MY FRIENDS?

25.3K 178 7
                                    

Hari ini adalah Hari pertama aku masuk kelas 8 SMP. Ada rasa deg-degan juga sih pada saat pembagian kelas, dan yang paling berat adalah sahabat sahabat kelas 7 yang akan ku tinggalkan. Upacara pembagian kelaspun dimulai. Keringat mulai menetes dari dahiku. Microfonepun mulai di ketuk ketuk oleh pak Eddy soekamto selaku pengawas jalanya upacara. Upacara pembagian kelas berlangsung sangat tertib dan berakhirnya upacara pembagian kelas telah menunjukan bahwa aku kelas 8b. kelas 8b terletak di sebelah kiri laboratorium TIK dan sedikit dekat dengan ruangan Kepala sekolah. Saat aku memasuki kelas 8b, ada rasa hening. Seolah olah aku adalah kutu dalam kerumunan singa. Hanya sedikit yang ku kenali, itupun tidak terlalu kenal wajahnya asing, tidak pernah melihat apalagi berkenalan. Terus terang, kelas 8b tidak terlalu buruk, meja meja dan kursinya juga kelihatan masih tampak mengkilap dan bagus.

Terdengar derap langkah tegas menuju ruangan kelas ini. Wah ternyata dia adalah wali kelasku dengan sangat gagah dan berwibawa dia memasuki ruang kelas yang menurutku asing ini,”selamat siang!”sapanya dengan ramah seraya menarik kursi untuk didudukinya.”silahkan perkenalkan diri kalian, mulai dari kamu!” aku membelalakan mata sontak aku kagetnya bukan kepalang setelah mendengar kata kata yang baru saja di ucapkan oleh Pak Syarrifudin ketika aku sedang melamun dan membayangkan aku adalah anak terpandai di kelas ini.”namaku Amanda Gabriella Manopo Lugue, alumnus 7g semoga kalian senang berteman denganku”ucapku dengan ramah seraya menggigit bibir agar tidak terlihat nervous. Akhirnya perkenalan yang menegangkan itupun telah usai setelah aku berusaha menjawab pertanyaan teman temanku yang menurutku tidak terlalu penting untuk ditanyakan.

Mentari tampak menerobos jendela kamarku tanpa ijin dan berusaha membangunkanku “huuooohh”keluhku dengan sejuta kemalasan yang bersemayam di anggota tubuhku. Terasa berat kaki ini untuk menopang seluruh anggota badanku. Terpaksa aku harus cepat cepat melakukan kegiatan rutin menjelang berangkat sekolah. “ADDUUHH!” jeritku kesakitan. Bagamana tidak sakit? Kejatuhan kenop pintu seberat 1,5kg. “kau tidak apa apa kan hehe?”Tanya kakaku dengan senyum licik. Seolah olah menggambarkan kalau dia senang melihat kondisi kakiku yang terlihat seperti buah nangka.”aku mau pintu yang baru ayah,”pintaku kepada ayah dengan meringis kesakitan.”iya, kalau perlu ayah buatkan kamu pintu yang sepeti pintu kemana sajanya doraemon”. Gurau ayah. “sudah sana mandi!” perintah ibu yang diiringi anggukan-ku.

Setibanya dikelas aku disambut oleh teman temanku dengan ramah seraya aku membalasnya dengan menyimpulkan sedikit senyum walaupun sebenarnya kaki aku koar koar kesakitan. Aku tak tahu hari ini aku akan duduk dengan siapa.”kau boleh duduk denganku” tawar salah seorang temanku. Oohh ternyata dia adalah Syifa Hadju teman sekaligus sahabat kelas 7 ku. Aku dan Syifa mengobrol sampai jam tadarus al-quran dimulai.
“hei kaya kenal deh,”ucapnya yang hendak menggapai kenop toilet pria. “kau? Cewek paling Kalem sekaligus cengeng di TK kan?”ucapnya seolah menerawang bola mataku dalam dalam. Aku hanya mengatakan “ya, kau juga anak paling cerewet dan SKSD di TK kan?”. “kau pincang sejak kapan?”ledek Bastian ketika melihat kakiku yang tidak bersepatu sekaligus berbalut perban ini. “ini gara gara kejatuhan kenop pintu tahu.”jelasku dengan ketus.
“ini gimana caranya ya?” aku terus menggoyang goyangkan pensilku di atas selembar kertas akupun mulai berkeringat dingin. Dan mulai terasa risih dengan soal matematika yang sulit ku pecahkan. Aku hampir memakan soal matematika itu untung saja bel pulang segera berbunyi, kalau tidak aku sudah seperti anak busung lapar karena memakan soal matematika.”nanti malam kau mau mengajariku soal matematika ini?”ajaku memelas dengan menatap mata Syifa dengan penuh rasa berharap.”iya boleh saja.”ucapnya santai seraya melenggang keluar kelas.
“pintunya sudah jadi!” ayah menyuruhku untuk segera melihat pintu kamarku. Aku merasakan hal aneh. Aku menatap kosong ke arah pintu yang sudah terpampang megah di kamarku. Ayah baru saja memasangnya dan dia sekarang sedang berkoar koar menjelaskan kegunaanya sementara aku hanya bisa berdiri terpaku di hadapan ayah. Bukanya aku tidak suka. Ternyata benar memang mirip sekali dengan pintu kemana sajanya doraemon. Pada kenopnya terdapat angka angka kecil “ini Manda, adalah kenop berpengaman yang ayah ciptakan. Jadi, kamu tidak perlu kunci, kamu hanya harus memasukan kode 4 digit. Dan ini kayu jati asli kedap suara dan tidak bisa di dobrak”jelas ayah.

Kumpulan Cerpen PersahabatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang