"Bob, lu tau kan dimana Hanbin ? Jinhwan mencoba untuk terus memaksa Bobby jujur tentang keberadaan Hanbin.
"Aku tak tau Hyung, aku bahkan. Sangat sulit melacaknya" Bobby mencoba berbohong pada jinhwan, sebanrnya ia tahu keberadaan Hanbin, tapi Hanbin dan keluarganya menyuruhnya untuk bungkam.
"Bob, gue mohon sekali saja ijin gue ketemu Hanbin, hiks, hiks, jika hiks dia nanti suruh gue pergi gue janji akan pergi sejauh mungkin hiks hiks dan tak akan pernah menemuinya lagi ,hiks ,hiks" jinhwan menangis bersimpuh dihadapan Bobby.Bobby yang melihat kondisi jinhwan hanya bisa pasrah. Ia tak mungkin menjawab, karena jika jinhwan tau keberadaan Hanbin pasti dia akan lebih sedih.
.
.
.
Berbulan-bulan Hanbin hanya bergelut dengan obat-obatan dan kamar rumah sakit.
Namun seolah tiada harapan lagi,
Kemo terapi bahkan tak berdampak apapun bagi Hanbin. Kini tubuhnya semakin kurus, matanya sayu dan rambutnya yang sudah sepenuhnya rontok.Hari-hari Hanbin habiskan dengan melukis, ditemani Jungkook yang selalu setia bersamanya. Jungkook memang dijodohkan dengan Hanbin, tapi ia memilih untuk menolak. Ia tahu Hanbin tak mencintainya dan hanya mencintai jinhwan , selain itu ia juga masih sangat mencintai kekasihnya, kekasih yang saat ini sudah direstui oleh ayahnya.
.
.
.
Detik demi detik berlalu, menit demi menit habis diterjang waktu, hari demi hari juga telah berganti, begitu juga Minggu. Hampir 9 bulan sudah Hanbin terbaring di ranjang rumah sakit. Silih berganti apa, Uma dan sahabat-sahabat Hanbin menjenguknya. Bahkan Jepang dan Korea bukan lagi seperti berbeda negara. Sahabat-sahabat Hanbin rela pulang pergi Korea Jepang untuk menjenguknya.Ya semua sahabat Hanbin mulai dari yoyo, Donghyuk , hayi, Hanna dan beberapa lainya kecuali Junho dan jinhwan mereka silih berganti berdatangan menengok Hanbin.
Sedangkan disisi lain, jinhwan terus saja memikirkan Hanbin. otaknya tak ada hentinya memikirkan Hanbin, dimana ia sekarang dan apa yang dilakukannya sekarang.
Kanada tak membuat namja mungil itu melupakan kekasih hatinya, belahan jiwanya. Jinhwan yakin jika Hanbin masih bernyawa ia pasti akan dipertemukan.
Jinhwan mencoba bangkit, ia bertekad menemukan Hanbin apapun itu. Ia mencintai Hanbin dan akan membawa Hanbin ya kembali. Ia berusaha untuk tidak sakit dan tetap sehat demi satu-satunya alasan dia ingin hidup yaitu seorang Kim Hanbin.
.
.
.Japanes Internasioanl Hospital
✍✍Seorang namja mungil berlari terburu-buru setelah ia mendapat kabar dari sang Hyung, jika ommanya dilarikan ke rumah sakit. Namja mungil yang baru saja pulang dari Kanada sesegera mungkin memesan tiket menuju Jepang usai mendarat di Seoul.
"Umma, , namja mungil berlari menghambur ke pelukan sang umma yang tengah terbaring di ruang rawat rumah sakit. "We, hiks umma kenapa?" Namja mungil itu nampak sedih dan khawatir melihat kondisi sang umma.
"Aniya sayang , gwenchana umma tak apa, hanya kelelahan mengurus perusahaan." Sang umma menjelaskan kondisinya kepada sang anak.
"Hem, jinhwan kapan kamu kembali ke Seoul ?
"Kemarin malam umma, aku sangat khawatir saat Tae-hyung menelfonku dan mengabari kondisi umma.""Umma, sekarang istirahatlah jangan fikirkan perusahaan , biar aku dan Tae-hyung yang mengurusnya. Jinhwan mengelus lembut tangan ummanya.
Saat ini hanya wanita itu yang bisa membuatnya bertahan. Mendampinginya menjemput bahagianya. Ia tak mau satu-satunya pendukung dalam hidupnya kenapa-napa. Sama halnya seperti Hanbin seorang Kim Minzi adalah segalanya juga untuk jinhwan.
"Hem, araseo.. umma percaya pada anak-anak umma. Jinhwan memeluk ummanya erat.
"Hwani, jaga umma ne , Hyung harus ke kantor ada rapat urgent. Taehyung yang sedari tadi mengamati adegan drama ibu dan anak itu memutuskan untuk pergi setelah mendapat telefilon dari kantornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifiece of Love
RomanceAku mencintaimu tapa alasan, aku mencintaimu karena Tuhan telah menetapkan hatiku padamu." "Hingga detik inipun aku masih-masih mencitaimu, tanpa kau sadari dan aku tidak ingin kau tahu betaba besar cintaku padamu"__ Kim Hanbin "Sedangkal itukah ci...