar dari gerbang pintu sekolah dan terpampang mobil yang sangat aku kenal, mobil milik Itachi yang sudah pasti ingin menjemput Sakura. Aku menoleh ke lantai 3 dimana kelas Sakura berada. Kelas Sakura belum berakhir dan aku memutuskan untuk berbicara dengan Itachi terlebih dahulu, "Itachi apa yang kau lakukan disini?!"

Itachi terkekeh, "Menjemput calon isteri ku,"

"Kau gila?! Dia isteriku bodoh! Kau benar-benar rendah Itachi! Kau hanya bisa merebut hak yang bukan milikmu, ingat! Kau boleh ambil perusahaan Papa! Tapi tidak dengan Sakura! Brengsek."

Aku menendang mobil sport merahnya dan langsung menuju ke stasiun kereta dan menyelesaikan pekerjaan kantorku.

---
---
---

Sakura POV

Waktu menunjukan pukul 4 sore. Aku masih menunggu Sasuke dirumah. Kami memang sedang perang dingin, tapi aku khawatir pada Sasuke.

"Sakura, ayolah... Jangan melamun saja.... Atau kau mau pizza?" ucap Itachi berusaha menghiburku. Sedari tadi aku hanya bersama pria yang menjabat sebagai kakak iparku.

Aku tersenyum dan menggeleng. Aku menolaknya dengan halus, "Aku tidak akan makan sebelum Sasuke pulang, itu sudah kesepakatan,"

"Aku rasa dia pulang malam, lebih baik kau makan bersamaku saja."

"Itachi, bisakah kau diam? Aku lelah hari ini, aku ingin istirahat kau lebih baik pulang aku ingin tidur," ucap Sakura dengan intonasi naik.

the prince & the princess ❥ sasusakuWhere stories live. Discover now