Pohon Cery

180 15 6
                                    

Jinhwan Pov

Air mataku tak pernah bisa berbohong. Aku sangat merindukannya, hanya saja saat ini aku cuma pura-pura tegar.

Aku memutuskan untuk menenangkan pikiran menuju taman belakang RS.
Tap
Tap
Tap

Aku sampai ditaman belakang, udaranya sejuk dingin. Ku pandangi setiap sudut taman RS, hingga  aku menangkap sosok  tengah memandangi langit di bawah pohon cery di tengah taman.

Nampaknya ia seorang pasien, apa dia tidak kedinginan angin berhembus sangat kencang. Bagaimana jika sakitnya tambah parah? Itulah yang sekiranya aku fikirkan.

Ku coba untuk mendekatinya, namun Beru beberapa langkah aku mendekat pasien itu berkata.." Kau sudah kembali sus, kau benar disini dingin sekali udaranya ".   suara itu, suara itu. Membuatku membeku, suara yang teramat aku rindukan. Tapi kenapa suara itu ...

Aku masih membeku, jujur aku ingin sekali berlari ke arah pasien itu, aku berharap itu memang dia. Suara yang orang yang teramat sangat ku rindukan. Namun aku ragu, jika bukan bagaimana ? 

Aku masih setia menatap punggung pria yang tengah duduk di kursi roda dengan ciet yang menutupi kepalanya serta syal yang melingkar dipotongan lehernya.

Beberapa menit berlalu, aku hanya diam tanpa kata. Dan tentu saja hal itu membuat orang itu memutar ke arahku, dan... Betapa terkejutnya aku, dia, dia yang selama ini kucari. Orang yang sangat aku rindukan.

Aku tak kuasa menahan rasa senang, kesal dan rindu hingga tak sadar jika air mataku mulai menetes deras lagi untuk kesekian kalinya karena namja didepan ku itu.

Kami saling menatap lama, hanya menatap. Ku langkahkan kakiku mendekatinya. Aku masih tak percaya jika orang di depanku ini adalah Hanbin.

"I i iinni bennar kau hiks.hiks ? Ku tangkap wajahnya. Tubuhku lemas hingga bersimpuh didepan namja yang teramat ku rindukan. " I i hiks ni hiks buk bukan mimpi hiks kan?

Namja di depanku masih setia dalam mode diamnya. Ku tatap matanya, dan kulihat matanya sama berkacamata sepertiku.a

"Hhhan. bin . What are u doing? Aku masih tidak percaya orang di depanku ini Hanbin. Hanbin yang sangat ku rindukan.

"Hhhyuuungg. Kau, kenapa kau bisa ada disini ? Jawab Hanbin gugup.

"Hiks hiks akhirnya hiks aku menemukanmu hiks, kau tau hiks aku hampir hiks gila karenamu" aku terus bicara dan manusia didepan ku masih terus menatapku.

Tunggu ! Tapi.. apa yang terjadi ? Kenapa dia ada dirumah sakit ? Kenapa dia duduk di kursi roda dan menggunakan baju pasien ?

Why? Apa yang terjadi padanya. Tubuhnya, Oh God aku baru sadar. Hanbinku semakin kurus dengan matanya yang sayu. Apa ini, kenapa dia ?

"Bin, ah ini benar kau kan ? Aku masih belum percaya jika mahluk di depanku ini adalah Hanbin. Ku cubit pipiku sekali lagi dan, "aw.. aku merasakan jika itu sakit. Jadi itu bukan mimpi. Segera ku rengkuh tubuh di kursi roda itu dengan erat seolah takut jika ia kembali pergi.

"Hhhhyunggg " kurasakan tubuhnya bergetar. Tubuhnya yang dingin dan semakin terlihat kurus. Ku buka pelukanku, ku tatap matanya.

"We , hiks we , kenapa kau meninggalkan aku begitu saja ? Dan, kenapa kau seperti ini , apa yang sebenarnya terjadi ? Aku tak sabar mengeluarkan sederet pertanyaan pada namja di depanku ini. Aku tak perduli dengan air mataku yang sudah mengajak sungai.

Dia masih diam menatapku, matanya terlihat juga berair. Aku tau jika ia merindukanku juga, aku melihat itu melihat matanya yang tak pernah bisa berbohong .

Sacrifiece of Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang