Chapter II

193 22 0
                                    


Jinhwan tak berselera makan, ia hanya memegang spoon tanpa memperdulika makanan lezat yang tersaji di depanya. Mataya terus bersumber tak henti-hentinya. Ia bingung, kecewa dan marah kenapa Hanbin setega itu padanya. Sang umma yang sedari tadi melihat anaknya murung seolah iba dengan kondisi anaknya.

"Hwannie, gwenchana ? taya Nyunya Minzi dengan lembut..

Tak ada tanggapan, justru Jinhwan bangkit dari duduknya kemudian melangkah meninggalkan meja makan. Namun Tuan Kim Siwan mengehentikan langkah Jinhwan dengan kata-kata sarkasnya.

"Kenapa, kau ditinggalkan pria brengsek itu ? kan Appa sudah bilang ratusan kali, di itu laki-laki brengsek , kenapa kau terus keras kepala ?"

Appa aku sedang tidak ingin berdebat !" Jawab Ji Hwan lemah, sembari berlalu meninggalkan acara makan paginya bersama keluarganya. Sang kakak , Kim Tae Hyun yang melihat adiknya seperti itu merasa iba dan kashian, ini baru pertama kalinya ia melihat Jin Hwan begitu rapuh karena seorang pria. Ya, Hanbin adalah penyebabnya. Sebelumnya Jin Hwan yang sudah beberapa kali menjalin cinta tak pernah serapuh itu jika berpisah dengan mantan kekasihnya, namun kali ini beda Dunia Jin Hwan hancur ketika kekasihnya tak pernah menyapa dan terus dingin kepadanya.

Pagi itu, Jin Hwan duduk di bangunya ia melihat punggung sang kekasih dari belakang. Ke 5 temanya hanya menatap iba pada namja mungil itu, Jun Ho mendekati Jin Hwan untuk menenangkanya.

"Hyung, gwenchana ?"

"ne, Jun Hoo Gwenchana !

" Kau yakin Hyung, sepertinya kau sedang tidak sehat apa aku harus membawamu ke UKS ?"

"ani , Jun Ho ya Gwenchana..

Hanbin mendengar suara Jin Hwan lemah, sebenarnya ia khawatir namun apa boleh buat ia harus melakukan itu. Ya , mengacuhkan Jin Hwan sang kekasih demi kebahagiaanya namja mungil itu.

Flash Back

Han Bin disuruh untuk menghadap Kim Siwan, ya Kim Si Wa ayahanda Namjacingunya Kim Jinhwan. Pagi itu hanbin sudah sangat bahagia ingin menjemput sang kekasih, namun terlebih dahulu ia melangkah menemui sang calon mertua.

Tok tok

"masuk !"

" Ahjusi, anda ingin bertemu dengan saya ?"

"duduklah !"

"Ne..."

" Han Bin, kau tau kenapa aku memanggilmu kemari ?

Hanbin bingung..

"tiggalkan Jin Hwan !!!!!!"

Brak, hati Han bin merasa sakit harapan indah yang tadi membayangi pikiranya berubah 180% menjadi kebalikanya, ia disuruh meninggalkan kekasih tercintanya.

" Aku tidak ingin, anakku denganmu karena kau tau ayahmu telah menghianatiku !"

"Tapi Ahjusi !"

" Ayahmu telah melepaskan kontaknya denganku dan memilih perusahaan lain, ia telah menghianatiku aku tidak suka itu, dan lagi pula aku tidak begitu suka denganmu"

"Ahjusi, saya tidak tau masalah anda dengan orang tua saya, tapi saya mohon jangan jauhkan saya dari anak anda, karena saya bisa mati !" ucap Hanbin sambil menitihkan air matanya.

" Jauhi Jin Hwan atau aku akan melempar keluargamu ke jalanan ?"

Ya. Kim Siwan memang seorang penguasa, ia tidak segan segan menginjak membunuh dan menyakiti orang yang telah menghianatinya ataupun menolaknya. Orang Tua Hanbin telah membuat kesalahan dengan memutus kontrak kerja dengan orang tua Jin Hwan, meskipun hal tersebut demi kebaikan bersama. Namun Kim Siwan tidak bisa menerima dan tidak mau tau.

...

Hanbin masih terus setia dan bahagia bersama Jin Hwanhari-hari mereka lewati dengan indah dan penuh dengan kasih sayang. Namun haltersebut berubah menjadi histeris ketika Kim Siwan yang tidak perah main-maindengan ancamanya melakukan tindakan keji yaitu,,,,


Next capt akan aku baut sedih banget, mungkin bisa beberapa chapt hehe..

Sacrifiece of Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang