KADO TERINDAH YANG PERTAMA

4K 19 0
                                    

Mimom : “Maia, ayo cepat, ntar kamu telat! Udah ditunggu Pak Thamrin di dalam mobil.” (memasuki kamar Maia)
Maia : (membongkar tas) “Iya Mom.. Maia lagi nyari buku sejarah Maia.”
Mimom : “Memangnya kamu letak dimana semalam?”
Maia : “Maia nggak ingat Mom.” (Sahut Maia sambil memelas.)
Mimom : “Ya udah, kamu berangkat sekolah saja dulu, mana tahu ada yang meminjam bukumu itu..”
Maia : “Ya udah. Maia sekolah dulu Mom. Assalamu’alaikum!” (berlari menuju mobil)

     Sesaimpainya di kelas, Maiaa melihat keempat sahabatnya tengah berbincang-bincang. Tiba-tiba salah seorang sahabatnya, Raina mendekatinya sambil membawa sebuah buku.
Raina : “Maia, maaf ya buku sejarahmu kebawa kemaren, lupa ngembaliinnya. Maaf banget ya.” (memberi buku pada Maia)
Maia : “Jadi bukunya sama kamu? Alhamdulillah, Maia kira bukunya hilang.” (menerima dan memasukkan buku dalam tas.)
Ariel : “Mai, tumben datang cepat, biasanya datangnya 10 menit sebelum bel bunyi.” (menepuk pundak Maia)
Maia : “Maia datang cepat biar bisa nanyain ke semua teman tentang buku sejarah Maia, eh gak taunya udah disamperin duluan sama buku itu.”
Stella : “Besok pasti Maia datang telat lagi.” (tertawa bersama teman-teman)

     Ting Tong.. bel tanda masuk sudah berbunyi. Semua murid-murid duduk di tempatnya masing-masing. Termasuk 4 sahabat tersebut. Mereka semua menanti Bu Eka, wali kelas mereka yang mengajar pelajaran Biologi.

     (Bu Eka masuk ke dalam kelas bersama seorang murid baru.)
Bu Eka : “Pagi anak-anak.”
Murid : “Pagi Bu..”
Bu Eka : “Hari ini kalian kedatangan murid baru. Ayo perkenalkan dirimu.”
Erick : “Namaku Erick Aldi Yunanda. Kalian bisa memanggilku Erick. Salam kenal.” (mengedarkan pandangan dan menatap Bu Eka.)
Bu Eka : “Baiklah Erick. Silahkan kamu duduk di sebelah Stella ya, karena nggak ada lagi bangku yang kosong.”
Erick: “Ya bu..” (menuju meja Stella.)
Stella : “Hai Erick.”
Erick : “Hai juga.” (tersenyum dan sedikit kaku.)
Stella : “Jangan kaku gitu, santai aja. Ohya, kita berteman ya? Kalau mau, kamu berteman juga sama teman-teman aku. Namanya Maia, Raina dan Ariel.”

     Sejak saat itu, Erick menjadi dekat dengan Stella, Maia, Raina, dan Ariel. Bahkan Erick sudah dianggap sebagai sahabat karib mereka. Sampai suatu hari, Erick tidak masuk sekolah, tidak ada yang mengetahui keadaan Erick, kecuali guru-guru yang menyimpan keterangan tersebut.

Maia : “Stell, Erick mana? Udah 4 hari gak sekolah.” (duduk di depan Stella.)
Stella : “Iya nih, aku jadi khawatir. Kita jenguk aja yuk?”
Maia : “Kita kan gak tahu dimana rumahnya Stell!”
Stella : “Lihat saja di kartu perpusatakaan. Pasti ada.”
Maia : “Ya udah, ntar pas pulang, kita ramai-ramai kesana ya.”
Stella : “Oke.”
Raina : “Lagi ngobrolin apa?” (menghampiri Stella dan Maia.)
Maia : “Lagi ngobrolin Erick, udah 4 hari gak sekolah, dan kami berencana menjenguknya. Beserta kalian juga.”
Ariel : “Baiklah kalau begitu.”

     Saat bel pulang sudah berbunyi, Maia, Raina, Ariel dan Stellaa pergi ke perpustakaan untuk melihat kartu perpustakaan Ericj. Tak lama setelah itu, mereka sudah sampai di depan rumah Erick.

Ariel : “Ini beneran rumah Erick?”
Raina : “Iya beneran, ayo kita ketuk aja pintu rumahnya.”

Raina : “Assalamu’alaikum. Erick, Erick?” (mengetuk pintu.)

     Beberapa kali mereka mengetuk pintu, tapi tak ada jawaban, jadi bisa mereka pastikan bahwa Erick tidak dirumah, akhrinya mereka pulang kerumah masing-masing.

     Seminggu setelah itu, datanglah Bu Eka. matanya tampak merah, tapi dia tetap menyapa muridnya dengan sapaan yang hangat.

Bu Eka : “Pagi anak-anak”
Murid : “Pagi buu..”
Bu Eka : “Hari ini ibu ada kabar kurang bahagia..” (menunduk.)
Maia : “Kabar apa bu?”
Bu Eka : “Erick pindah sekolah, karena dinas papanya disini sudah selesai. Dia tidak akan sekolah disini lagi.”
Maia : “Erick dimana sekarang bu?”
Bu Eka : “Dia sudah sampai di Stasiun.”

Langsung Maia, Raina, Stella dan Ariel mengambil tas dan meminta izin pada Bu Eka untuk mengucapkan salam perpisahan kepada Erick. Sebelum ke stasiun , mereka membeli kado berupa boneka kucing yang bertuliskan “BFF” dan membuat sepucuk surat buat Erick dan membungkusnya pada kertas kado.

Maia, Raina, Ariel dan Stella : “Erick!!”
Erick : “Teman-teman!?” (terkejut dan mendekati temannya.)
Raina : “Kenapa kamu nggak ngabarin kalau kamu pindah?”
Erick : Ma-maaf teman-teman.. aku merahasiakan ini..” (terbata-bata dan menunduk.)
Stella : “Memangnya ada apa? Kenapa kamu merahasiakannya?”
Erick : “Aku takut membuat kalian sedih, makanya aku nggak memberitahu kalian.”
Ariel : “Kapan kamu balik Rick?”
Erick : “Aku nggak tahu..”
Maia : “Rick.. (terdiam dan memandang teman-teman.) Kami ingin memberimu sesuatu.” (menyerahkan kado kepada Erick.)
Stella : “Kenang-kenangan dari kami untukmu Rick! Jangan dihilangkan ya, soalnya ini hadiah dari sahabatmu.”
Erick : “Terima kasih teman-teman, belum pernah aku mendapatkan hadiah dari teman-temanku.” (tersenyum bahagia.)
Ariel : “Dijaga baik-baik ya Rick.”
Erick : (tersenyum) “Iya.”

Teeeet teeeeeeeet, bunyi kereta api telah berbunyi, Erick langsung mengangkat tas punggungnya dan mengucapkan salam perpisahan.

Erick : “Teman-teman.. aku berangkat dulu ya.”
Raina : “Hati-hati Erick.”
Ariel : “Jangan lupakan kami ya Rick.”
Erick : “Iya. Sekali lagi, terima kasih yaaaa..” (melambaikan tangan dan masuk ke dalam kereta.)

Kumpulan Cerpen PersahabatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang